Berita Golkar – DPD I Golkar Sulawesi Selatan (Sulsel) menyatakan tidak ingin gegabah menentukan usungan di Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Palopo meski bisa mengusung sendiri. Golkar tetap akan mengacu pada survei sebelum mengusung kadernya.
Diketahui, Ketua DPD II Golkar Palopo Rahmat Masri Bandaso (RMB) telah mendapat surat tugas dari DPP Golkar untuk bersiap maju di Pilwalkot Palopo. Namun RMB tetap harus meningkatkan elektabilitasnya agar direstui oleh DPP Golkar.
“Sikap Golkar tunggu hasil survei lalu menetapkan calon,” ujar Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Golkar Sulsel La Kama Wiyaka kepada detikSulsel, Selasa (30/4/2024).
La Kama membenarkan jika RMB berniat maju di Pilwalkot Palopo. Namun sebelum resmi diusung, Golkar akan melihat tingkat elektabilitas RMB lewat survei yang akan dilakukan 3 kali sebelum pendaftaran di KPU.
“Iya, dia mau maju itu, tapi tetap kita tunggu hasil surveinya dulu. Survei internal Golkar, Mei, Juli dan Agustus, tiga kali survei. Akan dilihat perkembangan elektabilitasnya, nanti tim survei memberi masukan ke Golkar,” jelasnya.
La Kama menyebut keputusan soal survei 3 kali untuk usungan Golkar di Pilkada 2024 merupakan instruksi dari DPP Golkar. Hasil survei akan jadi pertimbangan untuk mengusung calon kepala daerah (cakada).
“Iya bisa memang mengusung sendiri, tapi hasil pertemuan di Jakarta 10 Maret kemarin di Jakarta begitu, tunggu dulu hasil survei. Silakan laksanakan di daerah survei nanti tim survei memberi masukan kepada Golkar untuk ditetapkan siapa yang diusung,” ungkap La Kama.
Adapun jika survei RMB di bawah rata-rata, maka Golkar akan membuka peluang mengusung figur eksternal. Meskipun tetap harus mengikuti tahapan penjaringan cakada di Golkar.
“Kalau (figur eksternal) mau pakai Golkar harus menyampaikannya dan mengambil formulir di Golkar di daerah tersebut. Kalau mau diusung salah satu caranya datang ke Golkar setempat,” jelasnya,
“Yang diberi penugasan memang sudah ada (RMB) tapi kalau yang datang itu lebih memungkinkan diusung, tidak menutup kemungkinan. Tapi kalau kader kita bagus lebih kita dahulukan kader. Tapi kalau ada yang lebih bagus dari kader kita dan kader kita juga mengakui lebih bagus tentu akan jadi pertimbangan,” ujar La Kama. {sumber}