Berita Golkar – Ridwan Kamil pernah menyampaikan bahwa ia akan memutuskan maju Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat atau Jakarta pada bulan Juni 2024 nanti. Memang, berdasarkan pernyataan Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto, satu-satunya tokoh yang mendapatkan dua penugasan adalah Ridwan Kamil.
DPP Partai Golkar, menurut Airlangga saat itu, memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk melakukan sosialisasi dan pendekatan dalam rangka Pilgub di Jabar dan Jakarta.
Masih kata Airlangga, untuk di Jawa Barat penugasan kepada Ridwan Kamil bersifat tunggal, tidak ada nama lain. Sedangkan di Pilgub Jakarta, tak hanya Ridwan Kamil, tapia dua nama tokoh Partai Golkar lainnya yakni Ahmed Zaki Iskandar dan Erwin Aksa.
Namun, masih dua bulan lagi dari tenggat waktu yang ditetapkan Ridwan Kamil, Partai Golkar yang merupakan kendaraan politik mantan gubernur Jawa Barat itu kabar sudah mengambil keputusan. Keputusannya, Partai Golkar mencalonkan Ridwan Kamil sebagai calon gubernur untuk Pilgub Jabar bukan Jakarta.
Kecenderungan partai beringin terhadap Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil disampaikan petinggi Partai Golkar Dewan Pimpinan Daerah (DPD) DKI Jakarta. “Dari DPP seperti itu, informasi yang saya dapat hampir pasti diplot Ridwan Kamil di (Pilgub) Jawa Barat,” ungkap Sekretaris DPD Partai Golkar DKI Jakarta, Basri Baco kepada sejumlah media.
Sepertinya, keluarga besar Partai Golkar DKI Jakarta mendorong agar DPP tetap pada hasil musyawarah daerah (musda) dan forum lainnya di tingkat provinsi yang menetapkan Ketuanya Ahmed Zaki Iskandar sebagai calon gubernur.
Hal itu diakui oleh Baco bahwa sampai saat ini belum ada perubahan hasil Musda yang memutuskan Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta Ahmed Zaki Iskandar sebagai prioritas calon yang maju di Pilgub Jakarta. Hal itu juga diperkuat oleh pernyataan Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia yang meyampaikan bahwa partainya lebih menginginkan Ridwan Kamil maju di Pilgub Jabar dibandingkan di Jakarta.
Hal itu, kata dia, sudah berdasarkan perhitungan dari berbagai aspek secara politik, termasuk keberlangsungan dan kelangsungan pembangunan di Jawa Barat.
“Dengan berbagai perhitungan secara politik dan juga kepentingan pembangunan di Jawa Barat, mungkin Pak Ridwan Kamil lebih relevan dan bermanfaat bagi masyarakat Jabar,” tandas Doli kepada wartawan hari Kamis 25 April 2024 kemarin.
Lebih Strategis Pilgub Jabar atau Jakarta? Pertanyaannya, untuk karir politik jangka panjang Ridwan Kamil, sebaiknya dia jadi gubernur di Pilgub Jabar atau calon Provinsi Jakarta?
Jika melihat konstalasi politik di Indonesia menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres), sebenarnya nama Ridwan Kamil masuk dalam bursa calon wakil presiden Indonesia. Bahkan, berdasarkan hasil survei, namanya selalu dalam peringkat teratas elekt calon wakil presiden.
Namun karena harus mengoordinasikan dan menentukan pasangan capres dan cawapres berdasarkan kalkulasi banyak variabel, maka namanya tidak jadi pilihan. Itu artinya nama Ridwan Kamil sudah masuk dalam radar tokoh bangsa yang di masa depan bisa jadi calon pemimpin negara, terutama usianya yang masih muda.
Pada Pilpres 2024 mendatang, Ridwan Kamil berpotensi untuk diusung dalam Pilpres, namun dibutuhkan konsistensi ekspos tentang kepemimpinannya, programnya yang bagus, kebijakannya yang diterima hingga pembangunannya yang monumental.
Dan, jika Merujuk pada pengalaman dua tokoh yang diusung dalam pemilihan presiden, yakni Joko Widodo dan Anies Baswedan, maka posisi atau jabatan gubernur di Provinsi Jakarta lebih memiliki peluang besar dicalonkan. Banyak pengamat mengurai logika, pertama Jakarta adalah miniatur Indonesia dengan dinamika yang lebih hidup.
Kedua, karena berada di jantung pemerintahan dan daerah terbesar tempat berkantornya media, maka namanya selalu menjadi pemberitaan media bahkan hingga hal-hal kecil. Sehingga, informasi tentang aktivitas Gubernur Jakarta lebih masif dan menjadi perhatian tidak hanya masyarakat Jakarta atau Jawa, tapi seantero Indonesia.
Oleh karena itu, berdasarkan pengalaman yang sudah ada, jika Ridwan Kamil ingin melanjutkan karir politik dengan skala lebih besar, baik wapres atau presiden, maka memimpin Jakarta lebih strategis dibandingkan Jawa Barat. {sumber}