Berita Golkar – Konstalasi politik internal Partai Golkar Sulawesi Utara (Sulut) mulai menghangat. Sinyal kuat datang dari figur perempuan yang tak asing di kancah perpolitikan Bumi Nyiur Melambai Christiany Eugenia Paruntu (CEP).
Langkah mantan Bupati Minahasa Selatan dua periode ini untuk kembali mencalonkan diri sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Sulut kian kokoh, setelah dirinya mengantongi dukungan mayoritas suara akar rumput partai.
Kepada Manado Post, CEP secara terbuka mengumumkan bahwa 14 dari 15 DPD II Partai Golkar kabupaten/kota di Sulut telah menyatakan dukungan solid terhadap dirinya.
Dukungan ini menurut CEP, bukan sekadar angka, tetapi cerminan kepercayaan struktural dan emosional para kader terhadap kepemimpinannya.
Ke 14 DPD II yang dimaksud mencakup seluruh wilayah strategis, mulai dari Kota Manado, Kota Kotamobagu, Kota Bitung, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa, Minahasa Selatan, Minahasa Utara, Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow Selatan, Bolaang Mongondow Utara, Kepulauan Sangihe, Kepulauan Talaud, dan Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), menandakan bahwa jejaring politik CEP masih sangat mengakar dan militan.
Ini merupakan kekuatan politik yang bukan hanya luas secara geografis, tetapi juga dalam dinamika suara pemilih menjelang Pilkada dan Pemilu mendatang.
CEP menilai dukungan ini merupakan hasil dari rekam jejaknya yang terbukti mampu membawa Partai Golkar tampil sebagai kekuatan politik dominan di berbagai level Pemilu.
“Ini adalah bentuk kepercayaan dari para kader dan pengurus, bahwa saya masih mampu membawa panji beringin terus berkibar dengan arah yang jelas dan program yang terukur,” ungkapnya.
Dalam periode kepemimpinannya sebelumnya, CEP dikenal dengan pendekatan politik berbasis pelayanan publik yang mengintegrasikan kerja-kerja sosial, penguatan struktur partai, dan konsolidasi internal yang intens.
Terkait dinamika Musyawarah Daerah (Musda) yang akan menentukan nahkoda baru DPD I Golkar Sulut, CEP mengatakan pihaknya tengah menanti arahan resmi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar.
“Untuk selanjutnya kami menunggu arahan DPP untuk pelaksanaan Musda Golkar Provinsi Sulut,” ujarnya diplomatis, namun penuh keyakinan.
Politisi cantik dan pintar tersebut menyampaikan optimismenya bahwa jalur kembali ke pucuk pimpinan partai akan berjalan mulus.
“Dengan dukungan struktural yang kuat dan semangat para kader, saya yakin akan kembali terpilih memimpin Golkar Sulut,” tandasnya.
Dengan konfigurasi politik saat ini, sulit untuk menampik bahwa CEP sedang memimpin barisan secara de facto sebelum Musda digelar secara de jure.
Kepemimpinan politik CEP bukan hanya berorientasi pada kekuasaan struktural, tetapi juga mengandung nilai simbolik tentang inklusivitas, kesinambungan, dan ketegasan arah politik partai.
Jika ia kembali dipercaya, maka Golkar Sulut dipastikan akan melanjutkan perjalanan dengan fondasi yang telah dibangun selama bertahun-tahun, ditopang oleh figur yang memahami lanskap politik lokal dan nasional. {}