Ravindra Airlangga Ungkap Peran Penting Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Dalam Upaya Wujudkan Indonesia Emas 2045

Berita GolkarPolitisi muda Partai Golkar, Ravindra Airlangga menggelar acara Konsolidasi Partai Golkar Menuju Pemilu Damai 2024 di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor pada Sabtu (06/01). Acara ini turut pula dimeriahkan dengan festival memasak para ibu-ibu dan dilanjutkan makan bersama.

Dalam penyampaian pidatonya, Ravindra Airlangga membahas mengenai program makan siang gratis Prabowo-Gibran yang menjadi prioritas program pasangan Capres dan Cawapres yang diusung Partai Golkar tersebut. Baginya, program ini amatlah penting dalam upaya bangsa mencegah stunting demi mengejar visi Indonesia Emas 2045.

“Kenapa makan siang gratis itu penting? Ini untuk mencegah yang namanya stunting. Apa itu stunting? Stunting itu kekurangan gizi secara berkelanjutan dalam jangka panjang terutama dalam dua tahun kehidupan. Mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak-anak,” ujar Ravindra Airlangga sebagaimana dikutip redaksi Golkarpedia.

“Jadi konsekuensinya jangka panjang ibu-ibu, seperti kemampuan belajar menurun, risiko penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, obesitas, ini berpengaruh pada performa anak-anak dan kemampuan berpenghasilan di masa depan. Jadi stunting ini perlu kita atasi,” lanjut anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI tersebut.

Pertanyaan besar kembali dilanjutkan Ravindra Airlangga pada ribuan masyarakat yang memenuhi Stadion Pakansari, mengenai mengapa mengatasi stunting menjadi hal urgent yang perlu dilakukan oleh pemerintah? Sebagai anggota DPR RI, Ravindra memahami benar pencapaian target Indonesia Emas 2045 harus dibarengi dengan kualitas SDM yang memadai.

“Karena kita mau mewujudkan generasi emas. Indonesia tahun 2045 itu 100 tahun kemerdekaan, jadi kita harap di tahun 2045 usia harapan hidup anak-anak kita bisa sampai 80 tahun dan tingkat kemiskinan bisa mencapai 0,5 sampai 0,8%. Kita akan menjadi negara dengan PDB terbesar ke-5. Karena itu kita harus memastikan bahwa pembangunan dan investigasi gizi bisa dimulai saat ini, terutama anak dan bayi pada 1000 HPK,” papar Ravindra Airlangga.

Tak hanya itu, pria kelahiran 28 Agustus 1991 tersebut mengatakan bahwa di tahun 2030 merupakan puncak bonus demografi. Oleh sebab itu, perlu adanya kebijakan strategis untuk menjamin kualitas hidup termasuk kecukupan generasi muda yang akan menjadi tulang punggung negara di tahun 2030.

“Kemudian 2030 kita memiliki generasi muda usia 15-45 tahun yang mayoritas sebesar 70%. Jadi kita harus memastikan mereka sehat secara jasmani dan rohani untuk mewujudkan Indonesia Emas. Kalau mereka kenyang, mereka tumbuh dengan sehat, bisa belajar, belajarnya rajin, insya Allah berpenghasilannya baik,” dijelaskan lulusan Johns Hopkins University ini.

Kondisi saat ini menurut Ravindra Airlangga, Indonesia masih harus berupaya keras untuk menurunkan angka stunting. Targetnya di tahun 2024, angka stunting bisa turun hingga mencapai 14% dari yang sebelumnya sebesar 21%. Jadi setiap tahun, pemerintah harus menurunkan angka stunting sebesar 3,8%.

“Bagaimana kondisi saat ini? Indonesia memiliki angka stunting 21%. WHO meminta kita turun di bawah 20%. Kita perlu turun 3,8% per tahunnya untuk mencapai target 14%. Di Kabupaten Bogor saat ini ada 16 ribu anak alami stunting, kita harap ini turun ke 0% di tahun 2024,” pungkas Ravindra Airlangga. {redaksi}