Berita Golkar – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI menggelar sosialisasi jalur rempah dan desa pemajuan budaya di Hotel Mercure, Samarinda pada Rabu 27 Desember 2023. Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Ketua Komisi X DPR RI dapil Kalimantan Timur, Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian.
Menurut Hetifah, sosialisasi ini menjadi momentum penting untuk menggali potensi budaya di Indonesia. Ia mengingatkan bahwa Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan telah memberikan landasan hukum pertama untuk pengelolaan kekayaan budaya di tanah air.
Saat ini, lanjut Hetifah, Kalimantan Timur sudah merespons positif dengan menerbitkan Perda Nomor 10 Tahun 2022 tentang Pemajuan Kebudayaan. Namun, perlu ada peraturan gubernur sebagai aturan pelaksana agar sinergi antar pemangku kepentingan dapat optimal.
“Menariknya saat ini Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memberikan respon positif dengan menerbitkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 10 Tahun 2022 tentang Pemajuan Kebudayaan namun saat ini perlu adanya peraturan pelaksanaan (pergub) di tingkat provinsi agar sinergi dari berbagai elemen dapat benar-benar terwujud,” ujar Hetifah saat ditemui usai sosialisasi.
Hetifah menjelaskan Pemprov Kaltim berupaya menjadikan budaya sebagai kekuatan penting. Kendala muncul dalam proses penetapan cagar budaya di kabupaten/kota karena memerlukan kajian menyeluruh. Bahkan jalur rempah diusulkan menjadi warisan budaya dunia UNESCO.
Ia menegaskan cagar budaya tak selalu terkait aspek fisik semata. Selain situs, Kaltim juga ingin mengusulkan telapak tangan sebagai warisan budaya takbenda. Tujuannya bukan hanya pelestarian sejarah, tapi juga pengembangan pariwisata.
“Selain melibatkan pelestarian fisik seperti situs, Kaltim juga ingin mengajukan telapak tangan sebagai warisan budaya takbenda,” ujar Hetifah.
Jalur rempah jadi peluang generasi muda mengunjungi cagar budaya sambil merangkai kembali sejarah melalui influencer. Namun diakui Hetifah, ada kendala terkait pelaksanaan dan kelembagaan. “Keterpisahan sektor pariwisata dan pendidikan kadang menghambat sinergi optimal,” ujarnya.
Menurut Hetifah, kunci keberhasilan ini terletak pada pengintegrasian pariwisata dan pendidikan, di mana pendidikan punya peran penting untuk edukasi sejarah dan budaya. Upaya memang sudah dilakukan, tapi kendala anggaran jadi masalah serius.
“Keberlanjutan cagar budaya tak hanya soal keindahan fisik, tapi juga manfaatnya bagi masyarakat,” imbuh politikus Golkar ini.
Maka, perlu keseimbangan dana sektor pariwisata dan pendidikan demi pelestarian dan pengembangan budaya. Sosialisasi ini diharapkan memacu upaya bersama pemerintah dan masyarakat dalam memajukan budaya di Kaltim. Cagar budaya perlu dilestarikan dengan memperhatikan manfaatnya, termasuk potensi ekonomi lewat pariwisata. Sinergi antarsektor juga penting agar program berjalan optimal dan berkelanjutan. {sumber}