Dampingi Petani Hingga Ekspor Tanaman Hias ke Belanda, Nusron Wahid Apresiasi Kerja BNI-Jamkrindo
27 Juni 2022

Berita Golkar - Keberhasilan duet PT Bank Indonesia dan PT Penjaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) membina petani hingga menembus pasar ekspor perlu ditiru oleh lembaga keuangan lainnya.
Saran ini disampaikan anggota Komisi VI DPR Nusron Wahid merespons keberhasilan petani Bogor mengekspor ke Belanda. Sebab, lebih dari 1000 petani pohon yang dibina PT Minaqu Indonesia mendapatkan fasilitas kredit dan penjaminan kredit melalui skema kredit usaha rakyat (KUR).
"Saya salut, apreciate dan bangga dengan BNI dan Jamkrindo yang berhasil membina petani milineal atau smart farmer sampai bisa ekspor," ujar Nusron Wahid, di sela-sela meninjau tanaman eksport di tempat induksi Esperit Rosendaal, Gravenzande Belanda, baru-baru ini.
Baca Juga: Kunjungi Kota Cilegon, Andika Hazrumy: PK & PL Ujung Tombak Kemenangan Golkar di Pemilu 2024
Nusron menjelaskan alasan ia menyarankan perlu ditiru, Alasannya, selain membiayai dan menjamin, perusahaan tersebut juga mencarikan mitra agar ekosistem bisnisnya bisa berkelanjutan.
"Ini yang disebut one stop service. Close lub sistem. Sehingga petani dan UMKM tidak sendirian, tapi terdampingi sehingga mendapatkan solusi," terang Wakil Ketua Umum PBNU ini.
Nusron menjelaskan, skema KUR yang diberikan BNI-Jamkrindo pada petani pohon di kawasan Bogor mencapai Rp 50 miliar. Sedangkan pohon dan tanaman yang dieskpor adalah tanaman hias dengan kontrak produksi 7 juta pohon per tahun.
Baca Juga: Ace Hasan Ajak Seluruh Kader Golkar Jawa Barat Solid Dukung Airlangga Hartarto di Pilpres 2024
"Tanaman hias asli Indonesia yang diekspor mulai Homalomena, Scindapsus, Alocasia, Ardisia, Cyrtosperma, Aglonema. Omsetnya mencapai 7 juta pohon setahun. Satu pohon rata-rata 1 dolar AS , sehingga omzet mencapai 7 juta dolar AS atau setara dengan Rp 100 milar setahun," ungkap Nusron.
Tanaman hias asli plasma nutfah (hutan) Indonesia sangat diminati oleh negara subtropis (Eropa, Amerika, Jepang, Korea). Kebanyakan sebagai hiasan dalam ruangan atau untuk Terrarium dan Paludarium bahkan Aquascape,
Menurut data AIPH, pasar global florikultura sebesar Rp 5 ribu per tahun, mengalahkan konsumsi kopi dan teh sebesar Rp 3 ribu triliun per tahun. Pasar global saat ini dikuasai oleh Belanda 40 persen, Jerman 15 persen, Ecuador 15 persen, Thailand 8 persen, Vietnam 6 persen Singapore 5 persen dan Indonesia 0,08 persen.
Diungkapkan Nusron, selama ini banyak tanaman hias plasma nutfah Indonesia diambil oleh China dan diperbanyak di laboratorium di China lalu mereka menjual ke distributor di Belanda dan Amerika. {rmol}
fokus berita : #Nusron Wahid