20 Desember 2022

Airlangga Hartarto Curhat, Ingat Masa Sulit Saat Covid-19 Landa Indonesia

Berita Golkar - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengenang kembali momen awal munculnya virus corona di Indonesia. Usai Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus perdana Covid-19, kondisi ekonomi mulai goyang.

Dimulai dari harga saham yang anjlok hingga Rp 3.000 per lembar saham. Lalu nilai tukar rupiah terhadap dolar naik sampai Rp 16.000.

"Yang paling menegangkan itu di bulan Maret 2020, sesaat setelah diumumkan (kasus pertama) kemudian stok market turun sampai Rp 3.000," kata Airlangga dalam Peluncuran Buku Penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, di Hotel Fairmont, Selasa (20/12).

Baca Juga: John Kenedy Azis Optimis Program PENA Bisa Diterima Baik Masyarakat

Menurut catatan, pada Maret 2020 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang pernah terjun bebas di level 3.937. Angka ini turu hampir setengahnya jika dibandingkan dengan kondisi awal tahun 2022 yaitu 6.300.

Kondisi ekonomi makin suram ketika Indonesia tidak memiliki persediaan obat-obatan dan Alat Pelindung Diri (APD). Masker medis pun sempat hilang di pasaran karena tingginya permintaan. "Itu adalah satu titik yang gelap, dan disitu belum ada obat-obatan. Belum ada APD, masker hilang," kenang Airlangga.

Pemerintah pun melarang ekspor APD. Padahal sebelumnya Indonesia menjual sebagian masker keluar negeri. Kebijakan ini bukan sesuatu yang mudah dikeluarkan pemerintah. Mengingat harus tetap mengurus bea cukai. Urusan diplomasi pun menjadi hal yang paling menegangkan bagi Airlangga. "Itu adalah di awal kita menangani covid dan itulah yang paling menegangkan," tuturnya. (sumber)

 

fokus berita : #Airlangga Hartarto