Berita Golkar – Ketua DPD I Partai Golkar Aceh, Drs Teuku Muhammad Nurlif SE bercerita mengenai konsen Golkar khususnya di Aceh hingga sentil dana otonomi khusus (Otsus).
Hal itu disampaikannya dalam program Serambi Politik dipandu News Manajer Serambi Indonesia, Bukhari M Ali di studio Serambinews.com, Selasa (22/8/2023).
Dalam bincang-bincang tersebut, Ketua DPD I Partai Golkar Aceh itu mengungkapkan kalau partai ini konsen pada tiga hal. Tiga hal tersebut meliputi pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan ekonomi di bidang pertanian.
“Partai Golkar ini sebuah partai yang menaruh perhatian besar, konsen yang besar terhadap dunia pendidikan,” ungkap Nurlif.
Menurutnya, sebuah masyarakat atau sebuah bangsa bisa keluar dari kesulitan atau keterbelakangan dengan mengandalkan tingkat dan kualitas pendidikan yang lebih baik.
“Apalagi di Aceh salah satu keistimewaan itu di bidang pendidikan, selain adat istiadat dan agama ya. Itu diatur dalam undang-undang,” ucap Nurlif.
Selain itu pihaknya juga menaruh perhatian pada kesehatan, terutama persoalan stunting yang tinggi khususnya di Aceh. “Aceh tinggi stunting, ini harus menjadi kesadaran kita bersama, mengedukasi masyarakat,” ungkap Nurlif.
Konsen selanjutnya yakni mengenai ekonomi dan pertanian, sebab lebih 70 persen masyarakat Aceh bergantung hidupnya di sektor pertanian, perkebunan bahkan sebagian nelayan.
Menurutnya, jika kelompok ini sudah keluar dari angka kemiskinan, maka Aceh sudah menuju daerah dan masyarakat di gerbang pintu kemakmuran.
“Tiga sektor itu menjadi konsen kami. Pertama pendidikan, kita tidak mau ada anak-anak di Aceh ini yang tidak memiliki pendidikan,” ucap Nurlif.
“Kemudian sektor kesehatan, kita tidak mau ada masyarakat Aceh yang tidak tertangani kesehatannya dengan baik, baru kemudian sektor pertanian karena kalau mereka sudah makmur pasti daya beli sudah tinggi, ekonomi menjadi hidup di Aceh,” tambahnya.
Sentil Dana Otsus
Ketua DPD I Partai Golkar Aceh itu juga menyampaikan, sudah Rp 95,9 triliun dana Otsus yang digelontorkan pusat ke Aceh hingga 2022, namun perlu ditinjau sudah menghasilkan apa.
“Bayangkan sekarang, dana Otsus sudah Rp 90 triliun lebih. Kalau ada yang tanya, apa yang bisa kami lihat, atau apa sektor produktif yang kemudian bisa menghasilkan pendapatan asli daerah, baik di provinsi maupun kabupaten kota. Nah itu kan penting,” ucap Nurlif.
Menurutnya, tidak mungkin bergantung pada pajak apalagi memungut dari masyarakat yang ada di kampung mengingat sulitnya perekonomian mereka sekarang.
“Hari ini tidak mungkin pendapatan asli daerah, kita memungut pajak dari masyarakat di kampung-kampung,” kata Nurlif.
“Jangankan untuk bayar pajak, untuk bisa memastikan bulan depan mereka masih bisa makan, itu sulit, ini tanggung jawab kita bersama, tidak bisa lepas dari itu,” pungkasnya. {sumber}