02 Januari 2023

Perlu Perhatian Serius, Christina Aryani Peringatkan Pemerintah Peningkatan Ancaman Siber di 2023

Berita Golkar - Anggota Komisi I Christina Aryani menyoroti sejumlah catatan dalam bidang pertahanan, khususnya mengenai keamanan siber sebagai aspek yang patut menjadi perhatian pemerintah ke depan.

Kata dia, di antara isu strategis pertahanan yang menjadi dinamika selama ini, seperti konflik Laut Tiongkok Selatan, rivalitas global, konflik gray zone, dan lain-lain, ancaman serangan siber merupakan satu isu strategis yang patut menjadi perhatian dan dievaluasi serius. Apalagi diperkirakan tahun 2023, ancaman siber akan lebih meningkat lagi.

Karena menurutnya, bagi Indonesia, harus diakui keamanan siber menjadi pekerjaan rumah yang mendesak diselesaikan. Banyaknya pengalaman selama ini memperlihatkan rentannya Indonesia pada aspek ini.

Baca Juga: Nusron Wahid: Sistem Pemilu Terbuka Cerminan Kehendak Rakyat Sesungguhnya

"Ancaman siber juga diperkirakan akan meningkat pada tahun 2023. Acronis, perusahaan keamanan siber yang bermarkas di Swiss dan Singapura mengatakan data yang dihimpun dari TechRadar memprediksikan adanya peningkatan ancaman siber secara pesat di tahun 2023 utamanya menyangkut pembobolan data pribadi. Ancaman siber dari email jahat dan phising juga naik sebanyak 60% sementara serangan rekayasa diperkirakan meningkat 3%," katanya.

Lebih lanjut, dia menyampaikan, para pakar memperkirakan serangan siber pada tahun 2023 akan berkisar pada tiga hal, yaitu APT (Advanced Persistent Threat), ransomware, dan supply chain attack. Dalam wujudnya APT seringkali berbentuk serangan state actor seperti serangan APT-29 dari Rusia yang sebelumnya pernah dituduhkan AS dan sekutunya.

"Menyikapi dinamika seperti ini, pemerintah perlu memastikan langkah antisipasi sekaligus solusi agar Indonesia bisa lebih tangguh menghadapi ancaman siber. Salah satunya melalui dorongan meningkatkan kapasitas negara menurunkan risiko dan menanggulangi serangan siber," terang politikus Partai Golkar ini.

Baca Juga: Optimis Menang Pemilu, Ambas Syam Serahkan SK Pengesahan Komposisi Kepengurusan Golkar Gowa

Maraknya kejadian peretasan data selama tahun 2022, yang jika merujuk data BSSN terdapat sekurangnya 700 juta serangan siber patut menjadi peringatan serius agar negara lebih optimal lagi memperkuat pertahanan sibernya.

"Kemhan, TNI, BIN, BSSN, Kominfo dan kementerian/lembaga teknis pendukung lain perlu memberikan perhatian serius pada isu keamanan siber sehingga memasuki tahun 2023 Indonesia mampu meningkatkan ketangguhan sibernya," tuntasnya. (sumber)

fokus berita : #Christina Aryani