Berita Golkar – Terpilihnya Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode 2009-2014 sekaligus memperpanjang sejarah kepemimpinan golongan saudagar atau pengusaha di Partai Golkar. Dalam era demokrasi hal ini tampak terlihat wajar-wajar saja, toh Aburizal Bakrie telah melalui proses demokrasi yang telah ditetapkan Partai Golkar sebaik mungkin. Pada periode sebelumnya, Jusuf Kalla yang merupakan seorang saudagar memimpin partai ini, kini Aburizal Bakrie yang memegang tampuk kepemimpinan. Uniknya lagi, Aburizal Bakrie menjadi ketua umum ketiga pasca reformasi yang berasal dari luar Jawa. Biasanya Partai Golkar cukup erat kaitannya dengan orang Jawa pada pucuk pimpinannya. Tetapi sejak era reformasi, tidak lagi seperti itu.
Dimulai dari Akbar Tanjung yang masih merupakan figur keturunan Sumatera, tampuk kepemimpinan lantas berganti ke Jusuf Kalla yang adalah saudagar asal Bugis, Makassar. Aburizal Bakrie sendiri berdarah Lampung dan Sumatera Utara.
Terpilihnya Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Partai Golkar banyak membuat publik terhenyak, meski ia adalah salah satu kader ideologis Partai Golkar. Namun, publik lebih mengenal Aburizal Bakrie sebagai salah satu pengusaha terkemuka di Indonesia ketimbang kader Partai Golkar. Pertama kali dirinya terlihat mengenakan jaket Partai Golkar adalah saat Partai Golkar mengadakan Konvensi calon presiden. Di situ publik baru mengenal sosok Aburizal Bakrie sebagai kader Partai Golkar bersama Surya Paloh, Prabowo, dan Wiranto.
Tetapi sebetulnya Aburizal Bakrie telah menjadi anggota Partai Golkar sejak 1984 pada era kepemimpinan Sudharmono sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Setelah itu, Ia lebih banyak mengurus usahanya ketimbang masuk ke dalam kegiatan-kegiatan politik Partai Golkar. Pada era 1988 sampai 1993 dan 1993 sampai 1998, Aburizal Bakrie tercatat pernah duduk di kursi MPR RI. Tetapi duduknya Ia di MPR RI bukan pula merupakan kehendak atau berasal dari utusan Golkar, namun dari komunitas profesionalnya dan ditempatkan pada Fraksi Utusan Golongan.
Dari ini kita dapat melihat kemandirian pada tubuh Aburizal Bakrie sejak ia merintis jalan terjalnya di dunia politik. Secara eksplisit Aburizal Bakrie masuk dalam jajaran elit DPP Partai Golkar atas jerih payahnya sendiri, bukan karena sokongan Cendana, Orde Baru atau apapun yang melatarbelakangi itu. Secara kapasitas, ia jelas sangat pantas menduduki kursi Partai Golkar 1. Hal itu ditunjukkan pula oleh senior Partai Golkar Akbar Tanjung yang menunjukkan porsi dukungannya pada Aburizal Bakrie, karena ia mengetahui dengan pasti bahwa Aburizal Bakrie memiliki kemampuan strategis dan taktis memimpin Partai Golkar.
Apa yang dipandang Akbar Tanjung pada sosok seorang Aburizal Bakrie sedikit banyak benar. Aburizal Bakrie atas dasar kapasitasnya memang pantas menjadi pucuk pimpinan Partai Golkar. Keterpilihan Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Partai Golkar pun membuka tabir harapan baru terhadap masa depan Partai Golkar. Aburizal Bakrie merunut pada visi misi yang disampaikannya sebelum Munas dan juga pidato kemenangannya, pria yang akrab disapa Ical tersebut dengan gamblang memaparkan arah tujuan Partai Golkar di masa depan.
“Partai Golkar sekarang berada di persimpangan jalan. Hasil akhir Pemilu legislatif beberapa bulan lalu menyadarkan kita semua untuk tidak terlena. Posisi sebagai partai terbesar kini bukan milik kita lagi. Tapi kita tidak perlu terus meratap. Nelson Mandela pernah berkata bahwa the measure of a man is not when the falls, but when he tries to rise up after the fall. Kualitas kita sebagai partai diuji bukan pada saat kita terpuruk, tetapi justru pada saat kita berusaha bangkit dari keterpurukan tersebut. Dan saya yakin, kita semua, kader-kader beringin dari seluruh penjuru Nusantara, akan membuktikan bahwa kita mampu untuk kembali merebut masa depan,” ujar Aburizal Bakrie saat menyampaikan visi-misinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Aburizal Bakrie lantas mengingatkan bahwa sejak awal pendiriannya, Partai Golkar senantiasa menawarkan gagasan pembangunan, ide peningkatan kesejahteraan dan keadilan untuk semua anak bangsa serta bertekad untuk menjadi pengawal terdepan bagi kebhinekaan dan semangat toleransi. Dengan filosofi demikian, Aburizal Bakrie bermaksud menegaskan bahwa Partai Golkar adalah the political vehicle of the whole nation atau kendaraan politiknya seluruh bangsa Indonesia. Karenanya kekuasaan yang ingin direbut bukan semata demi kekuasaan yang absolut, tetapi untuk mencapai sesuatu yang lebih besar, yakni kesejahteraan rakyat.
Di masa kepemimpinan Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Partai Golkar, gagasan demi gagasan diusung bukan hanya untuk kejayaan partai, tetapi juga untuk kemajuan nusa bangsa. Bagi Partai Golkar, ia menyampaikan empat hal prioritas pengembangan kepartaian ke depan, yakni konsolidasi organisasi, kaderisasi, kreatifitas serta ketajaman ide dan gagasan (the party of ideas), empat gagasan itu bermuara kemudian pada pemenangan Pilkada, Pileg, dan Pilpres. Apa yang disampaikan Aburizal Bakrie itulah kemudian dalam forum Munas dirumuskan sebagai Catur Sukses Partai Golkar, yakni sukses konsolidasi dan pengembangan Partai Golkar, sukses kaderisasi dan organisasi, sukses kemandirian, demokrasi dan pembangunan yang berkesejahteraan, dan sukses Pemilu 2009-2014.
Bagi nusa bangsa dan negara, Aburizal Bakrie memaparkan bahwa sejak lahir pada tahun 1964 Golkar memiliki kesejatian atau karakternya sendiri yakni menjadi alternatif baru untuk untuk mengatasi tiga tantangan. Tantangan yang dimaksud Aburizal Bakrie adalah konflik ideologi, kemiskinan massal dan ancaman perpecahan bangsa.
Untuk menghadapi tiga tantangan itu, Golkar tidak bertumpu pada retorika politik dan ideologis yang kaku dan membeku pada zaman itu. Golkar menawarkan karya dan kerja nyata. Karena pada hakikatnya Golkar lahir dengan tekad untuk menjaga semangat toleransi dan pluralisme Indonesia, meningkatkan kesejahteraan buat semua lewat pembangunan ekonomi dan stabilitas politik yang kokoh.
Merunut pada cita-cita Golkar tentang kekaryaan, Golkar konsisten mengawal pembangunan Indonesia sejak era Orde Baru, Transisi Reformasi dan Pasca Reformasi. Atas semangat mengawal pembangunan itu, Golkar yang merupakan corong pemerintahan era orde baru telah membuat arah konsep pembangunan ketika itu. Presiden Soeharto menciptakan gagasan tentang GBHN (Garis Besar Haluan Negara) atas dasar kesadaran bahwa pembangunan Indonesia perlu pedoman, alur waktu dan juga kerangka dalam melaksanakan pembangunan.
GBHN menjadikan prioritas pembangunan Indonesia berdasar bidang dan batasan waktu yang kita kenal dengan Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) dalam skala 25 tahun pembangunan. Artinya, GBHN akan menjadi paripurna ketika Repelita tercapai pada masa yang telah digariskan. Namun era reformasi telah membawa perubahan secara sistemik terhadap arah pembangunan Bangsa Indonesia, alhasil pasca reformasi, Indonesia seperti kehilangan arah pembangunan dan lebih mengutamakan integrasi politik pasca chaos of condition.
Hal itu disadari oleh tokoh-tokoh Golkar yang konsisten mengawal pembangunan bangsa, bahwa ada sesuatu yang salah mengenai pembangunan Indonesia pasca reformasi, yakni tidak berkelanjutan dan tanpa arah. Kondisi demikian terbaca oleh Aburizal Bakrie (ARB) sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode 2009-2016, bahwa Negara Indonesia perlu konsep pembangunan yang terarah, berkelanjutan, dan berdasarkan prioritas bidang.
Tercetuslah Visi Negara Kesejahteraan 2045 yang menjadi platform perjuangan Partai Golkar dalam mengisi pembangunan pasca reformasi dan ARB sebagai pioneer pemikiran dalam konsep tersebut. ARB dalam Visi Negara Kesejahteraan 2045 bercita-cita untuk menjadikan Indonesia sebagai Bangsa yang terpandang, terhormat, dan bermartabat. Visi Negara Kesejahteraan 2045 adalah Mewujudkan Negara Kesejahteraan, yaitu Indonesia yang Bersatu, Maju, Mandiri, Adil, dan Sejahtera.
Visi Negara Kesejahteraan 2045 memprioritaskan pembangunan pada Reformasi di bidang Birokrasi, Pendidikan, Kesehatan, Industri, Pertanian, Kelautan, Infrastruktur, UMKM dan Koperasi. Keseluruhan prioritas pembangunan tersebut dilaksanakan secara simultan dan terintegrasi melalui Catur Sukses Pembangunan Nasional, yaitu: Pertumbuhan, Pemerataan, Stabilitas, & Nasionalisme Baru.
Visi Negara Kesejahteraan 2045 bukan hanya sebuah simbol atau jargon mengenai cover side sebuah produk, namun juga nyawa dan jiwa dari langkah Partai Golkar kedepan. Maka, sudah sebagaimana mestinya dalam cita-cita yang telah digariskan, ada konsistensi dan komitmen memperjuangkannya. Visi Negara Kesejahteraan 2045 adalah amanat yang telah disepakati sebagai sebuah pokok pikiran dan itu adalah amanah dari para pendahulu untuk generasi sekarang dan masa depan.
Secara umum, Visi Negara Kesejahteraan 2045 menekankan prioritas pembangunan pada sektor Reformasi Birokrasi, Pendidikan, Kesehatan, Industri, Pertanian, Kelautan, Infrastruktur, UMKM dan Koperasi. Keseluruhan prioritas ini dilaksanakan secara simultan dan terintegrasi melalui Catur Sukses Pembangunan Nasional, yakni Pertumbuhan, Pemerataan, Stabilitas dan Nasionalisme Baru.
Pertumbuhan yang berkualitas bukanlah pertumbuhan yang dihasilkan oleh strategi yang growth oriented dan berbasis paham market fundamentalism. Sebab, selain akan mengabaikan prinsip dan dimensi pemerataan, juga akan berpihak kepada sekelompok kecil pelaku yang kuat. Karenanya, ia akan cenderung melakukan akumulasi modal untuk mengejar keuntungan ekonomis setinggi-tingginya.
Pemerataan adalah perspektif yang diorientasikan untuk mengatasi segala bentuk kesenjangan. Karenanya, pembangunan harus mengembangkan mekanisme dan strategi yang menjamin pemerataan antar wilayah, antar daerah, antar sektor, antar kota dan desa, maupun antara pusat dan daerah. Aktivitas ekonomi dan sumber daya pembangunan harus disebar merata di wilayah Jawa dan luar Jawa, di kawasan timur dan barat Indonesia, di daerah yang kaya maupun miskin sumber daya, di sektor produktif maupun tidak, di desa dari Sabang sampai Merauke, dari Talaud hingga Rote.
Stabilitas adalah perspektif pembangunan nasional yang berorientasi pada terciptanya sistem politik nasional yang efektif, demokratis, stabil, berlandaskan hukum dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Sukses stabilitas juga berarti kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa, tegaknya kedaulatan negara dan integrasi nasional, terwujudnya pertahanan dan keamanan nasional sebagai landasan yang kokoh bagi peningkatan kesanggupan negara dalam melindungi segenap bangsa.
Sementara nasionalisme baru, dapat diterjemahkan secara sederhana sebagai perspektif pembangunan nasional yang berorientasi pada reinterpretasi dan reaktualisasi nilai-nilai nasionalisme Indonesia. Tujuannya untuk menjawab dinamika tantangan dan perubahan geopolitik, geoekonomi dan geostrategis baik secara nasional maupun internasional. Nasionalisme baru merupakan energi bangsa Indonesia untuk mengukir kembali peradaban Indonesia yang agung. Sebab peradaban yang agung itu mulai terabaikan oleh keniscayaan globalisasi dan kecenderungan primordialisme sempit serta semakin meruncingnya penggunaan politik identitas terhadap aktualisasi nilai kebangsaan. Dengan semangat nasionalisme baru, kita tidak perlu takut, menghindari atau memusuhi globalisasi, melainkan memampukan kita untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang globalisasi bagi pemenuhan kepentingan nasional di segenap aspek.
Sedangkan pokok-pokok strategi yang dikembangkan dalam Visi Negara Kesejahteraan 2045 antara lain:
- Membangun Indonesia dari desa;
- Penguatan peranan Negara;
- Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas;
- Pemerataan pendapatan di antara masyarakat;
- Pemerataan pembangunan antar daerah, antar wilayah;
- Pendidikan dan kesehatan yang berkualitas;
- Penguatan komunitas dalam kerangka program pemberdayaan;
- Pembangunan berkelanjutan yang berbasis blue-economy dan green- ecocomy;
- Penegakkan hukum dan HAM;
- Pengembangan industri berbasis Iptek dan Inovasi berdaya saing tinggi;
- Revitalisasi pertanian pangan dan niaga.
Pembangunan menurut Visi Negara Kesejahteraan 2045, ada tahapannya yang dirancang sebagai berikut:
- Dasawarsa Pertama, 2015-2025 : Menetapkan Fondasi Menuju Negara Maju.
- Dasawarsa Kedua, 2025-2035: Mempercepat Pembangunan di Segala Bidang Memasuki Negara Maju.
- Dasawarsa Ketiga, 2035-2045: Memantapkan Indonesia sebagai Negara Maju.
Setiap dasawarsa memiliki skenario program dan target masing-masing, meskipun begitu, masing-masing alur waktu saling berkesinambungan hingga muaranya akan terwujud Indonesia sejahtera pada tahun 2045.
Dasawarsa pertama sangat menentukan bagi arah dan tahapan pembangunan selanjutnya dengan penekanan pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pengurangan pengangguran dan kemiskinan secara signifikan, pembangunan infrastruktur, penguatan kelembagaan, peningkatan efisiensi, produktivitas, dan keterampilan tenaga kerja, revitalisasi industri dan pertanian, serta optimalisasi pembangunan daerah.
Skenario pembangunan nasional pada dasawarsa ini untuk membangun fondasi yang kokoh bagi proses transisi Indonesia menjadi negara maju dengan uraian sebagai berikut:
Pertama, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataanpembangunan dan pendapatan, serta pengurangan pengangguran dan kemiskinan. Targetnya, antara lain: (1) Pertumbuhan ekonomi rata-rata 8-9 persen, (2) Pendapatan per kapita sekitar US$10.000-12.000, (3) Terciptanya lapangan kerja yang luas sehingga pengangguran sebesar 6 persen pada tahun 2020 dan menjadi 4 persen pada tahun 2025, (4) Pekerja di sektor informal ditargetkan 45 persen pada tahun 2020 dan 65 persen pada tahun 2025, dan (5) Tingkat kemiskinan absolut 8 persen pada tahun 2020 dan turun menjadi 5 persen pada tahun 2025.
Kedua, kebijakan fiskal yang akomodatif. Dirumuskan skenario dan target, di antaranya: (1) Defisit APBN terhadap PDB di bawah 2,8 persen, (2) Penerimaan pajak ditingkatkan melalui kebijakan ekstensifikasi dan intensifikasi perpajakan, (3) Rasio pajak terhadap PDB ditargetkan 15 persen pada tahun 2020 dan menjadi 20 persen pada tahun 2025, (4) Tarif pajak Badan ditargetkan 20 persen pada tahun 2020 dan turun menjadi 18 persen pada tahun 2025, (5) Belanja modal diperbesar dan diprioritaskan bagi pembangunan infrastruktur dan revitalisasi sektor industri, (6) Rasio belanja modal terhadap APBN ditargetkan 20 persen pada tahun 2020 dan 25 persen pada tahun 2025, (7) Belanja subsidi diperjuangkan agar tidak lebih 10 persen dari keseluruhan pengeluaran, (8) Subsidi diberikan langsung pada kelompok sasaran, terutama golongan miskin.
Ketiga, pembangunan infrastruktur yang andal. Pembangunan infrastruktur harus dipercepat untuk memfasiltasi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pembangunan jalan sangat mendesak untuk memfasilitasi transportasi barang dari tempat produksi ke pasar. Targetnya, antara lain: (1) Pembiayaan pembangunan infrastruktur mencapai 8 persen dari PDB, (2) Pembangunan jalan tol pantai utara Jawa sudah harus selesai pada tahun 2020 dan pembangunan trans Sumatera harus tuntas dan sudah berfungsi sebelum tahun 2020, (3) Peningkatan Trans Sumatera Railway, pembangunan Trans Kalimantan Railway, pembangunan Trans Sulawesi Railway, serta revitalisasi jalur Jawa, pembangunan kereta api berkecepatan tinggi, pembangunan MRT di kota-kota besar perlu dipercepat dan diwujudkan serta jalurs interkoneksi antarpulau Jawa dengan pulau-pulau lainnya.
Keempat, revitalisasi industri manufaktur dengan target, di antaranya, pengembangan kebijakan yang terfokus dan sistematis dalam meningkatkan industri logam dasar dan industri kimia, pengembangan industri makanan dan minuman secara terintegrasi, menjadikan Indonesia sebagai pusat industri otomotif di Asia Tenggara, revitalisasi dan pengembangan industri kayu, produk kayu dan rotan, serta pertumbuhan industri manufaktur ditargetkan 9-11 persen per tahun.
Kelima, revitalisasi industri pertanian, kehutanan dan perikanan. Target pencapaiannya, di antaranya, mewujudkan ketahanan pangan dengan swasembada pangan pada tahun 2020, terutama untuk pemenuhan bahan pangan pokok. Pemberdayaan petani, termasuk menuntaskan reformasi agraria dengan upaya mendorong pertanian komersial berskala besar, terutama di luar Jawa.
Pada tahun 2020, target luas lahan garapan petani mencapai 1,3 hektare per kepala keluarga dan meningkat menjadi 2 hektar per kepala keluarga. Pengembangan perikanan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan kepentingan ekspor, dengan terus mengefektifkan pencegahan illegal fishing, sentra perikanan tangkap dikembangkan melalui pengembangan teknologi dan dukungan terhadap penyediaan sarana dan prasarana penangkapan.
Keenam, mineral, sumber daya alam, dan energi. Sumber Daya Alam merupakan bagian strategis dari perekonomian. Di antaranya adalah minyak dan gas bumi yang merupakan sumber penerimaan penting negara dan perlu mendapat prioritas perhatian. Sebab, belakangan kebutuhan domestik meningkat sangat tajam. Menurunnya produksi minyak bumi dan tidak optimalnya produksi gas alam berakibat besar terhadap perekonomian. Kebutuhan migas dalam negeri yang terus meningkat tidak dapat dipenuhi, sementara pendapatan ekspor pun jauh dari optimal.
Ketujuh, perdagangan yang kompetitif di dalam dan luar negeri. Perdagangan mempunyai sumbangan cukup besar terhadap PDB dan penciptaan kesempatan kerja meski tidak sebesar industri manufaktur dan pertanian. Sektor perdagangan, termasuk hotel dan restoran, juga mempunyai keterkaitan yang besar dengan sektor-sektor lainnya. Target dari sektor ini, di antaranya, meningkatkan porsi perdagangan luar negeri terhadap PDB dengan target sumbangan ekspor sebesar 35 persen terhadap PDB pada tahun 2020 dan 40 persen pada tahun 2025. Komposisi produk ekspor diarahkan pada produk-produk manufaktur, termasuk produk olahan pertanian dan pertambangan dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
Kedelapan, sektor keuangan yang mendukung sektor riil. Perbankan yang mendominasi sektor keuangan perlu dioptimalkan pengembangannya untuk mendukung perkembangan sektor riil melalui kebijakan bunga pinjaman dan NIM (net interest margin) yang kompetitif serta peningkatan rasio kredit terhadap PDB. Perlu upaya untuk mendorong peningkatan lembaga keuangan mikro agar memberikan akses lebih besar kepada golongan miskin dan golongan tertinggal lainnya dalam rangka mendukung pertumbuhan dan pemerataan pendapatan. Target rasio kredit terhadap PDB pada tahun 2020 sebesar 50 persen dan 65 persen pada tahun 2025. Sedangkan target akses orang dewasa untuk memiliki rekening bank sebesar 50 persen pada 2020 dan 65 persen pada 2025.
Kesembilan, meningkatkan kemampuan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) dan inovasi. Target pertumbuhan TFP (total factor productivity) pada periode 2015-2020 adalah 3 persen dan pada 2020-2025 rata-rata 4 persen per tahun. Pada tahun 2025, kontribusi TFP pada pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai 40 persen.
Dasawarsa kedua, dilaksanakan pada tahun 2025-2035, tahapan pembangunannya untuk “Mempercepat Pembangunan di Segala Bidang Memasuki Negara Maju”. Dasawarsa ini, Indonesia diharapkan sudah siap menjadi negara maju dan dalam kondisi lepas landas. Skenario dan target-target yang ingin dicapai pada periode ini, di antaranya: (1) pertumbuhan ekonomi ditargetkan rata-rata 10-11 persen per tahun, (2) pendapatan per kapita pada tahun 2035 ditargetkan sebesar US$21.000-23.000, (3) investasi penelitian dan pengembangan ditingkatkan menjadi 2 persen dari PDB, (4) angka indeks pembangunan manusia (IPM) ditargetkan 0,86, (5) defisit anggaran pemerintah tidak melebihi 2 persen dari PDB, tingkat inflasi 2-3 persen, utang pemerintah terhadap PDB pada kisaran 18 persen, (5) bahan mentah pertanian dan pertambangan telah dapat dikelola dalam negeri.
Rata-rata penguasaan lahan garapan pertanian ditargetkan mencapai 3 hektar per kepala keluarga, (6) jaminan sosial yang bertumpu pada sistem kerja sama pemerintah, swasta dan keluarga sudah harus mampu memberikan jaminan yang memadai pada mereka yang tidak bekerja dan masa pensiun pada kondisi usia harapan hidup rata-rata mencapai 78 tahun.
Dasawarsa Ketiga, 2035-2045 yang disebut “Memantapkan Indonesia sebagai Negara Maju. Pada masa ini, Indonesia sebagai negara maju diharapkan melakukan konsolidasi untuk mempertahankan statusnya. Skenario dan targetnya, di antaranya: (1) pertumbuhan ekonomi melambat pada tingkat 6-7 persen, (2) target PDB per kapita pada tahun 2045 adalah US$ 41.000, (3) perekonomian semakin ditopang oleh inovasi dan produktivitas yang tinggi, dengan sumbangan TFP dalam pertumbuhan mencapai 70 persen, (3) investasi untuk penelitian dan pengembangan ditingkatkan menjadi 3 persen dari PDB, (4) angka indeks pembangunan manusia ditargetkan 0,91, (5) kesejahteraan masyarakat menjadi sangat tinggi dengan tingkat ketimpangan pendapatan yang rendah, (6) rata-rata penguasaan lahan garapan mencapai 5 hektar per kepala keluarga, (7) pendaftaran pada pendidikan tinggi telah mencapai 45 persen. Rasio antara mahasiswa sains dan teknik dengan sosial adalah 65 berbanding 35. Jumlah saintis dan ahli teknik memadai bagi perkembangan inovasi yang menjadi andalan bagi perkembangan ekonomi, dan lain-lain.
Itulah secara garis besar gambaran atas Visi Negara Kesejahteraan 2045. Visi Negara Kesejahteraan 2045 bukan hanya milik Partai Golkar namun untuk negeri ini. Karena itu dalam proses penyusunannya, Visi Negara Kesejahteraan 2045 tidak hanya disusun oleh Partai Golkar saja, tapi juga dirumuskan bersama para pakar atau ahli dari berbagai bidang. Pengujian terhadap Visi 2045 yang sementara telah dirangkum menjadi sebuah buku setebal 132 halaman ini juga dilakukan, termasuk melibatkan kalangan kampus.
Selain untuk merancang kemajuan bangsa dengan pembangunan yang terarah, terukur, dan berkesinambungan, dalam penyusunan Visi 2045 ini, Partai Golkar juga ingin mengenalkan tradisi baru. Tradisi baru yang ditawarkan Partai Golkar ini adalah, partai politik tidak hanya menawarkan calon presiden saja, tapi juga menyiapkan blueprint atau konsep pembangunan nasional, yang nantinya dapat digunakan sebagai acuan dan pedoman dalam penyelenggaraan negara dan pelaksanaan pembangunan nasional.
Ini merupakan salah satu bukti dari dari komitmen Partai Golkar yang menyatakan diri sebagai The Party of Ideas, sebuah partai yang meletakkan ide dan gagasan menjadi instrumen politik, bukan intrik atau fitnah politik. Karena itu, di tengah dinamika kehidupan nasional yang diwarnai oleh intrik-intrik, bahkan fitnah-fitnah politik, Partai Golkar tidak ikut larut ke sana, dan tetap konsisten sebagai The Party of Ideas untuk memberikan sumbangsih secara konseptual bagi terselenggaranya pembangunan nasional di segenap bidang kehidupan.
Aburizal Bakrie memiliki peran penting dalam membangun dari bagian paling dasar konsep Visi Negara Kesejahteraan 2045, yakni kesadaran para kader Partai Golkar tentang posisi partai ini pasca reformasi. Prinsip kekaryaan yang menjadi nilai Partai Golkar disadari betul oleh Aburizal Bakrie sebagai pembeda dibanding partai lain. Ideologi kekaryaan ini sudah masuk dalam tahap aktualisasi, bukan hanya nilai yang perlu diketahui para kader, karenanya dalam setiap rezim pemerintahan, meski Partai Golkar tidak memegang kekuasaan secara utuh, posisi partai ini jelas, akan berkontribusi penuh terhadap pembangunan bangsa dan negara.
Nilai kekaryaan bukanlah sebuah nilai oportunistik, tetapi cara Partai Golkar mengabdikan diri kepada Tanah Air. Hingga sekarang prinsip dan nilai kekaryaan yang dibakukan Aburizal Bakrie melalui Visi Negara Kesejahteraan 2045 tetap dipertahankan. Bahkan ketika partai oposisi yang cenderung memiliki nilai berlawanan berkuasa, Partai Golkar tentu akan meminggirkan ego kuasa dan politiknya, demi satu tujuan, Indonesia sejahtera.
Sumber:
- Mukhtarudin-center, “Rancangan Tahap-Tahap Pembangunan Visi 2045 – Bag.4”, (https://www.mukhtarudin.com/2018/11/rancangan-tahap-tahap-pembangunan-visi-2045-bag-4/, diakses pada Maret 2023)
- Slideshare, “Visi Indonesia 2045: Negara Kesejahteraan”, (https://www.slideshare.net/slideshow/visi-indonesia2045negarakesejahteraan/35076060, diakses pada Maret 2023)
- Mukhtarudin-center, “Visi 2045: Negara Kesejahteraan (Blue Print Pembangunan Nasional Partai Golkar) – Bag. 2, (https://www.mukhtarudin.com/2018/11/visi-2045-negara-kesejahteraan-blue-print-pembangunan-nasional-partai-golkar-bag-2/, diakses pada Maret 2023)
- NN, “Aburizal Bakrie Paparkan Empat Pilar Menuju Negara Kesejahteraan”, (https://prasetya.ub.ac.id/aburizal-bakrie-paparkan-empat-pilar-menuju-negara-kesejahteraan/, diakses pada Maret 2023)
- Wikipedia, “Garis-Garis Besar Haluan Negara”, (https://id.wikipedia.org/wiki/Garis-Garis_Besar_Haluan_Negara, diakses pada April 2023)