Berita Golkar – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Wakil Ketua DPR RI Hetifah Sjaifudian melakukan sosialisasi tentang perubahan sistem Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) kepada pelajar tingkat SMA di Kalimantan Timur.
“Tahun ini ada perbedaan yang signifikan dari sistem seleksi sebelumnya,” ujar Kepala Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan Kemendikbudristek, Rahmawati di Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis.
Menurut Rahma, perubahan sistem seleksi tersebut bertujuan untuk memberikan akses yang lebih berkeadilan dan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada calon mahasiswa untuk masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN) sesuai dengan pilihan dan kemampuan mereka.
“Kalau sudah diterima di satu jalur, maka dia tidak bisa lagi diterima di jalur lain. Jadi kalau sudah diterima seleksi berdasarkan prestasi, dia sudah terkunci,” ucapnya.
Dia menyampaikan, jika calon mahasiswa sudah diterima seleksi berdasarkan tes dan sudah daftar ulang, maka dia tidak bisa lagi diterima di seleksi mandiri.
Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya calon mahasiswa yang sudah diterima di satu PTN melalui jalur prestasi atau tes, tetapi kemudian mendaftar lagi di jalur mandiri karena tidak puas dengan pilihan atau prodi yang diterima.
“Kalau dia sudah diterima kemudian dia daftar lagi ke yang lain dan ditinggalkan, sebenarnya dia mengambil hak dari orang lain yang sebenarnya sangat memerlukan peluang itu,” tuturnya.
Kebijakan itu yang menjadi poin utama perubahan sistem penjaringan nasional mahasiswa baru pada 2024. Sistem tersebut memberi kesempatan kepada yang lain.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengapresiasi kebijakan tersebut dan berharap agar calon mahasiswa mempersiapkan diri dengan baik untuk mengikuti sistem seleksi yang baru. “Kita berharap keadilan ini harus juga diikuti oleh pengetahuan yang lengkap dari para calon mahasiswa,” katanya.
Ia melanjutkan, jangan sampai kalau tidak diterima langsung menerka atau mencurigai bahwa ada calon mahasiswa lain yang menutup peluangnya.
“Kita justru pelajari dulu apa aturan yang ada sekarang yang memang sudah dibuat sedemikian rupa lebih berkeadilan,” imbuhnya.
Hetifah juga menyarankan agar calon mahasiswa memilih jurusan yang sesuai dengan kemampuan dan passion mereka, serta tidak ragu untuk belajar di PTN lain di luar Kaltim jika ada program studi yang belum ada di wilayah lokal.
“Intinya kami ingin membantu mensosialisasikan agar anak-anak kita di Kaltim yang sudah digembleng dengan ajaran yang baik, itu nantinya mereka bisa masuk ke perguruan tinggi negeri,” ungkap Hetifah.
Hetifah berharap, mahasiswa yang menuntut ilmu di luar Kaltim bisa kembali membangun daerahnya. “Mereka bisa menerapkan ilmunya bagi kemajuan Kaltim, apalagi menyambut Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara,” tutupnya. {sumber}