07 Januari 2023

Salut! Dedi Mulyadi Apresiasi Supir Truk Jujur Asal Karawang Kembalikan Uang Jutaan Rupiah Dalam Kresek

Berita Golkar - Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi salut dengan kejujuran Herman (68), sopir truk asal Wadas, Karawang yang mengembalikan uang jutaan rupiah dalam keresek. Dedi Mulyadi menilai sikap jujur Herman layak diteladani. Kejujuran Herman terungkap saat Dedi Mulyadi bertemu dengan sopir truk itu disebuah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kabupaten Subang.

Saat itu, Kang Dedi, sapaan akrab Dedi Mulyadi, melihat truk terparkir di arah keluar SPBU. Saat didatangi, Kang Dedi melihat sopir sedang tertidur.  Sesaat kemudian, dia terbangun dan berbincang dengan Kang Dedi. Dalam perbincangan itu, Kang Dedi mengaku sebagai preman dan meminta Herman membayar uang parkir sebesar Rp500.000.

“Kalau di SPBU ini harus bayar sama saya karena saya yang pegang wilayah sini. Sini bayar atau ban saya kempesin,” kata Kang Dedi. Namun Herman hanya memiliki Rp182.000. Kang Dedi yang mengaku sebagai preman pun "merampas" uang tersebut. Herman pasrah lalu turun dari truk.

Baca Juga: HUT Ke-63, Bambang Hermanto Pimpin Ormas MKGR Jabar Ziarah Makam di TMP Cikutra Bandung

Di sela obrolan, Kang Dedi diam-diam menyelipkan uang pecahan Rp100.000 dengan total jutaan rupiah ke keresek merah di bagasi truk. Setelah itu, Kang Dedi kembali berbincang dengan Herman.

Seusai berbincang Kang Dedi pergi. Sedangkan Herman kembali masuk ke dalam truk. Di bagasi truk. Herman menemukan uang jutaan rupiah dalam kantong keresek.  Karena merasa uang itu bukan miliknya, Herman pun menyusul Kang Dedi yang masih berada di area SPBU. Sopir itu pun menghampiri Kang Dedi yang masih di area SPBU.

Dia menanyakan perihal uang tersebut lantaran bukan miliknya. “Ini bukan uang saya, Pak. Tadi ada di plastik, saya mau kembalikan ke yang punya,” kata Herman. Kang Dedi kemudian memintanya untuk menyimpan uang tersebut. Namun permintaan itu ditolak karena sang sopir merasa itu bukan haknya.

Baca Juga: Indonesia Butuh Airlangga!

“Bapak kan butuh untuk bayar utang SIM. Ya sudah kalau tidak mau, titipkan saja ke petugas SPBU,” kata Dedi yang langsung diikuti saran tersebut oleh sang sopir. “Uang saya mah hanya ini Rp182.000,” timpal sopir.

Beberapa saat kemudian Kang Dedi menjelaskan uang tersebut adalah pemberian darinya. Uang itu diberikan untuk Herman membayar utang SIM dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seketika sopir itu pun menangis dan memeluk Kang Dedi.

 “Ini perjuangan seorang bapak umur 68 tahun tengah malam bekerja dan masih punya anak kecil dan orangnya jujur uang dikembalikan karena bukan haknya. Kejujuran itu ada di orang kecil dan orang yang butuh,” tutur Kang Dedi.

Baca Juga: Puteri Komarudin: Partai Golkar Minta Kaum Millenial Dimudahkan Miliki Rumah Murah

Rupanya, di tengah obrolan di luar, Kang Dedi Mulyadi tiba-tiba masuk ke dalam truk. Sementara sopir yang tampak kebingungan dan takut hanya bisa pasrah menunggu di luar truk. Ternyata di dalam truk Kang Dedi memasukkan sejumlah uang ke dalam ke kantong plastik warna merah milik sopir tersebut.

Diketahui, Herman terpaksa istirahat di SPBU karena lahan parkir di gudang sedang penuh. Sementara dia baru kebagian jadwal bongkar muatan esok pagi. “Ini mau kirim popok dari pabrik di Karawang ke gudang di Subang. Istirahat di sini, soalnya kalau di tempat lain belum tentu aman,” kata Herman.

Setiap mengantar, Herman mengaku mendapatkan uang jalan sebesar Rp700.000. Uang tersebut digunakan untuk membeli solar, makan dan bongkar muatan. Dalam sekali jalan dia hanya mendapat upah Rp100.000-Rp200.000.

Baca Juga: Menteri BUMN Resmikan Pabrik Minyak Makan Merah, Wagubsu Musa Rajekshah: Jangan Ada Lagi Kelangkaan!

Di usianya yang sudah tidak muda lagi, Herman tetap melakoni pekerjaan sebagai sopir truk dan harus rela istirahat di SPBU. Sebab Herman merasa bertanggung jawab kepada keluarganya.

Apalagi, Herman masih memiliki satu anak yang sekolah di kelas 2 SD. “Sekali jalan paling dapat Rp100.000. Paling besar Rp 200 ribu. Sebulan paling jago juga dapat di atas Rp2 juta,” ujar Herman.

Herman menuturkan, sempat menganggur selama tiga bulan karena surat izin mengemudi (SIM) mati. Dia baru bisa kembali bekerja setelah membuat SIM baru hasil meminjam uang Rp1,2 juta ke tetangga. Utang itu dicicil selama 5-6 bulan tanpa bunga. (sumber)

 

 

fokus berita : #Dedi Mulyadi #Kang Dedi