Berita Golkar – Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Golkar Judistira Hermawan mengungkap bahwa Pemprov Jakarta masih mempunyai pekerjaan rumah terkait cakupan air bersih yang masih timpang di wilayah-wilayah Jakarta.
Kebutuhan air bersih di kota Jakarta menjadi poin krusial dalam persiapan menuju kota global. Hingga tahun 2023 cakupan air bersih di Jakarta hanya mencapai 67 persen. Dengan persentase tersebut, masih banyak rumah tangga di Jakarta yang kesulitan mengakses air bersih.
Judistira Hermawan menilai bahwa persoalan kebutuhan air bersih masih menjadi tantangan, sebelum Jakarta menjadi kota global.
“Ketersediaan air bersih ini perlu kita pikirkan betul. Jadi enggak business as usualy (rutinitas). Kita bicara untuk kepentingan 3,5 bahkan 10 tahun ke depan dengan status baru Daerah Khusus Jakarta (DKJ) ini sebagai satu kawasan kota global yang harus kita pikirkan,” kata Judistira dalam keterangannya.
Judistira mengungkapkan, kondisi tersebut dialami sebagian warga Jakarta. Terlebih, masih terdapat perbedaan kualitas air antarwilayah. Misalnya kualitas air di Jakarta Selatan dengan Jakarta Utara memiliki taste yang berbeda. Termasuk, yang harus dipikirkan dengan harus menambah sumber air.
“Kita tahu wilayah Jakarta Utara itu kualitas air beda rasa, dengan kualitas air di Jakarta Barat apalagi di Jakarta Selatan. Jakarta Utara ini agak asin,” jelasnya.
Lebih lanjut, untuk mengatasi permasalahan besar itu, dia meminta Pemprov DKI Jakarta harus segera merancang program-program 2025 di bidang penyediaan air.
“Kita ingin di tahun 2025 ini ada peningkatan kualitas yang lebih baik dalam hal pengelolaan dan pembangunan di Jakarta. Khususnya pemerataan cakupan air bersih,” tandasnya. {sumber}