Berita Golkar – Selain tampil sebagai pemenang Pileg 2019, pada Pilkada Purwakarta 2018, Partai Golkar yang mengusung pasangan Anne-Aming juga tampil sebagai pemenang kontestasi kepala daerah di Kabupaten Purwakarta. Untuk Pileg 2024, yang digelar pada Februari lalu, partai berlambang pohon beringin itu harus puas dengan posisi kedua di bawah Partai Gerindra.
Namun, untuk Pilkada Purwakarta yang akan digelar pada 27 November 2024 mendatang, partai yang dipimpin Anne Ratna Mustika itu tidak ingin kehilangan momentum untuk tetap bisa mempertahankan kursi eksekutif. Golkar akan berupaya keras memenangkan kontestasi Pilkada Purwakarta, apapun ceritanya.
Menjawab rumor yang berkembang soal pengunduran pencalonan Anne Ratna Mustika pada Pilkada Purwakarta 2024 mendatang, Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Purwakarta, Elan Sofiyan menegaskan bahwa hingga saat ini, secara formal surat tugas dari DPP Partai Golkar yang berkaitan dengan pencalonan Anne Ratna Mustika pada Pilkada Purwakarta masih belum dicabut.
“Artinya, hingga saat ini, kami di jajaran DPD Partai Golkar Kabupaten Purwakarta masih tegak lurus mengusung Ambu Anne sebagai bakal calon kepala daerah untuk Pilkada Purwakarta 2024, tanpa tapi,” kata Kang Haji Selan, kepada awak media, Senin (27/5).
Menurutnya, hal itu sesuai dengan hasil penjaringan internal partai yang telah dilakukan pada Juli 2023 lalu yang memunculkan nama Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Purwakarta Anne Ratna Mustika, dan nama Ketua DPRD Kabupaten Purwakarta, Ahmad Sanusi untuk dicalonkan pada Pilkada Purwakarta 2024.
“Setelah hasil penjaringan tersebut disetorkan ke DPP, akhirnya sekitar Desember 2023 lalu DPP memberikan surat tugas atau semacam rekomendasi kepada Anne Ratna Mustika selaku Ketua DPD untuk mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan pemenangan Golkar dalam Pemilu dan Pemilukada 2024. Hingga saat itu surat tugas tersebut masih berlaku,” kata Kang Haji Selan.
Saat ini, lanjut dia, Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Purwakarta, Anne Ratna Mustika secara kelembagaan telah memerintahkan atau mendisposisi sejumlah fungsionaris DPD dan Anggota Fraksi Golkar untuk melakukan komunikasi politik, koordinasi dan konsolidasi dengan partai politik untuk kepentingan koalisi dan pemenangan Pilkada Purwakarta.
“Saya, Wakil Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Purwakarta, Elan Sofiyan bersama Wakil Ketua DPD, Asep Fapet Kurniawan, Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Purwakarta, Dias Rukmana Praja dan Wakil Sekretaris DPD, Sapei diperintahkan untuk membangun komunikasi, koordinasi dan konsolidasi dengan partai lain untuk kepentingan koalisi Pilkada,” ujarnya.
Diketahui, untuk tiket Pilkada 2024, partai berlambang pohon beringin itu hanya memerlukan satu lagi kursi legislatif untuk berkoalisi.
“Kita akan membuka pintu seluas-luasnya kepada para ketua partai untuk bisa berkoalisi dengan Partai Golkar. Untuk calon wakil bupatinya, kita akan putuskan bersama dengan partai koalisi,” ujarnya.
Tak Usung Anne, Golkar Siap-siap Kalah Pilkada
Terpisah, Pengamat Sosial Politik di Purwakarta, Rudi Raharja Setiawan berkomentar soal isu mundurnya ARM pada ajang kontestasi Pilkada Purwakarta, menurutnya, sejauh ini Anne masih dianggap jadi magnet bagi Partai Golkar dan semua elemen di dalamnya. Setidaknya hal itu dibuktikan dengan perolehan suara sebagai Caleg DPRD Provinsi Jawa Barat di Dapil 10. Ia memperoleh suara tertinggi, mencapai 84.854 suara di Kabupaten Purwakarta.
“Dengan kharisma yang dimilikinya, ARM dianggap bisa membesarkan Partai Golkar Purwakarta, bahkan menjadi unsur utama kemenangan Golkar pada Pilkada 2024 mendatang. Anne Ratna Mustika akan tetap memukau dan menjadi unsur utama kemenangan Golkar Purwakarta pada Pilkada 2024 mendatang,” kata Rudi.
Lalu, soal isu atau rumor yang mengabarkan Anne akan mundur dari pencalonan Pilkada, Rudi berasumsi bahwa Anne dan Golkar itu melekat, ARM adalah kader Golkar yang menjabat ketua di tingkat kabupaten.
“ARM tidak bisa melepaskan begitu saja tanggungjawab dia sebagai pimpinan partai dengan menyatakan mundur, apalagi sudah jelas dengan surat tugas yang diberikan oleh DPP Golkar. Jika tugas itu tidak dijalankan, saya kira akan ada konsekuensinya, evaluasi terhadap kepemimpinan dia di Golkar Purwakarta misalnya,” kata Rudi.
Ia juga berpendapat para pimpinan Partai Golkar di tingkat provinsi dan pusat tidak akan melepaskan begitu saja kursi eksekutif di Purwakarta yang sebelumnya menjadi milik Golkar. Terlalu berat, jika Golkar melepaskan begitu saja kursi kepala daerah.
“Kecuali, kalau Golkar sudah siap-siap kalah di Pilkada Purwakarta. Karena jika Golkar tak mengusung Anne, potensi kekalahan Golkar di Pilkada Purwakarta cukup besar. Dan ini, tentu saja tidak diinginkan oleh para kader dan pengurus serta simpatisan Partai Golkar. Kira-kira begitulah,” tandas Rudi. {sumber}