Berita Golkar – PT Chery Sales Indonesia (CSI) telah melakukan produksi mobil listrik pertamanya, Omoda E5. Model ramah lingkungan asal China ini, rencananya bakal diluncurkan secara resmi pada tahun depan.
Proses seremonial perakitan perdana Chery Omoda E5 yang dilakukan di pabrik Handal Indonesia Motor, di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat akhir pekan lalu, disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto.
Bahkan, politikus dari partai Golkar ini sempat mencoba langsung mobil bertenaga baterai ini, dan tak lama secara acara tersebut, melalui staf khususnya, Airlangga memutuskan untuk memesan 12 unit Omoda E5.
“Ini bukan saja dukungan nyata untuk Chery di Indonesia, namun juga dukungan pemerintah Indonesia terhadap perkembangan kendaraan berteknologi hijau,” ujar Harry Kamora, Vice President PT CSI, dalam keterangan resmi, jumat (8/12/2023).
Produksi Omoda E5 di Indonesia sendiri, menjadi momen istimewa karena jadi mobil listrik pertama Chery yang dirakit di luar china.
Hal ini menekankan implementasi komitmen perusahaan untuk mendukung transformasi industri otomotif menuju era elektrifikasi, dan ekosistem teknologi hijau yang berkelanjutan di Tanah Air.
Mobil ini dilengkapi dengan motor listrik berdaya maksimum 150 kW, torsi maksimum 340 Nm, dan baterai yang mampu menempuh jarak hingga 450 kilometer.
Konsumen juga akan mencapai kenyamanan berkendara Omoda E5 dengan standar keselamatan berkendara bintang 5 dari Euro NCAP.
Dengan seluruh keunggulan, baik dari sisi teknologi, performa, kualitas, dan desain, CSI yakin bahwa Omoda E5 akan menjadi pembeda dengan mobil listrik lainnya, dan mampu mendukung peningkatan jumlah penggunaan mobil listrik di Indonesia.
Ini yang Membedakan Chery Omoda E5 di Indonesia dengan Versi Global
Chery Omoda E5 punya beberapa perbedaan spesifikasi dengan model yang ditawarkan secara global.
Rifkie Setiawan, Head of Marketing PT CSI menjelaskan, secara umum unit ini tidak berbeda dengan yang ditawarkan di belahan dunia lain. Khusus Indonesia ada beberapa fitur yang dihilangkan.
“Pertama adalah jarak tempuh, kemudian tentu lingkar kemudi di sebelah kanan, dan di sini tidak ada fitur Vehicle to load (V2L). Keseluruhan lainnya sama,” ucap Rifkie.
Rifkie mengungkapkan alasan tidak adanya V2L sebab fitur ini tidak terlalu banyak dibutuhkan di Indonesia. Selain itu tentu untuk menekan biaya yang akan berdampak pada harga jual. Sayangnya, berapa besar pengurangan harga yang dihasilkan, Rifkie enggan menjawabnya.
Soal perkiraan harga ini, dijawab Harry Kamora, Vice Presiden PT CSI saat peluncuran perakitan Omoda E5. Menurutnya kemungkinan harga model terbaru ini ada di angka Rp 500 jutaan.
Mencari spesifikasi Omoda E5 di jagat maya cukup sulit. Kemungkinan karena perbedaan nama yang masih dipakai di beberapa negara dan tidak adanya pembaruan pada laman resmi Omoda. {sumber}