21 November 2022

Bak Belut Tersiram Oli, Panda Nababan Ungkap Kelihaian Gaya Berpolitik Partai Golkar

Berita Golkar - Menjelang tahun politik 2024, sejumlah partai dan tokoh politik terus melakukan manuver mengusung calon presiden pilihannya. Tidak kecuali dewan kehormatan DPP Partai Golkar, Akbar Tanjung.

Akbar Tanjung, sebelumnya pernah menyatakan dirinya mendukung Anies Baswedan maju sebagai capres 2024. Namun, dukungan Akbar tak sampai sepekan setelah NasDem memberikan sobekan tiket capres untuk Anies. 

Pernyataan Akbar lantas menjadi bahan percaturan politik di Indonesia. Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Panda Nababan merespon hal tersebut. Bahwa, Golkar merupakan partai yang besar nan lihai. 

Tidak hanya itu, partai berlambang beringin tersebut juga dinilai memang senang melakukan manuver-manuver politik. "Bicara soal Akbar, memori aku langsung mengingat bagaimana partai Golkar yang harus diperhitungkan dalam kelihaian permainannya," katanya pada Senin, (21/11/2022).

Baca Juga: Tuding Negara Tak Peduli Ketahanan Pangan Rakyat, Alien Mus: Anggarannya Saja Kecil!

Di matanya, Partai Golkar memang begitu menarik karena memiliki berbagai cara-cara tipu daya. Panda memiliki pengalaman pahit dengan Golkar. Hal tersebut terjadi pada masa pemilihan presiden Megawati melawan Gus Dur. 

Waktu itu, perolehan suara masih dilakukan dengan cara voting lewat MPR di tempat. Akbar mendukung Megawati menjadi presiden dengan kesepakatan PDIP memberikan 100 kursi untuk mendukung Akbar menjadi ketua DPR.

Sebaliknya, 100 kursi dari Golkar akan memenangkan Megawati. "Sudah ada perjanjian dan disaksikan DPP kita," tuturnya. Pada waktunya tiba, Akbar berhasil meraih kursi DPR sementara Megawati justru kalah melawan Gus Dur. Apa yang dijanjikan Akbar tidak sesuai dengan kenyataan.  

Usut punya usut, Akbar berdalih bahwa kader partainya masih banyak yang sukar dengan presiden perempuan. "Hebat kau yah, kau ku lihat kaya belut saja. Memang, sudah belut campur oli, Licin," ujar Pandan kepada AKbar waktu itu. "Di situlah pembelajaran paling pahit bagaimana sepak terjang Golkar berpolitik," lanjutnya. (sumber)

 

fokus berita : #Panda Nababan