Berita Golkar – Senayan berharap pemberantasan narkotika bakal jauh lebih baik menyusul ditunjuknya kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) yang baru, Irjen Pol Marthinus Hukom.
Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo melantik Marthinus Hukom sebagai ke¬pala BNN, menggantikan Kom¬jen Petrus Golose yang telah memasuki usia pensiun. Upacara pelantikan dilakukan di Istana Negara, Jakarta, pekan lalu.
“Saya ucapkan selamat kepada pejabat baru. Semoga yang ada sekarang dapat melanjutkan konsep-konsep pemberantasan narkoba menuju Indonesia lebih baik dan bebas dari narkoba,” kata anggota Komisi III DPR Supriansa saat dihubungi, ke¬marin.
Supriansa meyakini, pengala¬man Marthinus di Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror (AT) Polri bakal menjadi modal luar biasa dalam mengatasi masalah narkoba di negeri ini. Toh, sistem kerja dua badan ini tidak jauh berbeda.
“Sama saja polanya. Kalau Densus kan mengejar orang dan jaringannya, BNN juga mengejar pembawa sampai pro¬dusen utama dan jaringannya. Kalau di Densus punya program deradikalisasi, di BNN juga ada program rehabilitasi. Nggak jauh beda,” katanya.
Tapi yang jelas, politisi Fraksi Golkar ini punya harapan besar agar BNN dapat bekerja maksi¬mal dalam menjalankan tugas-tugas pokok yang diembannya dalam mengatasi peredaran narkoba. Sebab, masalah narkoba ini menyangkut nyawa masyarakat yang harus dijaga betul.
“Kemudian kita juga berharap BNN ini juga memaksimalkan fungsi rehabilitasi dengan baik. Sehingga orang-orang yang per¬nah direhabilitasi di BNN tidak mengulangi lagi, tidak menjadi bagian dari peredaran narkoba, tidak lagi mengkonsumsi nar¬koba, dan obat-obatan haram lainnya,” harapnya.
Dalam kesempatan tersebut, dia juga mendorong agar fungsi koordinasi BNN ini lebih diper¬kuat lagi. Sehingga jaringan dan kerjasama yang sudah terjalin dengan lembaga negara lainnya, benar-benar maksimal dalam pemberantasan narkoba dan jaringannya.
Sementara itu, Kepala BNN Marthinus Hukom menegaskan, amanat yang diberikan Presiden Jokowi ini merupakan tugas yang bersifat nasional dan tidak mudah. Apalagi lingkup kontrol dan pengawasan peredaran ba¬rang haram ini sangat luas meng¬ingat kondisi geografis Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan lau¬tan yang melintang di sepanjang perairan Indonesia.
“Tentu selain anugerah, ini juga beban tanggung jawab yang harus saya pikul untuk mengontrol peredaran narkotika di Indonesia,” katanya usai di¬lantik sebagai Kepala BNN di Istana Negara, pekan lalu.
Walau demikian, mantan Ke¬pala Densus 88 AT Polri ini memastikan secara garis besar sudah mengetahui kebijakan-kebijakan dari Kepala BNN sebelumnya. Tentunya, setiap kebijakan yang diambil selalu melihat undang-undang yang ada.
“Kami mengevaluasi apa yang sudah dilakukan senior kami. Jika itu hal baik tentu akan di¬lanjutkan. Mungkin ada penam¬bahan. Selain itu tentunya kita akan lakukan inovasi-inovasi untuk menetralisir semua pere¬daran narkotika di Indonesia,” jelasnya. {sumber}