Berita Golkar – Partai Golkar Nusa Tenggara Barat (NTB) angkat bicara perihal potensi Koalisi Indonesia Maju (KIM) di level nasional dapat berlanjut pada koalisi partai politik di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang akan dihelat pada 27 November 2024. Ketua DPD I Partai Golkar NTB Mohan Roliskana mengaku potensi KIM berlanjut di Pilkada bisa saja terealisasi.
Namun, Mohan menggarisbawahi, dinamika politik di daerah berbeda dengan di level nasional dalam konteks Pemilihan Presiden (pilpres) 14 Februari lalu. Ia menyebut walaupun keinginan itu bisa paralel dengan pilpres, tetapi di masing-masing daerah punya kalkulasi tersendiri berkaitan dengan membangaun relasi dan penjajakan dengan masing-masing calon kepala daerah.
“Semangat linieritas itu bisa saja, cuma kondisi politik di daerah kan dinamis. Banyak faktor di samping pertimbangan politis tadi itu,” kata Mohan saat ditemui di Mataram pada Selasa (26/3/2024) siang.
Menurut Mohan, Partai Golkar NTB terbuka untuk menjalin komunikasi dengan parpol manapun dalam menyongsong Pilkada 2024. “Kami terbuka kepada semua pihak, kalau pembicaraan yang mengerucut sampai ke paslon itu belum. Biasalah kami silaturahmi dulu, untuk membuka cakrawala berpikir,” ujarnya.
Mohan Timang Maju Pilgub NTB
Mohan mengaku hingga saat ini belum memutuskan apakah akan maju di Pilgub NTB atau tetap bertarung di Pemilihan Wali (Pilwali) Kota Mataram untuk periode kedua. Dia menuturkan masih melakukan serangkaian pertimbangan politis. Termasuk juga meminta arahan dari DPP Partai Golkar.
“Kami kan punya mekanisme tersendiri. Kami sudah ada instruksi dari DPP bahwa referensinya harus menggunakan pendekatan survei. Bahkan kami sudah ada beberapa lembaga survei yang direkomendasikan oleh DPP untuk digunakan di NTB,” kata Mohan.
Nantinya, DPD I Partai Golkar NTB bakal mengonsolidasikan calon kepala daerah (cakada) di NTB agar memiliki satu ritme dalam gerak pemenangan di daerah masing-masing.
“Harus didahului oleh basis survei. Nanti kami akan mengonsolidasikan semua cakada di kabupaten/kota untuk kami berspekatan menggunakan lembaga survei apa dan kapan kami mulai,” terangnya.
Spesifik soal dirinya, Mohan menegaskan bahwa memang arus dukungan kepada dirinya untuk maju di pilgub seusai Golkar kembali menjadi partai pemenang di NTB memang kuat. Sejumlah masyarakat lintas kalangan secara langsung maupun tidak langsung menyampaikan harapan agar Mohan ikut berebut kursi NTB I.
“Bisa saja itu tolok ukur kapasitas sebagai ketua partai kemudian total suara, atau catatan lain. Tapi kan keputusannya saya harus mempertimbangkan yang tadi itu, banyak hal, sebelum akhirnya nanti saya putuskan kemana saya berlaga. Yang jelas saya akan bertarung, soal saya bertarung di mana, itu nanti,” tegas Mohan.
“Nanti kami lihat, sekali lagi ladang pengabdian itu kan juga bisa di mana saja. Kami lihat berdasarkan pertimbangan yang matang, kalkulatif, hasil survei juga,” imbuhnya.
Mohan membantah informasi perihal dirinya telah diminta secara khusus oleh DPP Partai Golkar untuk maju di Pilgub NTB 2024. Mohan mengatakan bahwa informasi tersebut sepertinya ditafsirkan dari surat tugas yang dikeluarkan DPP kepada tiga kader di Golkar NTB untuk bersiap maju Pilgub.
“Itu kan sepertinya berdasarkan surat tugas saja, itu yang sepertinya dijadikan rujukan orang. Tapi kan bukan hanya saya, ada Pak Suhaili dan Ibu Dinda. Kalau kami tetap bahwa arahan dan pengawasan tetap dari DPP, ada konstruksi yang harus kami patuhi berkaitan dengan pengambilan sikap politik di daerah,” terang Mohan. {sumber}