Berita Golkar – Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengapresiasi kenaikan perolehan skor Program for International Student Assessment (PISA) untuk Indonesia tahun 2022. Berdasarkan informasi yang ia terima, peringkat Indonesia naik hingga 5-6 posisi dalam beberapa kategori penilaian.
Selain itu, Indonesia dinilai tidak mengalami penurunan skor yang signifikan akibat learning loss pada pandemi Covid-19 jika dibandingkan dengan 35 negara OECD lainnya. “Peningkatan peringkat ini menunjukkan ketangguhan sistem pendidikan Indonesia, dalam mengatasi hilangnya pembelajaran (learning loss) akibat pandemi,” tutur Hetifah melalui rilisnya di Jakarta, Minggu (10/12/2023).
Lebih lanjut, Politisi Fraksi Partai Golongan Karya (F-Golkar) itu menilai anak-anak mampu beradaptasi sangat baik saat implementasi kebijakan sekolah dari rumah (school from home) pada masa pandemi Covid-19. Ia menilai peran orang tua dan guru menjadi krusial sekaligus sentral dalam proses pendidikan tersebut.
Hetifah pun juga berpendapat bahwa proses transisi dari pandemi menuju pembelajaran tatap muka, berlangsung cukup baik karena Kurikulum Merdeka mengakomodir proses adaptasi tersebut. Pada akhirnya, sebutnya, setiap stakeholder sekolah mampu memitigasi potensi adanya learning loss.
Tidak hanya itu saja, Hetifah menilai pelatihan guru yang disediakan oleh Kemendikbudristek melalui Platform Merdeka Mengajar selama pandemi Covid-19 menjadi kunci keberhasilan. Baginya, para tenaga pendidik termasuk yang berada di Kalimantan Timur telah hebat mendedikasikan diri sebagai ujung tombak guna memitigasi learning loss para siswa.
“Semoga perbaikan PISA ini menjadi momentum bagi ekosistem pendidikan kita untuk semakin membaik. Terutama untuk mentransformasi cara belajar dan mengajar menggunakan metode yang lebih kreatif melalui Kurikulum Merdeka Belajar,” tandas legislator Daerah Pemilihan Kalimantan Timur itu.
Sebagai informasi, skor PISA Indonesia tahun 2022 hanya turun 12 poin dibandingkan dengan skor rata-rata global yang turun hingga 18 poin. Salah satunya, pada kategori matematika, saat skor global turun hingga 21 poin, Indonesia hanya mengalami penurunan sebesar 13 poin. {sumber}