Sosok Hebat John Tabo, Anak Suku Lani Hingga Kini Menjabat Sebagai Gubernur Papua Pegunungan

Berita GolkarNama John Tabo menjadi representasi dari semangat juang, adat, dan transformasi kepemimpinan yang berakar kuat di tanah Papua Pegunungan. Lahir pada 2 Juni 1970 di Kampung Wuragi, Distrik Wugi, Kabupaten Tolikara yang notabene wilayah tanpa garis pantai di Provinsi Papua Pegunungan, John tumbuh dalam dekapan nilai-nilai luhur suku Lani, dengan ibu bermarga Kogoya dan ayah dari klan adat Bogoga.

Dari sejak balita, honai yang merupakan rumah adat khas pegunungan Papua menjadi ruang pertama pembentukan jati dirinya. Di honai perempuan, ia mendapat pendidikan pertama, kasih sayang, keadilan, tanggung jawab, dan penghormatan kepada perempuan sebagai simbol kesuburan dan penjaga kehidupan.

Sang ibu memainkan peran sentral dalam menanamkan karakter pemimpin, sekaligus menjadikan John pribadi yang memuliakan perempuan, kelak diwujudkannya dalam cara memperlakukan istri sebagai sahabat hidup yang setara.

Memasuki usia sekolah, honai laki-laki menjadi tempat tempaan kedisiplinan dan wawasan strategis tentang keamanan, kehidupan sosial, dan kepemimpinan antar-suku. Di sini pula ia akrab dengan diskusi para tetua, mendalami makna pengayoman dan tanggung jawab sosial.

Sejak kecil, karismanya sebagai pemimpin muda mulai menonjol—dikenal sebagai penengah kala konflik kecil antar teman saat bermain bola, serta dihormati karena sikap bersahaja dan solutif.

John Tabo mengenyam pendidikan dasar di SD Inpres Anawi, tempat ia lulus dengan predikat juara satu. Pada 1982, bersama sahabatnya, ia merantau ke Sentani karena belum adanya SMP di Karubaga saat itu. Di tanah rantau, perjuangan hidup dimulai. Ia bekerja di berbagai bidang mulai dari menjadi kuli bangunan, kondektur, penggembala sapi, hingga penjaga kebun. Semua pekerjaan dilakoninya tanpa rasa malu demi menuntaskan pendidikan.

Setelah lulus SMP YPK Sentani, John melanjutkan ke SMA di Wamena. Di sana, ia mulai aktif dalam organisasi, khususnya Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), sayap Partai Golkar.

Semangat organisasinya kian menyala, hingga ia meniti karir sebagai Pegawai Negeri Sipil dan dipercaya menjadi kepala pos pemerintahan di Kuyawage, Ninia, dan Elelim yang kelak masing-masing berkembang menjadi kabupaten tersendiri.

Namun, pada 1997, di usia 27 tahun, John mengambil langkah tak biasa: meninggalkan status PNS untuk masuk dunia politik. Ia terpilih menjadi Anggota DPRD Jayawijaya, lalu menjabat Ketua DPRD Jayawijaya (1999–2004), dan Ketua DPRD sementara Tolikara (2004–2005).

Karir politiknya terus menanjak dengan menjabat sebagai Bupati Tolikara (2005–2010), Bupati Mamberamo Raya (2021–2024), dan kini, Gubernur Papua Pegunungan periode 2025–2030 provinsi baru hasil pemekaran yang pertama kali menyelenggarakan Pilkada pada 2024.

Tak hanya di jalur pemerintahan, John Tabo aktif di berbagai organisasi strategis. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Asosiasi Para Bupati se-Pegunungan Tengah, Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Tolikara dan Papua Pegunungan, hingga menjadi Ketua Tim Pemekaran DOB Papua Pegunungan (2019–2022). Perannya juga krusial dalam politik nasional seperti terlibat di berbagai tim sukses pemilihan presiden, termasuk Tim Cakra 19 Papua dan Tim TDK Prabowo-Gibran.

Semua kiprah ini berangkat dari prinsip dasar, keluarga dan adat adalah fondasi peradaban. John Tabo percaya, perubahan besar berakar dari rumah, dari nilai-nilai yang tidak pernah lapuk oleh waktu. Dalam banyak forum, ia kerap menyampaikan motivasi bagi kaum muda Papua, agar jangan takut bermimpi tinggi, jangan malu bekerja keras, dan selalu kembali pada akar budaya sebagai kompas moral.

Dalam Pilkada Papua Pegunungan 2024, John Tabo bersama Ones Pahabol menang telak, meraih 56,09 persen suara. Kemenangan ini tidak hanya mencerminkan kepercayaan rakyat, tetapi juga menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang mengakar pada nilai adat dan pelayanan masih sangat relevan di tengah dinamika politik modern.

Kemenangan tersebut bukan akhir dari perjalanan, tetapi permulaan dari delapan misi besar yang dicanangkan pemerintahannya yakni memperkuat nilai iman dan takwa, meningkatkan kualitas SDM, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang kolaboratif, membangun infrastruktur berkelanjutan, mengembangkan ekonomi berbasis SDA dan kearifan lokal, memperkuat UMKM dan ketahanan pangan, pemerataan pembangunan, serta menjamin keamanan dan keharmonisan sosial.

John Tabo bukan hanya Gubernur. Ia adalah cerita tentang bagaimana nilai adat, kerja keras, dan keberanian mengambil jalan tak biasa bisa membawa seseorang dari honai kecil di pegunungan menuju tampuk kekuasaan tertinggi di tanah kelahirannya.