26 Februari 2023

Minta PBB Jadi Mediator, Nurul Arifin: Jangan Terprovokasi Kelakuan OPM Papua!

Berita Golkar - Setelah minta barter Pilot Susi Air, Philips Max Mehrtens dengan duit dan senjata, kini para teroris Papua punya permintaan lain. Kelompok yang tergabung dalam Organisasi Papua Merdeka (OPM) itu minta PBB turun tangan dan jadi mediator. Di dunia maya, permintaan itu bikin geram Warganet. Hai teroris Papua, emang lu siapa...

Proses pembebasan Capten Mehrthens oleh tim gabungan TNI-Polri masih belum membuahkan hasil. Pihak TNI-Polri masih terus mengedepankan cara persuasif guna menghindari korban jiwa. Sementara para teroris Papua, terus saja mengajukan berbagai persyaratan untuk bebaskan pilot dari Susi Air itu.

Awalnya, kelompok yang dipimpin Egianus Kogoya itu minta sang pilot dibarter dengan kemerdekaan Papua. Setelah tak digubris, mereka ajukan permintaan baru. Yakni barter sandera dengan duit dan senjata. Namun, permintaan ini juga ditolak TNI-Polri.

Sekarang, mereka meminta PBB turun tangan untuk menjadi mediator dengan Indonesia dan Selandia Baru. Alasannya, sebagai warga negara Selandia Baru, Captain Mehrtens masih bagian dari wilayah OPM.

Baca Juga: Elektabilitas Partai Golkar Naik, Airlangga Hartarto Harus Makin Percaya Diri Maju Capres

“Kami hanya ingin kalian tahu, selamatkan nyawanya. Kami respek terhadap nilai-nilai kemanusiaan, hak asasi manusia untuk setiap individu berdasarkan Piagam PBB,” pinta juru bicara TPNPB-OPM di Australia Akoubou Amatus Douw, menukil dari media Australia ABC News.

Anggota Komisi I DPR RI, Nurul Arifin berpesan agar Pemerintah tidak terpancing oleh aksi provokatif yang dilancarkan OPM. Upaya diplomasi dan persuasif tetap harus dikedepankan. “Jangan sampai ada tindakan-tindakan yang sengaja diinginkan pihak KKB,” imbuh Nurul.

Menurutnya, keberadaan Papua sah secara hukum dan konstitusi. Dunia juga telah melihat. Sehingga, siapa yang salah dan melakukan pelanggaran, jelas adanya. “Jadi, tidak usah terprovokasi oleh upaya yang dilakukan KKB,” kata politisi Golkar ini, mengingatkan lagi.

Pengamat Teroris Al Chaidar menyebut, OPM merupakan teroris terorganisir yang diketahui seluruh dunia karena aksinya yang keji. Sehingga, baik PBB dan organisasi dunia lainnya tak akan meladeni permintaannya. Menariknya, Al Chaidar yakin, Captain Philips tak akan dibunuh oleh OPM. Selain karena WNA, OPM tak akan membunuh negara yang dianggap memberi perhatian terhadap perjuangan OPM yang ingin memerdekakan Papua dari Indonesia.

Baca Juga: Di Acara Senam Sehat, Gandung Pardiman Gelorakan Semangat Mengaji di Yogyakarta

Menurutnya, tuntutan kemerdekaan tidak akan berhasil dengan cara-cara teror. Tidak ada satupun negara yang bisa berdiri dengan modus operandi terorisme. “Hanya dengan cara perang dan juga perjanjian internasional yang bisa memerdekakan suatu bangsa atau negara,” ulas Al Chaidar.

Al Chaidar berharap, pemerintah segera menangani para teroris Papua ini secara konstitusional. Yakni memberikan tanggung jawab penuh kepada militer untuk menyelesaikannya. Karena teroris aliran ini hanya bisa diselesaikan oleh pertempuran dan perang gerilya.

“OPM hanya ingin menarik perhatian internasional saja. Mereka menganggap sandera WNA adalah aset bagi perjuangan politiknya. Selama ini hanya negara-negara kolonial dan juga beberapa negara Pasifik yang mendukung gerakan OPM dan itu tidak berpengaruh sama sekali dalam percaturan dan konstelasi politik regional dan internasional,” ulas Al Chaidar.

Di dunia maya, sikap teroris Papua yang makin ngelunjak ini bikin warganet gregetan. “Emangnya siapa mereka, hanya teroris. Bukan negara/bangsa. Kok minta PBB jadi mediator?” sindir @pakwp69.

Baca Juga: Terkejut Tembus 3 Besar, Sarmuji Pastikan Partai Golkar Jatim Tak Jumawa dan Terus Kerja Keras

“Biar kan saja nggak usah digubris, nanti juga capek sendiri mereka. OPM cuma mau caper doang itu. Mereka tidak akan brani sampai membunuh wna,” timpal @sarangburung.

Akun @AngelNgguyu menilai, permintaan OPM agar PBB turun gunung sudah salah kaprah. “Tidak ada ceritanya PBB berhubungan dengan gerombolan teroris KKB, gunakan kekuatan untuk menumpas teroris KKB di Papua,” ujarnya. “PBB tidak ada waktu mengurus Wenda OPM. Dengan masalah Ukraina saja PBB meletus kepala,” sahut @mundhri03180616. (sumber)

 

fokus berita :