Berita Golkar – Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyatakan suksesi atau pergantian kepemimpinan adalah hal yang lazim terjadi melalui proses Pemilu dan Pilpres setiap 5 tahun sekali sesuai Undang-Undang Dasar 1945.
Airlangga menyampaikan hal itu menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri, yang menyinggung soal kekuasaan seorang penguasa harus berakhir ketika masanya sudah selesai.
“Kita bicara periodisasi dari pada pemerintah itu setiap 5 tahun. Jadi setiap 5 tahun ada yang naik dan ada yang turun,” kata Airlangga usai konsolidasi pemenangan Partai Golkar di Grand Sudirman Ballroom, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (19/1/2024).
“Jadi itu biasa saja, sudah ada mekanismenya di dalam Pemilu,” sambung Airlangga.
Sebelumnya Megawati menyampaikan supaya penguasa tidak lupa daratan dan enggan jauh-jauh dari lingkaran kekuasaan. “Kekuasaan itu enak. Tapi kalau saya, kalau sudah harus berhenti, ya berhenti. Jangan malah lupa daratan. Itu cobaan, jangan lupa. Manusia selalu dicoba,” kata Megawati dalam acara perayaan Natal PDI Perjuangan dan Relawan Damai Sejahtera for Ganjar-Mahfud (Reds) di Jakarta International Expo, Kamis (18/1/2024), seperti dikutip dari siaran pers.
Megawati pun menyinggung pepatah Bahasa Sansekerta “Satyam Eva Jayate”, yang dimaknainya bahwa tidak perlu takut dan menjadi lemah karena kebenaran yang pasti menang. Menurut Megawati, prinsip itu sangat penting untuk jadi pegangan karena agama apa pun mengajarkan bahwa manusia pasti selalu akan diberi cobaan. Akan tetapi, jalan kebenaran harus selalu menjadi pegangan, jangan takut membela kebenaran.
“Sebagai manusia, selalu kita diberi cobaan. Itu semua agama mengajarkan begitu. Kita akan selalu dicoba untuk apakah menjadi orang baik, atau orang tidak baik,” ujar dia. {sumber}