DPP  

Soal Rencana Jokowi Jadi Ketum PSI, Idrus Marham Sebut Hak Pribadi dan Jaminan Konstitusi

Berita Golkar – Wakil Ketua Umum Partai Golkar Idrus Marham menilai mencuatnya nama Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk dicalonkan sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) merupakan hak pribadi dan politik yang bersangkutan.

“Biarlah itu hak pribadi dan orang akan menggunakan hak pribadinya secara bebas, dijamin konstitusi,” ujar Idrus seusai melakukan pertemuan dan diskusi secara tertutup dengan tim pencegahan dan monitoring KPK di kantor DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Nelly Murni, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (15/5/2025).

Idrus menegaskan, Partai Golkar tidak dalam posisi memberikan pertimbangan kepada Jokowi dalam menentukan pilihan politiknya. Dengan berbagai pengalamannya, Jokowi bakal memutuskan pilihan politiknya dengan matang dan bijaksana.

“Persoalan politik itu dijamin oleh undang-undang, hak pribadi. Iya masa mantan presiden kita berikan lagi pertimbangan, enggak ada itu,” tandas Idrus, dikutip dari Industry.

Diketahui, Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) serius mulai mempertimbangkan untuk maju sebagai calon ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Jokowi sedang mengukur peluang menang jika maju dalam kongres PSI 2025.

“Ya masih dalam kalkulasi (untuk maju), jangan sampai misalnya saya ikut, saya kalah,” ujar Jokowi kepada awak media di Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu (14/5/2025).

PSI yang saat ini dipimpin oleh Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi sudah membuka pendaftaran calon ketua umum periode 2025-2030. Jokowi digadang-gadang akan mencalonkan diri. Kongres PSI dijadwalkan berlangsung di Solo pada Juli 2025.

Jokowi mengatakan dirinya belum mendaftarkan diri sebagai calon ketum PSI. “Belum (mendaftar), kan masih panjang, sampai Juni, seingat saya masih Juni (pendaftaran),” imbuhnya.

Jokowi mengatakan ada tantangan tersendiri bagi para calon ketum PSI kali ini karena sistem pemilihan dalam kongres PSI nantinya akan menggunakan e-voting yang mengusung konsep on man one vote atau satu orang satu suara.

Hal itulah yang masih membuat Jokowi mulai memperhitungkan peluang menang jika ikut maju dalam pemilihan ketum PSI.

“Belum tahu peluangnya (menang atau kalah) seperti ini. Ini kan yang saya tahu katanya mau pakai e-voting, on man one vote, seluruh anggota diberi hak untuk memilih, yang sulit di situ,” kata Jokowi.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PSI Andy Budiman mengakui kalau nama Jokowi mencuat sebagai calon ketua PSI selanjutnya. “Apakah Pak Jokowi akan menjadi calon? Kita doakan saja,” ujarnya kepada wartawan.

Andy mengakui, ide partai super terbuka yang kini menjadi konsep utama PSI terinspirasi langsung dari gagasan Jokowi. Menurutnya, Presiden Jokowi bukan hanya inspirator, tetapi juga telah lama dianggap sebagai mentor politik bagi PSI. {}