Berita Golkar – Menjalani karir di dunia politik tentu hal baru untuk diri Lodewijk Friedrich Paulus. Apalagi di periode pertamanya berkarir politik, ia langsung menjadi pimpinan lembaga tinggi negara, DPR RI. Sebelumnya Lodewijk F. Paulus adalah seorang prajurit TNI Angkatan Darat sejak tahun 1981.
Sebagai prajurit TNI, berbagai jabatan bergengsi pernah dicicipi Lodewijk Paulus, mulai dari Komandan Jenderal Kopassus, Pangdam I Bukit Barisan hingga terakhir sebelum pensiun dan memutuskan masuk dunia politik, ia ditempatkan sebagai Komandan Kodiklat TNI AD.
Meski karir militernya terbilang mulus, ternyata Lodewijk haruslah melewati jalan panjang untuk bisa sampai pada titik karir tertinggi di TNI. Setelah menamatkan pendidikan sekolah menengah atas pada tahun 1976 di SMAN Palu, Lodewijk langsung mendaftarkan diri ke akademi militer (Akmil). Sejak kecil, cita-citanya memang ingin menjadi seorang prajurit.
Ia lantas diterima dan lulus dari akademi militer serta dilantik sebagai TNI Angkatan Darat pada tahun 1981. Setelah resmi menjadi TNI-AD Lodewijk Paulus menjalani kursus singkat dalam bidang infanteri selama beberapa bulan.
Pasca selesai kursus infanteri, Lodewijk Paulus ditempatkan dengan kesatuan Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha, sekarang Kopassus), di sana Lodewijk Paulus diberikan jabatan sebagai komandan pleton. Sejak saat itu, kariernya di Kopassus menanjak, mulai dari komandan sub tim, tim, batalyon, dan grup, hingga ia diangkat sebagai Komandan Detasemen Khusus 81 pada tahun 2001.
Sempat pula menjadi Asisten Operasi Kepala Staf Daerah Militer (Asops Kasdam) dari tahun 2003 hingga 2005 dan Komandan Resimen Induk Daerah Militer (Danrindam) dari tahun 2005 hingga 2006 di Kodam Bukit Barisan, Sumatera Utara.
Pada tanggal 23 Oktober 2009, Panglima TNI mengeluarkan surat keputusan yang mengangkat Paulus sebagai Komandan Jenderal Kopassus, menggantikan Pramono Edhie Wibowo. Ini merupakan puncak karir bagi seorang Lodewijk Paulus.
Berbagai catatan kiprah dan prestasi ditorehkannya, seperti berhasil melakukan lobi kepada Amerika Serikat untuk mencabut Hukum Leahy yang membuat Amerika Serikat tidak memberikan bantuan kepada satuan militer yang terlibat pelanggaran HAM termasuk Kopassus TNI.
Usai berkiprah sebagai orang nomor satu di Kopassus, Panglima TNI memindahkan Paulus kembali ke Sumatera Utara untuk menjabat sebagai Panglima Daerah Militer I/Bukit Barisan (Pangdam Bukit Barisan) pada tanggal 6 September 2011.
Kurang lebih dua tahun memimpin Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan, Paulus dipromosikan menjadi Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat (Dankodiklat TNI AD) pada tanggal 20 Mei 2013. Lalu pada tahun 2015, Lodewijk pensiun dari militer tempatnya bernaung dan mengabdi pada nusa bangsa selama ini.
Pria kelahiran Manado 27 Juli 1957 ini lalu banting setir ke dunia politik. Panggilan jiwa agar senantiasa bermanfaat bagi orang banyak masih terpatri di dada seorang Lodewijk. Jadilah ia bertengger di atas pucuk beringin, Partai Golkar pada tahun 2016.
Memiliki karir mentereng di militer membuat Lodewijk tak kesulitan beradaptasi dengan dunia politik. Justru pengalamannya dalam militer sangat membantu kerja-kerja politik yang ia lakukan. Buktinya, setelah enam bulan setelah bergabung dengan Partai Golkar, Lodewijk langsung diberi jabatan sebagai Ketua Koordinator Bidang Kajian Strategis.
Dua tahun setelah bergabung dengan Partai Golkar, Paulus ditunjuk oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar pada tanggal 22 Januari 2018. Ia menggantikan posisi Idrus Marham yang diangkat sebagai Menteri Sosial oleh Presiden Joko Widodo.
Paulus kembali ditunjuk sebagai sekretaris jenderal setahun kemudian dalam Musyawarah Nasional Partai Golkar yang diadakan pada awal bulan Desember 2019 dan bertahan hingga tahun 2024 ini. Tak hanya di Partai Golkar, karir politik Lodewijk di parlemen juga cukup cemerlang.
Di Pemilu 2019 saat kali pertama ia mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari Dapil Lampung I, Lodewijk langsung terpilih dengan meraup mendapatkan 35.199 suara.. Pada awal tugasnya sebagai anggota DPR RI, Fraksi Partai Golkar memberikannya tugas untuk duduk di Komisi I DPR RI yang membidangi urusan pertahanan, luar negeri, intelijen, komunikasi dan informasi.
Latar belakang Lodewijk sebagai seorang prajurit membuat dirinya tak kesulitan berada di Komisi I DPR RI. Seluk beluk pertahanan dan intelijen tentu merupakan bidang yang ia kuasai. Pengalaman dan latar belakang membuat Lodewijk mampu menyelesaikan berbagai tugas seorang legislator yang diembannya.
Karir politik Lodewijk memang terbilang cepat. Ia hanya memerlukan waktu dua tahun untuk menduduki jabatan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar. Pun saat berada di DPR, dua tahun setelah berada di Komisi I, Lodewijk mendapat amanah untuk duduk di kursi pimpinan DPR RI, menggantikan rekan sejawatnya yang berhalangan tetap saat itu.
Pada 30 September 2021, Lodewijk dilantik sebagai Wakil Ketua DPR RI menggantikan Azis Syamsuddin. Ia didapuk sebagai Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Korpolkam) yang bermitra dengan Komisi I, Komisi II, Komisi III, Badan Legislasi, dan Badan Kerjasama Antar-Parlemen.
Segalanya berjalan mulus dan seperti sangat dimudahkan. Pertama kali ia maju ke DPR RI, pertama kali terpilih, pertama kali duduk di kursi anggota DPR RI, langsung mendapat jabatan sebagai Wakil Ketua DPR RI. Tentu semua itu didapatkan oleh Lodewijk Paulus dengan kerja keras. Ia membuktikan bahwa dirinya pantas berada di posisi sekarang ini.
Selain kapasitas serta kemampuan dirinya, Lodewijk Paulus sepertinya cukup lihai dalam berpolitik. Setidaknya ada satu hal penting dalam politik yang ia sangat kuasai, yakni penguasaan data informasi dan pengambilan keputusan yang sudah sering dilakukannya sewaktu di militer dahulu.
Sebagai Wakil Ketua DPR RI, Lodewijk seringkali ditugaskan memimpin rapat paripurna DPR dalam agenda pengesahan RUU menjadi UU. Utamanya untuk UU yang berkaitan dengan bidang politik, hukum, dan keamanan. Seperti pengesahan UU Perlindungan Data Pribadi pada 20 September 2022. Lalu pengesahan UU Perubahan tentang ITE pada 5 Desember 2023 dan UU lainnya.
Selain melakukan pengesahan UU, Lodewijk juga senantiasa menekankan mengenai diplomasi luar negeri Indonesia. Hal ini sangat urgen terutama ketika masa pandemi Covid-19. Lodewijk termasuk yang mendorong agar dilakukan intensifikasi diplomasi agar Indonesia mendapatkan jatah vaksin Covid-19.
Lodewijk juga memiliki pandangan terhadap Badan Legislasi (Baleg) DPR RI. Ia berharap agar produk perundangan yang dihasilkan DPR tidak hanya menggunakan pendekatan kuantitatif, tetapi juga perlu dilakukan kajian secara kualitatif. Sehingga dasar regulasi sangat kuat ketika diterapkan kepada masyarakat.
Selama ia menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI, tak ada riak politik berarti di lembaga tinggi negara tersebut. Parlemen juga melakukan tugasnya dengan baik. Harmonisasi antar pimpinan DPR RI juga nyata terlihat. Sosok Lodewijk terbukti berhasil menyeimbangkan kekuatan politik yang ada di Parlemen.
Lodewijk Paulus dewasa ini telah menjelma menjadi politisi tulen. Tanpa harus menanggalkan nasionalisme yang lekat di hatinya sejak ia menjadi prajurit TNI. Bagi Lodewijk Paulus, tidak ada yang lebih penting untuknya dibanding dengan keutuhan NKRI. Melalui Partai Golkar, Lodewijk Paulus berkiprah, membela kepentingan bangsa, negara dan agama yang telah menjadi pilihan dalam kehidupannya. {redaksi}