Berita Golkar – Situasi di Timur Tengah semakin memanas pasca Iran melancarkan serangan balasan kepada Israel pada akhir pekan lalu. Eskalasi geopolitik di wilayah tersebut diwaspadai dapat berpengaruh terhadap Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya.
Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtarudin mendukung langkah Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan insentif impor bahan baku sektor industri tanah air.
Menurut Mukharudin, kebijakan yang dilakukan Menperin merupakan konsekuensi yang harus dihadapi oleh Indonesia sebagai bagian dari perekonomian dan supply chain global atau sistem rantai pasok proses produksi.
“Ya tentu dukung insentif yang akan digelontorkan Menperin tersebut sebagai upaya mengantisipasi imbas perang Iran Israel,” tutur Mukhtarudin, Kamis 18 April 2024.
Politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini mengaku serangan mengejutkan dari Iran sebagai balasan terhadap Israel membuat dunia tersentak, sekaligus meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah.
“Ini pasti menimbulkan dampak yang luas pada perekonomian nasional kita dan global, yang mutlak harus diantisipasi dengan mitigasi kebijakan yang dilakukan Menteri Perindustrian,” pungkas Mukhtarudin.
Untuk diketahui, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memetakan tiga hal yang terdampak eskalasi geopolitik ini yaitu peningkatan harga energi, peningkatan biaya logistik, dan penguatan nilai tukar Dollar Amerika Serikat (USD).
Agus menjelaskan, pemerintah telah menganalisa dan menyiapkan smart policy untuk memitigasi pengaruh terhadap sektor manufaktur di dalam negeri. Kemenperin juga akan segera melakukan koordinasi dengan para pelaku industri.
“Saat ini, Kemenperin telah memetakan permasalahan dan berupaya melakukan mitigasi solusi-solusi dalam rangka mengamankan sektor industri dari dampak konflik yang tengah terjadi,” kata Agus Gumiwang, Kamis, 18 April 2024.
Adapun, solusi yang dirumuskan Kemenperin meliputi penyiapan insentif impor bahan baku industri yang berasal dari Timur Tengah karena adanya kemungkinan terganggu suplai bahan baku bagi industri dalam negeri. “Terutama pada sektor industri kimia hulu yang mengimpor sebagian besar bahan baku dari kawasan tersebut,” tandas Agus.
Menurut Agus, relaksasi impor bahan baku tertentu juga dibutuhkan untuk kemudahan memperoleh bahan baku, mengingat negara-negara lain juga berlomba mendapatkan supplier alternatif untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industrinya.
Selanjutnya, Kemenperin akan mempercepat langkah-langkah pendalaman, penguatan, maupun penyebaran struktur industri, yang bertujuan untuk segera meningkatkan program substitusi impor.
“Hal ini perlu didukung dengan memperketat ketentuan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk mengantisipasi excess trade diversion dari negara lain ke Indonesia. Artinya, kita harus lebih disiplin dalam pengadaan belanja barang dan jasa dengan menggunakan Produk Dalam Negeri,” pungkas Agus Gumiwang Kartasasmita. {sumber}