Berita Golkar – Sekitar 5 pekan menjelang pemilihan, elektabilitas pasangan capres-cawapres, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, mengalami peningkatan signifikan. Berdasarkan hasil survei terbaru Jakarta Research Center (JRC), elektabilitas Prabowo-Gibran sudah tembus 50,3 persen.
Menurut Direktur Komunikasi Jakarta Research Center (JRC), Alfian P, adanya pergerakan suara yang menjauh dari kalangan nasionalis telah mendorong peningkatan elektabilitas Prabowo-Gibran.
“Sebagian besar pemilih dari segmen nasionalis cenderung memilih pasangan Prabowo-Gibran, terbukti dari tingginya elektabilitas yang mencapai 50,3 persen, jauh di atas Ganjar-Mahfud,” ucap Alfian dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (10/1).
Dalam survei JRC tersebut, pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD memperoleh 18,4 persen. Sementara pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapatkan 23,6 persen.
Menurut Alfian, Prabowo-Gibran yang didukung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM), menjadi alasan mengapa lebih banyak pemilih nasionalis moderat yang mendukung keputusan mereka. Parpol anggota KIM seperti Partai Demokrat, PSI, Partai Golkar, PAN, dan Partai Gerindra, mewakili sektor pemungutan suara nasionalis Islam dan perkotaan.
Sementara Anies dan Cak Imin merupakan tim calon yang mendapat dukungan dari Islam modernis, yang juga didukung oleh kalangan tradisional dan nasionalis lainnya.
Ditambahkan Alfian, pemilih nasionalis moderat menilai kemenangan Prabowo-Gibran akan menghindari polarisasi seperti yang terjadi di sejumlah pemilu sebelumnya.
“Trauma yang cukup mendalam terhadap politik identitas, terutama pada momentum Pilkada DKI Jakarta 2017 silam, membuat segmen pemilih nasionalis berbondong-bondong mendukung Prabowo-Gibran yang peluangnya lebih besar untuk menang pada Pilpres 2024,” jelasnya.
Mereka, lanjut Alfian, terbujuk untuk mengambil keputusan ini karena dukungan Presiden Jokowi dan diperkenalkannya Gibran Rakabuming Raka sebagai pendamping Prabowo. Alhasil, basis dukungan terhadap Prabowo-Gibran pun kian berkembang hingga keduanya menjadi pesaing serius untuk memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran.
“Tingginya elektabilitas Prabowo-Gibran memberikan coattail effect (efek ekor jas) bagi Gerindra, sehingga berpeluang menggeser PDI Perjuangan sebagai pemenang Pemilu 2024,” ujar Alfian.
Wawancara dengan metode tatap muka dalam survei JRC ini dilaksanakan pada 26-31 Desember 2023 dengan melibatkan 1.200 responden dari setiap provinsi di Indonesia. Pengambilan sampel acak bertingkat (multistage random sampling) digunakan dalam survei ini, dan memiliki tingkat kepercayaan 95% dan perkiraan margin kesalahan sebesar 2,9 persen.
Terkait kenaikan elektabilitas Prabowo-Gibran yang mencapai 50,3 persen, menurut survei JRC, menggambarkan dinamika politik yang sangat mendukung pasangan ini. Dengan dukungan yang kuat dari berbagai segmen pemilih, termasuk nasionalis moderat dan basis tradisional serta perkotaan, Prabowo-Gibran saat ini berada di garis depan dalam persaingan Pilpres 2024.
Elektabilitas yang tinggi ini tidak hanya mencerminkan kepercayaan dan harapan masyarakat terhadap kepemimpinan mereka, tetapi juga potensi untuk menciptakan perubahan politik yang signifikan di Indonesia.
Keunggulan elektabilitas ini, ucap Alfian, dipadukan dengan rencana dan visi yang jelas dari Prabowo-Gibran, menjanjikan masa depan politik Indonesia yang lebih stabil dan progresif.
Ini menjadi momentum bagi Prabowo-Gibran untuk terus memperkuat kampanye dan mengkonsolidasikan dukungan, mengarah pada kemenangan satu putaran pada Pilpres 2024. {sumber}