Daerah  

Fitron Nur Ikhsan Ingatkan Bahaya Resistensi Antibiotik Sebagai ‘Silent Pandemic’

Berita GolkarKomisi V DPRD Banten menemukan adanya lonjakan angka kematian yang disebabkan resistensi antibiotik akibat mikroba atau antimicrobial resistance (AMR) di 204 negara. Bahkan, belakangan kasus kematian akibat AMR juga disebut sebagai silent pendemic.

Wakil Ketua Komisi V, Fitron Nur Ikhsan meminta kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) baik di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota untuk melakukan lanhkah konkret dalam menekan angka kematian akibat AMR.

“1,2 juta kematian itu terjadi karena antibiotik yang tidak mempan lagi terhadap infeksi tertentu. Ini sudah diserukan oleh Kementrian Kesehatan,” Kemenkes),” kata Fitron, Kamis (7/9/2023).

Dijelaskam Fitron, dari informasi yang dihimpun oleh dirinya, resistensi antibiotik akibat mikroba terjadi karena protokol pengobatan yang sembarangan. Akibatnya infeksi pada pasien bertambah parah dan ini yang menyebabkan angka kematian meningkat.

“Kami sudah sempat membicarakan hal ini dengan BPOM dalam sela sela acara kedinasan. Namun demikian perlu adanya pembahasan yang serius tentang hal ini di daerah. Pembahasan ini diperlukan untuk mengatur dan melakukan pengawasan terhadap penggunaan antibiotik yang lebih rasional, sehingga kematian akibat kesalahan penggunaan antibiotik menjadi berkurang,” jelasnya.

“Kami meminta Dinkes dapat memfasilitasi kami untuk dapat duduk bersama dengan pemangku kebijakan lainnya agar menentukan langkah strategis ditingkat hulu,” sambungnya.

Lebih lanjut, Fitron mengungkapkan, hampir dua tahun pandemi Covid-19 mengajarkan masyarakat bahwa kegagalan dalam kesiapsiagaan akan mengakibatkan kegagalan di berbagai bidang. Hal yang sama berlaku untuk resistensi antimikroba.

“Kita harus bersiap secara kolektif untuk mencegah bencana akibat AMR. Tidak ada satu industri pun yang dapat menghadapi ancaman ini sendirian. AMR membutuhkan banyak partisipasi dari berbagai pemangku kepentingan. Termasuk kita di daerah,” ucapnya.

Menurut politisi Golkar itu, di tingkat nasional, Kemenkes RI telah berkomitmen untuk bekerja sama dengan kementerian teknis lainnya dan secara bersamaan melakukan transformasi sistem kesehatan.

“Saya bukan orang kesehatan, tapi pengawasan terhadap penggunaan antibiotik tidak bijaksana harus di lakukan secara baik. Saya juga tidak memiliki kecakapan dan pengetahuan yang cukup tentang hal ini. Namun ancaman silent pandemic harus kita antisipasi. Coba cek kematian yang terjadi akibat resistensi ini, saya rasa di rumah sakit datanya sudah mulai terlihat menanjak,” tandasnya. {sumber}