Nusron Wahid Dinilai Pas Dampingi Yahya Cholil Staquf Jadi Sekjen PBNU, Syaratnya Mundur Dari Golkar
24 Desember 2021

Berita Golkar - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Akhmad Khoirul Umam menilai, politikus Nusron Wahid dinilai cocok menjadi Sekjen (Sekretaris Jenderal) PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) mendampingi KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya periode 2021-2026.
Umam, begitu dirinya disapa, menyebut Nusron Wahid bisa menjadi pendukung yang memadai untuk mengelola fungsi keorganisasian PBNU secara efektif.
"Dia juga memiliki kemampuan komunikasi politik publik yg lebih luwes, mudah cair dengan berbagai elemen bangsa," katanya kepada Pikiran-Rakyat.com, Jumat, 24 Desember 2021.
Baca Juga: Hari Ibu, KPPG Beri Penghargaan Kepada Yanti Airlangga, Hetifah Hingga Nurul Arifin
Umam juga menilai, Nusron Wahid juga memiliki energi besar untuk turun basis dan mengonsolidasikan struktur jam'iyah Nahdlatul Ulama se-Indonesia dan juga PCI-NU di 39 negara di dunia.
Hanya saja, Umam berpendapat, ketika Nusron Wahid mau bergabung di kepengurusan PBNU, ia harus mengundurkan diri dari struktur Golkar. "Selanjutnya bisa fokus berkhidmat untuk PBNU," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya, terpilih menjadi Ketua Umum PBNU Periode 2021-2026 setelah penghitungan suara yang dilaksanakan dalam rangkaian Muktamar ke-34 NU di Lampung. Gus Yahya meraih sebanyak 337 suara. Sementara petahana, KH Said Aqil meraih 210 suara.
Baca Juga: Sambangi Kelompok Tani di Kertasari Ciamis, Ini Cara Agun Gunandjar Wujudkan Petani Milenial
Profil Gus Yahya
Gus Yahya tersebut lahir di Rembang pada 16 Februari 1966. Dia adalah saudara dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, alias Gus Yaqut dan putra dari KH. Muhammad Cholil Bisri, salah satu pendiri PKB dan pengasuh pondok pesantren Roudlotut Tholibien, Leteh, Rembang, Jawa Tengah.
Yahya Cholil Staquf pernah menimba ilmu di pesantren asuhan KH. Ali Maksum di Madrasah Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta. Pada jenjang pendidikan tinggi, dia tercatat pernah menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada.
Pada saat menjadi mahasiswa, dia juga aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta, lalu sejak 2015 hingga kini menjadi Sekretaris Umum/ Katib Syuriah PBNU.
Baca Juga: Andik Basuki Rahmat Terpilih Aklamasi Pimpin Golkar Jombang
Yahya Cholil Staquf memiliki kedekatan dengan Gus Dur karena pernah menjadi juru bicara Presiden Gus Dur dan pada era Presiden Jokowi menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara, Jakarta sejak 31 Mei 2018 hingga kini.
Dia memiliki jaringan internasional sejak tahun 2014 dengan menjadi salah satu inisiator/pendiri institut keagamaan di California, Amerika Serikat yaitu Bayt Ar-Rahmah Li ad-Da’wa Al-Islamiyah rahmatan Li Al-alamin yang mengkaji agama Islam untuk perdamaian dan rahmat alam.
Tidak hanya itu, Yahya Cholil Staquf juga pernah dipercaya menjadi tenaga ahli perumus kebijakan pada Dewan Eksekutif Agama-Agama di Amerika Serikat-Indonesia yang didirikan berdasarkan perjanjian bilateral yang ditandatangani oleh Presiden Obama dan Presiden Jokowi pada Oktober 2015 untuk menjalin kemitraan strategis Amerika Serikat-Indonesia.
Baca Juga: Bamsoet Dukung Bandara Kertajati Buka Penerbangan Haji dan Umrah
Tidak hanya itu, dia pernah didaulat sebagai utusan GP Ansor dan PKB untuk jaringan politik tersebar di Eropa dan Dunia, Centrist Democrat International (CD) dan European People’s Party (EPP).
American Jewish Committee (AJC) pernah mengundangnya berpidato tentang resolusi konflik keagamaan di sana dan menawarkan gagasan bernas. Gus Yahya pun sering didaulat menjadi pembicara internasional di luar negeri.
Pada Juni 2018, Yahya Cholil Staquf menjadi pembicara dalam forum American Jewish Committee (AJC) di Israel. Dia mengatakan mendapatkan undangan secara pribadi oleh salah satu simpul jaringan internasional Gus Dur untuk berbicara di forum yang sama seperti yang dilakukan presiden keempat Indonesia tersebut 16 tahun sebelumnya. {pikiran-rakyat}
fokus berita : #Akhmad Khoirul Umam #Nusron Wahid