DPP  

4 Faktor Penting Yang Membuat Partai Golkar Raih Predikat Juara Kedua Pada Pemilu 2024

Berita GolkarSuara Partai Golkar pada Pemilu 2024 yang melejit ke urutan kedua membuat banyak pihak terheran-heran. Pasalnya, pada survei-survei yang digelar banyak lembaga sebelum Pemilu 2024 digelar, elektabilitas Partai Golkar selalu berada posisi tiga di bawah PDIP dan Partai Gerindra.

Hasil survei ini semakin membuat khawatir kala Partai Golkar tidak mencalonkan kadernya sebagai Capres maupun Cawapres di Pilpres 2024. Hingga coattail effect (efek ekor jas) dari figur yang bertarung di Pilpres 2024 tak dirasakan kader yang berjuang hingga ke akar rumput.

Kini ketika Pemilu 2024 usai digelar, kader-kader Partai Golkar patut berbangga hati. Tingkat keterpilihan Partai Golkar melonjak drastis, bahkan mampu menyalip Partai Gerindra dan kokoh berada di posisi dua. Rentang keterpilihan Partai Golkar berdasar berbagai hasil quick count lembaga survei mencapai 13,5% hingga 16,5%.

Namun, lonjakan suara ini tentu tak berdiri sendiri dan datang dengan tiba-tiba. Proses yang dijalani oleh partai begitu panjang. Kami mencatat, setidaknya ada 4 hal yang membuat raihan suara Partai Golkar pada Pemilu legislatif 2024 melonjak.

Pertama adalah faktor instrumen pemenangan yang begitu tersusun rapih. Instrumen pemenangan yang dimiliki Partai Golkar tak hanya Bappilu, tetapi juga ada media-media yang berkontribusi mengamplifikasi pemberitaan mengenai Partai Golkar seperti Golkarpedia, KabarGolkar, G24, dan termasuk Golkar Indonesia.

Selain media-media tersebut, Partai Golkar juga memiliki BSNPG yang menjadi tulang punggung pemenangan sekaligus pengamanan saat pencoblosan Pemilu 2024 berlangsung. Baik peran media maupun BSNPG tak bisa dipisahkan dari kemenangan Partai Golkar hingga mampu mengokohkan diri sebagai partai pemenang kedua di Pemilu 2024.

Faktor kedua adalah strategi rekrutmen politisi kelas atas dan juga menjadikan kader-kader muda U40 sebagai branding bagi Partai Golkar. Strategi rekrutmen politisi ini terhitung efektif untuk mendongkrak suara. Sebut saja keberadaan Ridwan Kamil dan Pakde Karwo (Soekarwo) di Jabar dan Jatim. Keberadaan mereka memberi dampak signifikan bagi raihan suara partai.

Di Jawa Barat, berdasar real count KPU pada 16 Februari 2024 pukul 10.46, Partai Golkar masih menjadi juara dengan raihan 15,2% suara mengungguli Partai Gerindra dengan 14,6% dan PKS yang mendapatkan 12,72%. Tentu selain keberadaan Ridwan Kamil, kerja keras seluruh kader dan fungsionaris Partai Golkar Jawa Barat juga menjadi penting untuk meningkatkan raihan suara partai di Pemilu 2024 ini.

Serupa dengan Jawa Barat, di Jawa Timur pun tingkat keterpilihan Partai Golkar berhasil masuk 4 besar, dengan tingkat keterpilihan mencapai 13,46%. Tingkat keterpilihan Partai Golkar di Jatim ini masih berpotensi menyusul suara Partai Gerindra, PDIP dan PKB yang berada di urutan ketiga, kedua dan kesatu.

Keberadaan Pakde Karwo, kerja keras Sarmuji sebagai Ketua DPD I serta determinasi yang ditunjukkan kader Partai Golkar di Jatim turut berkontribusi membuat raihan suara melonjak. Kita patut berbangga dengan keberadaan kader-kader yang mempunyai rasa memiliki tinggi bagi Partai Golkar.

Ketiga, adalah strategi komposisi Caleg. Komposisi Caleg Partai Golkar DPR RI di setiap Dapil sangat menakutkan. Kekuatan mereka merata. Ada yang berlatar belakang kepala daerah, pengusaha, aktivis, incumbent yang telah menjabat di periode sebelumnya maupun tokoh-tokoh daerah.

Di Dapil Sulsel II misalnya, kita bisa melihat dua nama incumbent di sana. Ada Supriansa dan Andi Rio Idris Padjalangi. Eks kepala daerah di Dapil ini juga ada, yakni Taufan Pawe, Andi Fahsar Padjalangi dan Syamsuddin Hamid. Belum lagi keberadaan tokoh senior Partai Golkar, Nurdin Halid yang bakal memberi warna berbeda di Dapil ini.

Komposisi mengerikan semacam itu tak hanya ada di Dapil Sulsel II, Partai Golkar memiliki segudang kader berprestasi yang berpotensi menjadi vote getter bagi partai ini. Caleg-caleg ini memiliki basis suaranya tersendiri di setiap wilayah. Jejaringnya pun menyeluruh, dari tingkatan nasional hingga desa-desa. Maka tak heran, apabila raihan suara Partai Golkar merata di setiap daerah pemilihan.

Faktor keempat tentu adalah kepemimpinan Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto yang mampu mengelaborasi berbagai potensi kekuatan di internal Partai Golkar. Ia mampu membuat kondisi internal Partai Golkar stabil menjelang Pemilu 2024. Semua potensi sekecil apapun diubahnya menjadi kekuatan yang memberi keuntungan elektoral bagi Partai Golkar.

Mulai dari pembentukan Golkar Institute, BSNPG, media-media Partai Golkar di bawah bidang Media dan Penggalangan Opini serta badan strategis seperti LKI (Lembaga Komunikasi dan Informasi) mampu dipadukan dengan ciamik oleh Airlangga Hartarto. Semuanya saling bekerjasama, melengkapi dan menguatkan.

Arah politik Partai Golkar selama dipimpin Airlangga Hartarto pun sangat menegaskan nilai-nilai kekaryaan yang dimiliki partai berlambang pohon beringin ini. Kontribusi karya nyata Partai Golkar dalam pembangunan diejawantahkan kader-kadernya yang berada di tingkat eksekutif maupun legislatif.

Paling penting, Airlangga Hartarto mampu memberi kepastian dan kenyamanan bagi kader untuk berinovasi serta berkarya. Hal ini sesuai dengan doktrin ‘Karya Siaga Gatra Praja’ yang dimiliki Partai Golkar.

Dengan doktrin ‘Karya Siaga Gatra Praja’ maka Partai Golkar selalu melihat masyarakat dalam perspektif fungsi, bukan dalam perspektif ideologi, apalagi aliran. Pengelompokan masyarakat yang terbaik dalam perspektif Partai Golkar adalah pengelompokan berdasarkan peran dan fungsinya. Inilah yang membuat mesin politik Partai Golkar bergerak secara efektif pada waktunya.

Oleh Rezha Nata Suhandi
Pemred Golkarpedia