09 Agustus 2021

Elektabilitas Terus Melejit, Anies Dinilai Tepat Berpasangan Dengan Airlangga di Pilpres 2024

Berita Golkar - Pengamat politik sekaligus Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan cocok berpasangan dengan Airlangga Hartarto pada Pilpres 2024 nanti. Dalam survei terbaru yang dilakukan Indostrategic, elektabilitas Anies kembali melejit.

Bersama Prabowo Subianto, Anies menjadi tokoh paling difavoritkan di Pilpres 2024. Refly pun menilai, kans Anies menjadi presiden cukup besar jika didukung partai besar seperti Golkar. Oleh karena itu, berpasangan dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto akan menjadi opsi terbaik bagi Anies.

“Airlangga sangat fleksibel untuk menjadi cawapres. Secara teori, Golkar bisa bergandeng dengan Anies dengan syarat Anies diendors oleh salah satu partai kecuali PPP,” kata Refly Harun dilansir dari kanal YouTube pribadinya, Senin (9/8/2021).

Baca Juga: Dinilai Sukses Bawa RI Keluar Dari Resesi Ekonomi, CSIS Apresiasi Airlangga Hartarto

Lanjut Refly, mencari kendraan politik tidak akan sulit bagi Anies jelang Pilpres 2024 nanti. Hal tersebut karena elektabilitas Anies yang terus melejit bakal menjadi daya tarik bagi partai politik. “Intinya, sepanjang dia kuat, nanti partai akan berbondong-bondong datang kepadanya. Itu kuncinya,” pungkas Refly.

Elektabilitas Anies Hampir Samai Prabowo

Berdasarkan rilis survei Indostrategic, persentase keterpilihan Prabowo dan Anies hanya berbeda 0,5 persen. Prabowo 17,5 persen, sedangkan Anies 17 persen. Menurut Khoirul, Prabowo masih unggul lantaran faktor post-election effect.

Dilansir dari BangkaPos.com, Prabowo telah menginvestasikan namanya dalam tiga kali penyelenggaraan pemilu, yakni Pemilu 2009, Pemilu 2014, dan Pemilu 2019.

Baca Juga: Robert J Kardinal Desak Pemerintah Tunda PON XX Papua, Ini Alasannya

"Sehingga, keuntungan tersebut bisa memberikan electoral leverage untuk menempatkan nama beliau tetap pada memori politik publik untuk menempatkan nama Pak Prabowo di angka yang relatif terjaga," kata dia.

Sementara itu, nama Anies Baswedan yang menempel Prabowo di posisi kedua kemungkinan besar dipengaruhi oleh faktor publisitas yang tinggi terkait perannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Besar kemungkinan hal ini juga dipengaruhi oleh besarnya media coverage dari peran bersangkutan dalam proses penanganan pandemi," kata Khoirul. Selanjutnya, pada posisi ketiga ada nama Ganjar Pranowo yang mendapatkan angka 8,1 persen responden pemilih.

Baca Juga: Dukung Ketum Golkar Airlangga, Pria Berjaket Merah: AH Bukan Pinokio, AH Super Hero

Berikutnya, Ridwan Kamil dengan 7 persen, Sandiaga Uno 6,8 persen, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 6,4 persen, Tri Rismaharini 4,1 persen, Gatot Nurmantyo 1,8 persen, Khofifah Indar Parawansa 1,8 persen, dan Erick Thohir 1 persen.

Kemudian, tokoh-tokoh yang mendapat angka di bawah 1 persen di antaranya Ahmad Syaikhu 0,6 persen, Puan Maharani 0,6 persen, Surya Paloh 0,6 persen, Muhaimin Iskandar 0,5 persen, Airlangga Hartarto 0,5 persen, Sri Mulyani 0,4 persen, Tito Karnavian 0,3 persen, Moeldoko 0,3 persen dan Zulkifli Hasa 0,2 persen.

Adapun Indostrategic menjalankan survei nasional ini dengan menggunakan metode multi-stage random sampling yang melibatkan jumlah sampel 2.400 responden di 34 provinsi.

Baca Juga: Sambut HUT RI Ke-76, Golkar Bangli Bakal Gelar Pelatihan Kewirausahaan dan Donor Darah

Survei ini digelar pada 23 Maret hingga 1 Juni 2021 dengan pendekatan face to face interview yang memenuhi protokol kesehatan. Lembaga survei Indostrategic belum terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) sebagai anggota dari Perhimpunan Survei Opini Publik (Persepi).

Menurut Khoirul, hal tersebut dikarenakan proses administrasi di Kemenkumham memakan waktu cukup lama. Hingga kini, pihaknya masih menunggu proses tersebut selesai dilakukan. Rilis pun akhirnya digelar sembari menunggu hasil proses akta notaris disahkan di Kemenkumham.

"Proses pendaftaran Persepi segera kami lakukan setelah akta notaris kami di-approve Kemenkumham. Saat ini kami masih menunggu proses di Kemenkumham yang ternyata cukup lama. Karena kalau masih harus menunggu approval tersebut, data survei menjadi kurang relevan," kata Khoirul saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

Terkait pendanaan survei, ucap Khoirul, Indostrategic memiliki dana yang berasal dari dua klien atau mitra. {palu.tribunnews}

fokus berita : #Refly Harun #Airlangga Hartarto #Anies Baswedan