30 Januari 2023

Airlangga Hartarto Percaya Diri RI Bisa Capai Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen

Berita Golkar - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan, ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,3 persen year on year (yoy) jika konsumsi domestik terjaga. Apalagi, pondasi perekonomian Indonesia masih kuat dan pemulihan ekonomi nasional terus berlanjut.

"Konsumsi, investasi, dan ekspor menggerakkan perekonomian nasional,” ujar Airlangga Hartarto, di Jakarta, Senin (30/1/2023).

Airlangga menjelaskan, pemerintah terus memantau situasi ekonomi global yang sudah mulai terkendali meskipun terjadi pelemahan dan inflasi.

Salah satunya, lanjut dia, terus berupaya mendorong sejumlah sektor dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023.

Baca Juga: Dipimpin Jerry Sambuaga, AMPI Rayakan Natal Nasional di Kantor DPP Partai Golkar

"Pemerintah mendorong belanja dalam negeri. Selain itu, konsumsi dan investasi juga terus didorong, dan beberapa sektor diharapkan bisa terus dipacu,” tandas Airlangga.

Direktur Eksekutif Segara Institute, Piter Abdullah Redjalam menilai, angka pertumbuhan ekonomi 5,3 persen realistis meski di tengah ketidakpastian dan ancaman krisis global.

Menurut Piter, perbedaan ekonomi Indonesia dengan ekonomi negara lain adalah dukungan konsumsi domestik. "Menurut saya realistis. Karena memang kondisi Indonesia berbeda dengan kondisi global," ujarnya.

Piter memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh pada rentang 4,8 persen hingga 5,3 persen. "Jadi kalau pemerintah memproyeksikan 5,3% itu adalah angka optimis tetapi masih realistis," tandasnya.

Baca Juga: Golkar Sepakat Dorong Putra Ridwan Bae, LM Ihsan Taufik Ridwan Jadi Cabup Muna

Sementara itu, Ekonom Indef Agus Herta Sumarto mengatakan tiga sektor yang disebut menopang pertumbuhan ekonomi yaitu ekspor, konsumsi, dan investasi memiliki tantangannya masing-masing.

"Tantangan terbesar ada di sektor ekspor. Di tengah melemahnya kinerja perekonomian global, menggenjot ekspor sepertinya bukan perkara mudah. Kinerja perdagangan global belum benar-benar pulih sehingga pemerintah harus benar-benar bisa memilih sektor ekonomi serta komoditas yang bisa menggenjot ekspor Indonesia,” kata Agus.

Untuk konsumsi masyarakat, kata Agus, tantangannya adalah upaya mempertahankan daya beli masyarakat. Apalagi, beberapa waktu lalu dihantam badai PHK dan naiknya harga beberapa komoditas pangan.

"Struktur ekonomi kita masih sangat tergantung dari sisi konsumsi ini karena lebih dari 50 persen PDB kita disokong oleh konsumsi. Optimisme masyarakat harus terus dijaga sehingga mereka tidak mengerem konsumsinya akibat adanya scarring effect,” pungkasnya. (sumber)

fokus berita : #Airlangga Hartarto