Berita Golkar – DPR RI memberi apreasiasi Pertamina untuk tidak menaikkan harga BBM umum atau non-subsidi, meski harga di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) kompetitor lain sudah naik. Sebab, keputusan Pertamina untuk mempertahankan harga saat ini dianggap sebagai langkah yang adil.
“Saya pikir ini adalah harga yang fair. Nanti kalau harga pembeliannya memang sudah naik, baru harga jualnya juga bisa dinaikkan,” kata Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Muhammad Sarmuji di Jakarta, Minggu, (4/2/2024).
Menurut Sarmuji, Pertamina pasti sudah menghitung secara bisnis sehingga tidak menaikkan harga BBM meski di tengah tren kenaikan harga minyak mentah dunia dan juga kurs per Februari 2024. “Barangkali stok Pertamina yang ada sekarang dibeli dengan harga masih sesuai dengan harga tanpa ada kenaikan,” ucap Sarmuji.
Selain itu, Sarmuji juga menilai bahwa kebijakan tersebut tidak akan memberikan dampak negatif pada posisi keuangan perusahaan selama stok BBM diperoleh dengan harga yang masih konsisten tanpa adanya kenaikan.
Dengan demikian, kebijakan tersebut dapat meminimalkan potensi kerugian laba bagi Pertamina. “Kalau masih sesuai dengan harga beli nggak ada masalah dan tidak akan berpengaruh terhadap rugi laba Pertamina,” ujar Politisi Golkar.
Senada dengan Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade mengatakan bahwa Pertamina sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjadi kebanggaan Indonesia, memiliki tanggung jawab sosial untuk mempertimbangkan kondisi masyarakat.
Apalagi, lanjut Andre, dalam kondisi ekonomi global dan tantangan seperti fenomena alam El Nino serta gagal panen sehingga keputusan Pertamina untuk menunda kenaikan harga BBM, menurutnya hal yang tepat.
“Pak Presiden Jokowi melalui pemerintah juga mengguyurkan bansos, menurut saya tentu tidak ada salahnya Pertamina menahan dulu rencana kenaikan BBM demi untuk meringankan beban masyarakat,” ucap Andre. {sumber}