20 Agustus 2021

Kritisi Penghapusan Mural, Mahyudin: Pemerintah Harus Terbuka Dengan Kritik Masyarakat

Berita Golkar - Mural mengkritik penanganan COVID-19 dengan kalimat-kalimat 'sarkasme' muncul di Tangerang dan sejumlah wilayah lain di Indonesia. Sikap aparat merespons mural ini dengan menghapusnya juga menuai kritikan. Wakil Ketua DPD RI, Mahyudin, ikut merespons ramainya mural kritik terhadap pemerintah ini.

"Ya pemerintah menurut saya harus terbuka atas kritik, dengan adanya vaksin tidak merata, ada yang kekurangan vaksin di daerah dan sebagainya, pemerintah harus terbuka dan berani akui kekurangan," kata Mahyudin saat dimintai tanggapan, Jumat (20/8).

Tak hanya untuk pemerintah, Mahyudin juga menyoroti kritik yang disampaikan. Menurutnya, kritik juga harus objektif bukan subjektif. "Jadi berlebihan juga hentikanlah kritik-kritik yang tidak membangun, pemerintah harus lebih membuka mata telinga mendengarkan aspirasi masyarakat, tapi juga masyarakat memberi kritik yang solutif membangun," papar Mahyudin.

Baca Juga: Andi Rio Idris Padjalangi Minta Generasi Muda Implementasikan Nilai-Nilai UUD 1945 Di Tengah Pandemi

"Bukan menyalahkan. Saya kira itu tidak menyelesaikan masalah, kita memaki-memaki presiden itu juga tidak menyelesaikan masalah. Nah, kita minta presiden dan jajaran menyelesaikan pandemi dengan baik," tambah Mantan Pimpinan MPR ini.

Lebih lanjut, Mahyudin berpendapat, situasi saat ini memang serba complicated. Menurutnya, pemerinah juga sudah cukup bekerja walaupun mungkin tidak bisa disebut masyarakat sudah puas dalam penanganan pandemi ini.

"Ya harapan kita pemerintah tetap meningkatkan kinerjanya dalam rangka penanganan pandemi. Misal di banyak negara vaksinasi di atas 60 persen, kita setengah mati mungkin belum di angka 40 persen masih di angka 30 persen.

Baca Juga: Senang Harga TBS Melejit, Alien Mus: Industri Kelapa Sawit Motor Penggerak Ekonomi Nasional

Mungkin catatan, apakah kita lalai, sistem kita seperti apa, ini yang harus diperbaiki. Menurut saya ini yang harus diperbaiki, vaksinasi masyarakat harus bisa di atas 60 persen biar kita bisa herd immunity," tandas Mahyudin.

Sebelumnya, mural digambarkan pada dinding dengan ukuran 2 x 1 meter. Tampak sosok mirip Jokowi berwarna abu-abu, hitam dan putih, dengan bagian mata yang diberikan garis merah tebal bertuliskan '404:NOT FOUND'.

Namun, kini gambar tersebut pun telah dihapus pihak kepolisian setempat lantaran dikhawatirkan dapat menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan.

Baca Juga: HUT RI Ke-76, Menperin Agus Gumiwang Harap Industri Dalam Negeri Bisa Mandiri dan Berdaulat

"Sudah dihapus sejak kemarin Kamis (12/8) oleh petugas setempat. Kami lihat gambar mirip Presiden RI (Jokowi). Dan itu sebagai lambang negara dan pimpinan tertinggi, makanya kami lakukan langkah itu untuk menghindari adanya penafsiran yang salah," kata Kasubag Humas Polres Metro Tangerang Kota, Kompol Abdul Rachim, Jumat (13/8). {kumparan}

fokus berita : #Mahyudin