Berita Golkar – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Arlangga Hartarto menyambut baik hasil peringkat utang jangka panjang Indonesia di level Baa2 dengan outlook stabil oleh Moody’s. Dia menyebut bahwa hal itu menunjukkan kuatnya kepercayaan investor terhadap kredibilitas kebijakan pemerintah dan ketahanan ekonomi Indonesia.
Adapun, peringkat Baa2 berada satu tingkat di atas investment grade. Keputusan Moody’s ini merupakan afirmasi dari peringkat yang sama yang telah dipertahankan sejak Annual Review 10 Februari 2022.
“Ke depannya, Pemerintah akan terus melakukan sinergi dan bauran kebijakan dengan tetap mengawasi berbagai risiko eksternal, terutama konflik Timur Tengah yang berpotensi berdampak terhadap kenaikan harga, dengan terus menjaga daya beli masyarakat,” jelas Airlangga dalam keterangan resmi yang dikutip Sabtu (20/4/2024) Moody’s mengungkapkan bahwa afirmasi ini didasarkan pada hasil asesmennya bahwa ketahanan perekonomian Indonesia tetap terjaga.
Ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil serta berbagai inovasi instrumen kebijakan yang kuat, di tengah tingginya ketidakpastian ekonomi global. Moody’s juga memproyeksikan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024-2025 akan tetap berada pada level sebelum pandemi yaitu sekitar 5%.
Rata-rata tersebut lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain yang berada pada peringkat Baa yang hanya tumbuh pada kisaran 3%. Alhasil, ini dipandang sebagai hasil dari reformasi struktural yang ditempuh pemerintah, yang bertujuan untuk memperbaiki iklim investasi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan penerimaan pemerintah.
Kemudian, pada sektor eksternal, Moody’s menilai daya tahan sektor eksternal Indonesia tetap terjaga, tercermin dari surplus neraca perdagangan yang meningkat. Implementasi kebijakan hilirisasi juga diyakini menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi kenaikan pangsa ekspor komoditas yang bernilai tambah, sehingga meningkatkan diversifikasi ekspor komoditas dan mengurangi sensitivitas terhadap harga.
Moody’s pun mengapresiasi komitmen Pemerintah untuk tetap menjaga defisit APBN di bawah 3% dari PDB, sehingga mampu menjaga rasio utang Pemerintah terhadap PDB tetap rendah dibandingkan negara-negara lain yang berada pada peringkat sama.
Selain itu, lembaga pemeringkat lainnya seperti Fitch dan JCR juga memberikan penilaian positif terhadap kinerja perekonomian Indonesia. Fitch kembali mempertahankan SCR Republik Indonesia pada BBB, satu tingkat di atas investment grade dengan outlook stabil pada 15 Maret 2024.
Sementara, JCR mempertahankan SCR Republik Indonesia pada BBB+ (investment grade) dengan outlook stabil pada 22 Maret 2024. Di mana, keputusan tersebut mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah yang baik, inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran, dan rasio utang Pemerintah terhadap PDB yang rendah dan terkendali.
Dengan begitu, Pemerintah berkomitmen untuk menjaga dan meningkatkan kepercayaan investor dengan memastikan keberlanjutan program kebijakan saat ini ditengah proses pergantian kepemimpinan pascapemilu 2024.
Beberapa kebijakan prioritas yang akan ditekankan termasuk revitalisasi mesin konvensional, pembangunan infrastruktur, kerja sama internasional, penguatan ketahanan pangan, digitalisasi, transisi energi berkelanjutan, dan pemberdayaan sosial. {sumber}