Catatan Akhir Tahun Hetifah Untuk Kemajuan Pariwisata Indonesia
27 Desember 2022

Berita Golkar - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf RI) menyampaikan berbagai capaian sektor pariwisata dan ekonomi kreatif setahun terakhir pada acara “Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) 2022” (26/12/2022).
Dalam acara tersebut, Menparekraf Sandiaga Uno menyampaikan peningkatan atas nilai devisa pariwisata, kontribusi PDB pariwisata, ekspor Ekraf, jumlah wisatawan mancanegara dan nusantara, nilai tambah ekonomi kreatif, dan jumlah kerja tenaga Parekraf.
Sandiaga Uno menyampaikan arahan umum dan kunci keberhasilan capaian Parekraf 2022. “Berbagai upaya telah dilakukan agar bangkit lebih cepat dan pulih lebih kuat, pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu, dan memahami kebutuhan masyarakat melalui inovasi kolaborasi dan adaptasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sandi juga memaparkan berbagai capaian Parekraf yang berhasil melampaui target 2022 dan menargetkan target berkali lipat di tahun 2023. Menurut data BPS yang terbit pada Oktober 2022, kunjungan Wisman sudah mencapai 3.92 juta dan pergerakan Wisnus mencapai 633 juta.
Baca Juga: Berbagi Ribuan Paket Sembako, Ultah Pernikahan Ke-34 Idris Laena Dihadiri Airlangga Hartarto
Sedangkan di sisi ekonomi kreatif, ekspornya sudah mencapai US$ 24,79 miliar atau meningkat 3,8 persen, dan dengan nilai tambah sebesar Rp 1,236 triliun. “Ekraf menjadi leaders dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tambah Sandiaga. Hetifah Sjaifudian, Wakil Ketua Komisi X DPR RI memberikan apresiasinya atas berbagai capaian sektor Parekraf Indonesia.
“Selain berbagai capaian yang disampaikan Menparekraf tadi, Indonesia juga telah meraih berbagai prestasi di level internasional, di antaranya Bali sebagai The Greatest Place 2022 oleh TIME Magazine, The World’s Happiest Holiday Destinations 2022 oleh Club Med Prancis, peringkat Indonesia dalam Global Tourism Index meningkat, Indonesia ditetapkan sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia tahun 2022 berdasarkan standar Global Muslim Travel Index (GMTI), Lonely Planet memasukkan Raja Ampat kedalam daftar ‘Best Travel Destinations’ untuk tahun 2023, dan masih banyak capaian lainnya,” beber Hetifah.
Namun, Hetifah memberikan beberapa catatan evaluasi yang perlu diperhatikan sektor Parekraf Indonesia, di antaranya kasus polemik tiket dan izin masuk Komodo dan Candi Borobudur. “Pertama, ketidakpastian harga tiket mempengaruhi minat para wisatawawan asing, bahkan banyak yang jadi membatalkan perjalanannya ke wilayah Labuan Bajo dan Candi Borobudur. Hal ini dianggap merugikan pelaku usaha lokal.
Namun, di sisi lain, pemerintah menilai kebijakan tersebut diperlukan untuk konservasi cagar budaya dan alam,” ucap Hetifah yang juga pernah menjadi Ketua Panitia Kerja Pemulihan Pariwisata DPR RI.
Baca Juga: Airlangga Hartarto: Golkar Membangun Untuk Semua Tanpa Membedakan
Lebih lanjut, Hetifah menyoroti implementasi Program Desa Wisata yang dinilai belum optimal. “Program Desa Wisata sangat baik untuk memajukan usaha wisata lokal, namun pada implementasinya belum optimal. Contohnya, kurangnya perhatian Dispar dalam program pengembangan dan pendampingan, serta persoalan dana yang masih masuk Dana Desa dan bukan APBN/dana Dispar.
Selain itu terjadi kebingungan akibat nomenklatur yang tumpang tindih, seperti kata ‘Desa’ yang masuk ranah Kemendes dan 'Wisata' yang masuk ranah Kemenpar,” kata Hetifah. Hetifah juga menyampaikan dua regulasi yang menjadi perhatian masyarakat.
“UU KUHP dengan pasal zina yang dikhawatirkan akan diimplementasikan secara ugal-ugalan dan merugikan wisatawan mancanegara. Selain itu, ada rencana merevisi UU 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Sehingga berbagai hal di tahun 2022 dan masukan dari semua stakeholders harus menjadi masukan perbaikan UU tersebut,” kata Hetifah.
Terakhir, Hetifah menekankan pentingnya membangun komunikasi publik hingga ke tingkat terkecil. “Berbagai persoalan di atas sebenarnya dapat dihindari jika informasi yang sampai ke masyarakat lebih utuh. Karenanya, saya mendorong upaya komunikasi publik yang lebih menyeluruh ke segala pihak dan tingkat, mulai dari kementerian dan lembaga hingga pelaku parekraf. Agar satu pemahaman dan dapat bergerak bersama lebih cepat,” ucap Hetifah. (sumber)
fokus berita :