Berita Golkar – Rangkaian puncak acara ASEAN+Youth Summit 2023 telah berlangsung pada Jumat (8/9/2023) di Jakarta Concert Hall yang diisi dengan berbagai topik diskusi tematik. Hadir sebagai panelis pada diskusi bertajuk Pondasi Masa Depan (Foundations of the Future), Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Puteri Komarudin menyampaikan pentingnya pendidikan yang inklusif dan berkualitas bagi pemuda.
“Saat ini kualitas pendidikan merata di Indonesia masih dihadapkan dengan berbagai tantangan multidimensi yang sifatnya geografis, sosial, ekonomi, dan infrastruktur. Pendidikan kita masih timpang antara sekolah di area perkotaan dan area pedesaan. Bahkan ternyata, sekitar 60 persen sekolah dasar di Indonesia mengalami kerusakan, dimana saya juga masih sering menemukan sekolah dasar yang rusak di daerah pemilihan saya,” kata Puteri.
Lebih lanjut, Anggota Komisi XI DPR RI ini juga mengungkapkan bahwa ketimpangan pendidikan semakin terasa ketika pandemi, terutama akibat disparitas infrastruktur digital. “Akibatnya menimbulkan dampak sosial negatif, seperti putus sekolah, learning loss, kekerasan pada anak, dan pernikahan dini. Bahkan, Kementerian Pendidikan Indonesia mencatat pandemi menyebabkan angka putus sekolah di tingkat sekolah dasar melonjak 10 kali lipat yang ternyata didominasi dari keluarga tidak mampu secara ekonomi,” ucap Puteri.
Politisi dari Fraksi Golkar ini mengungkapkan bahwa berbagai permasalahan ini terus menjadi perhatian DPR RI dan Pemerintah Indonesia, diantaranya dengan konsisten mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN.
“Tahun ini, anggaran pendidikan kita sudah mencapai Rp608 triliun. Anggaran tersebut terbagi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dimana pemerintah pusat akan mengalokasikan Rp233,9 triliun terutama untuk Program Indonesia Pintar kepada 20,1 juta siswa, Kartu Indonesia Pintar Kuliah kepada 976,8 ribu mahasiswa. Selain itu, Tunjangan Profesi Guru baik untuk yang PNS maupun non-PNS juga tetap akan disediakan,” jelasnya.
Sementara itu, APBN juga mengalokasikan Rp305 triliun yang disalurkan melalui Transfer ke Daerah ditujukan untuk membiayai operasional sekolah bagi 44,2 juta siswa dan untuk biaya operasional PAUD bagi 6,1 juta peserta didik.
Namun, Puteri juga menyadari anggaran ini masih belum cukup optimal untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas dan inklusif. Sehingga, perlu juga upaya perbaikan dari segi pengelolaan belanja supaya semakin berkualitas.
“Tak hanya dari segi besaran anggaran saja yang harus terus naik. Tetapi juga kualitas dari belanjanya yang memang harus memberikan dampak signifikan terhadap perbaikan kualitas tenaga pengajar, perbaikan kurikulum, penyediaan fasilitas sekolah yang merata, hingga kesejahteraan guru. Tak terkecuali, kita juga perlu terus dorong partisipasi pihak sektor swasta yang memang selama ini berkontribusi dalam membantu pemerintah untuk menyediakan akses pendidikan,” tutur Puteri.
Sebagai informasi, ASEAN+Youth Summit merupakan forum pemuda di kawasan Asia Tenggara yang menjadi bagian dari rangkaian ASEAN Youth Agenda dan Keketuaan Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-43 ASEAN Tahun 2023. Turut hadir pada diskusi panel ini: Jamus Lim (Anggota Parlemen Singapura), Jang Kyung-Tae (Anggota Parlemen Korea Selatan), Othman Al Moammar (Penasihat Kementerian Ekonomi dan Perencanaan Arab Saudi), dan Cinta Laura Kiehl. {sumber}