Berita Golkar – Hujan deras di Kota Kediri yang berlangsung kurang dari satu jam membuat sejumlah titik jalan protokol di Kota Kediri tergenang.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menilai, fenomena hujan deras selama beberapa hari terakhir disebabkan oleh gangguan dinamika atmosfer.
Pantauan Jawa Pos Radar Kediri, genangan terlihat mulai di Jl Diponegoro, Jl Hasanudin, Jl Joyoboyo, Jl HOS Cokroaminoto, dan beberapa ruas jalan lain sekitar pukul 16.20 kemarin. Di beberapa titik tersebut genangan air bahkan hampir setinggi lutut orang dewasa.
Akibatnya, banyak motor yang mogok karena nekat menerjang genangan air. Nampak pula banyak anak kecil dan warga setempat yang membantu pengendara motor dengan mendorongnya.
Prakirawan Cuaca BMKG Dhoho Kediri Mafian mengatakan, pada umumnya cuaca di Kediri Raya sudah memasuki musim kemarau. Fenomena hujan deras beberapa hari terakhir ini terjadi karena gangguan dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur.
Dinamika atmosfer itu kemudian berdampak pada terjadinya peningkatan pertumbuhan awan konvektif. Yaitu jenis awan yang sering menyebabkan hujan lebat disertai kilat petir.
“Dan juga angin kencang. Oleh karena itu masyarakat diharapkan mewaspadai,” urainya sembari menyebut potensi cuaca ekstrem itu masih akan berlangsung hingga 17 Mei mendatang.
Selain banjir di beberapa titik dalam kota, hujan deras kemarin sore juga menyebabkan pohon tumbang. Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri Joko Ariyanto mengatakan, ada dua pohon tumbang di waktu yang hampir bersamaan kemarin.
“Yang pertama di Jl Yos Sudarso, di Kelurahan Pakelan. Di sana dahannya patah. Kalau di Lingkungan Balekambang, Blabak lumayan besar pohonnya yang tumbang,” tutur Joko.
Di Jl Yos Sudarso, hujan deras menyebabkan dahan Pohon Bintaro patah. Sedangkan di Lingkungan Balekambang, Blabak, sebuah Pohon Trembesi dengan diameter hampir 80 centimeter tumbang. Akibatnya, pohon yang tumbang itu sempat menutup akses jalan. “Dari dua lokasi itu tidak ada korban jiwa atau kerusakan karena posisinya di jalan,” ungkap Joko.
Sementara itu terkait banjir, Joko mengatakan beberapa titik di dalam kota memang kerap menjadi langganan genangan.
Khususnya saat hujan sangat lebat sehingga menimbulkan antrean air menuju saluran drainase. Seperti kemarin sore, pihaknya juga mendapat laporan genangan di lingkungan Kelurahan Dandangan dan di depan RS Bhayangkara.
“Biasanya genangan itu sering terjadi di Jl Yos Sudarso, Jl Pattimura, Jl HOS Cokroaminoto, depan RS Bhayangkara, Jl Imam Bonjol. Tapi satu jam sampai dua jam biasanya sudah surut,” terang Joko.
Hal itu karena menurutnya, genangan itu terjadi karena ada antrean air menuju saluran drainase. Sehingga rata-rata sudah surut dalam 1-2 jam. “Karena debit hujannya juga tinggi, sehingga antre ke saluran airnya,” tandasnya.
Pantauan koran ini, genangan yang terjadi di sejumlah jalan protokol Kota Kediri juga jadi perhatian Walikota Kediri Vinanda Prameswati. Dia mengecek langsung problem genangan yang memang sering muncul saat hujan deras.
Beberapa kali, alumnus Universitas Brawijaya itu terlihat berbincang dengan warga yang berada di lokasi. “Penyelesaian tentang problem genangan saat hujan ini akan jadi fokus kami,” tegasnya. {}