Berita Golkar – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo mengatakan pihaknya terus mengupayakan agar cabang olahraga asal Indonesia, pencak silat bisa dipertandingkan secara eksibisi di Olimpiade Paris 2024.
Untuk mencapai harapan tersebut, Dito menyebut bahwa pihaknya sudah bekerja sama dengan tiga Kementerian lainnya, yakni Kementerian Luar Negeri, Kemenko PMK dan Kemendikbud.
Hasil dari kerja sama ini akan membentuk satgas untuk berdiplomasi dengan negara-negara peserta lainnya di Olimpiade yang mempunyai atlet pencak silat. “Kami sudah rapat resmi terkait pencak silat bulan lalu,” kata Dito di Kampus UNJ, Jakarta, Jumat (12/1/2024).
“Kita akan membentuk suatu satgas yang mungkin nanti isinya gabungan dari Kemenpora, Kemenlu, Kemenko PM dan Kemendikbud yang nantinya berdiplomasi untuk mensosialisasikan pencak silat ini agar bisa dipertandingkan (eksibisi) di Olimpiade,” ujar Dito.
Upaya eksibisi ini dilakukan agar lebih mengenalkan olahraga pencak silat dan di Olimpiade 2028 bisa dipertandingkan secara resmi.
Seperti diketahui, suatu cabang olahraga bisa dipertandingkan secara resmi apabila cabor tersebut harus dimiliki minimal 40 negara yang berasal dari tiga zona berbeda yang punya NOC. Cabor yang akan dipertandingkan minimal pada Olimpiade sebelumnya sudah masuk pada cabor eksebisi.
“Kita masih upayakan jadi cabor resmi di Olimpiade karena untuk jadi cabor resmi kita harus banyak dukungan dari negara-negara lain,” terangnya.
Olimpiade Paris 2024 akan terselenggara pada 26 juli-11 Agustus 2024. Dalam ajang tersebut, hingga kini sudah ada enam atlet Indonesia yang memastikan lolos ke Olimpiade 2024. Jumlah atlet Indonesia yang lolos ke Paris masih akan terus bertambah mengingat kualifikasi Olimpiade masih terus berjalan.
Di sisi lain, Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Kemenpora Sri Wahyuni jalani ujian terbuka/promosi Doktor, Jumat (12/1/2024). Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo turut menyaksikan ujian terbuka/promosi Doktor yang dilakukan Sri Wahyuni.
Dalam sidang promosi terbuka yang diadakan di Gedung Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tersebut, Sri Wahyuni dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude. Sri Wahyuni memaparkan disertasinya dengan judul ‘Program Pembinaan Pelatnas dan Pengiriman Kontingen Indonesia Dalam SEA Games Hanoi 2021 di Vietnam Tahun 2022 (studi evaluasi pada 14 cabang olahraga DBON).
Usai dinyatakan lulus, Dito pun langsung memberikan selamat kepada Sri Wahyuni. “Beliau merupakan salah seorang pejabat wanita yang menurut saya sangat progresif dan andal di Kemenpora,” kata Dito.
“Kami bersyukur hari ini beliau lulus sebagai doktor dengan mengangkat judul Desain Besar Olahraga Nasional dengan kaitannya multievent, yaitu SEA Games,” ujar Dito.
Dito berharap dengan gelar Doktor itu, Sri Wahyuni membuat Kemenpora semakin maju. “Kami berharap beliau semakin dalam lagi akademisnya,” ucap Dito.
“Tentunya, ini salah satu langkah yang melibatkan akademisi dalam menguji langkah-langkah Kemenpora ke depannya,” tutur Dito.
“Dengan lulusnya beliau, saya yakin akan membawa perencanaan di Kemenpora lebih komprehensif, terukur dan tepat sasaran,” harapnya.
Dito yang juga politisi Golkar tersebut berharap platform website yang dihasilkan Sri Wahyuni dalam disertasinya ini ke depan bisa benar-benar bermanfaat untuk mendata dan meningkatkan prestasi atlet-atlet Indonesia.
“Ya saya sempat dengar sedikit. Ya, memang itu harus dilakukan di platform-platform kita dalam menunjang atlet-atlet kita di multi event internasional, salah satunya dengan DBON dan juga pelatnas terfokus untuk cabor-cabor yang kita siapkan ke SEA Games, Asian games dan Olimpiade,” papar Dito.
Bantu Pelaksanaan DBON
Di sisi lain, Program Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang mempunyai landasan Peraturan Presiden Nomor 86 tahun 2021 kini telah berjalan selama hampir tiga tahun. Dalam pelaksanaanya, DBON telah menjadi acuan dalam pengembangan olahraga di Indonesia.
Seperti diketahui, salah satu tujuan jangka panjang hadirnya DBON, yakni agar Indonesia mampu meraih prestasi terbaik di Olimpiade maupun paralimpiade 2024. Untuk menuju ke arah sana, kini pembinaan atlet-atlet muda terus difokuskan.
Dito mengatakan bahwa program DBON turut dijalankan di daerah-daerah yang kedepan bisa lebih mudah memantau atlet-atlet berbakat.
“Ya saat ini Alhamdulillah DBON sudah berkembang. Di Daerah sudah melakukan desain olahraga daerah. Jadinya itu akan merata dan pembinaan itu lebih merata lagi dan ujungnya adalah hasil talent scouting dari seluruh Indonesia makin merata dan kita bisa mengambil potensi-potensi itu,” kata Dito.
Guna melancarkan program DBON, Dito berujar bahwa pihaknya bakal fokus penggunaan anggaran untuk DBON. Program DBON itu dikatakannya juga sudah disampaikan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
“Ke depan memang untuk penganggaran kita fokuskan juga agar fokus ke DBON dan ini sudah masuk juga, sudah disampaikan juga di Bappenas. Semoga kita bisa mengejar di 2025,” terang Dito.
Untuk pembinaan prestasi atlet dalam DBON ini mencakup 14 cabang olahraga. 14 cabor tersebut yakni, bulu tangkis, angkat besi, panahan, atletik, menembak, panjat tebing, senam artistic, balap sepeda, renang, dayung, karate, taekwondo, wushu dan pencak silat. Sementara tiga cabor lagi masuk prioritas industry olahraga, yakni sepak bola, voli dan bola basket. {sumber}