KPPG  

Di Depan Kader KPPG, Titi Anggraini Dorong Aspirasi ‘Caleg Perempuan Wajib Nomor Urut 1 di 30 Persen Dapil’

Berita GolkarAktivis serta peneliti kepemiluan dari Perludem, Titi Anggraini menjadi salah satu pembicara dalam peluncuran dan bedah buku ‘Srikandi Partai Golkar: Kiprah di Parlemen 2019-2024’ hasil kerjasama KPPG (Kesatuan Perempuan Partai Golkar) dan Golkarpedia. Acara yang digelar untuk menyambut HUT Ke-22 KPPG ini diselenggarakan di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta pada Minggu (23/06/2024).

Dalam paparannya pada acara bedah buku tersebut, Titi Anggraini menekankan pentingnya kaderisasi perempuan yang berkesinambungan di dalam ekosistem partai politik. Namun realitanya, perempuan seringkali hanya sebagai pelengkap di setiap gelaran agenda politik seperti Pemilu.

“Saya berharap jangan sampai proses rekrutmen itu dilakukan injury time. Ketika mendekati Pemilu, baru mencari perempuan (untuk memenuhi persyaratan 30 persen), tentu KPPG bisa dikecualikan dari hal itu. Tetapi dibutuhkan lebih dari itu, yakni pengalaman langsung terhadap substansi,” ujar Titi Anggraini dikutip redaksi Golkarpedia.

Sebagai solusi guna memasifkan kaderisasi sekaligus pengembangan kapasitas bagi perempuan politik, Titi Anggraini ingin Partai Golkar lebih berpihak pada perempuan. Salah satu hal yang bisa dilakukan Partai Golkar adalah membuka ruang bagi perempuan politik untuk berkecimpung secara aktif di dunia politik yang terlembaga, termasuk di parlemen.

“Tantangan kita ke depan adalah, bagaimana perempuan parlemen berkontribusi terhadap kaderisasi. Dalam politik itu, salah satu yang bermanfaat bagi perempuan politik adalah magang. Dan saya perhatikan, magang di partai yang ada di parlemen itu dapat membridging perempuan politik untuk lebih tahu bagaimana wakil rakyat mereka bekerja,” sambung dosen Fakultas Hukum UI ini.

Menyinggung kader KPPG dan para anggota legislatif perempuan yang hadir pada acara ini, Titi Anggraini berharap solusi program seperti magang bagi kader perempuan bisa dilakukan Partai Golkar. Dengan begitu, kaderisasi akan terus berjalan. Perempuan yang diberi ruang beraktualisasi pun akan memiliki jam terbang dan pengalaman dalam berkegiatan di dunia politik praktis.

“Karena itu kepada ibu-ibu yang menjadi anggota DPR, bagaimana kita bisa menciptakan kader-kader baru dengan interaksi langsung di parlemen melalui program magang di parlemen. Apakah sebagai tenaga ahli anggota, tenaga ahli fraksi ataupun kerja-kerja lainnya,” dikatakan Titi Anggraini.

Selain itu, di akhir pernyataannya, Titi Anggraini turut menitipkan aspirasi pada Partai Golkar. Aspirasi yang disampaikannya terkait dengan agenda revisi UU Pemilu. Titi mengatakan bahwa afirmasi keterwakilan perempuan tak cukup hanya dengan memuat kuota 30 persen. Lebih dari pada itu, Titi menekankan agar perempuan mendapat nomor urut satu pada 30 persen Dapil yang tersedia.

“Jelang revisi UU Pemilu, saya ingin menitipkan aspirasi kepada Partai Golkar. Bahwa tidak cukup dengan afirmasi keterwakilan perempuan 30%. Namun saya berpendapat, Caleg perempuan wajib di nomor urut 1, pada 30% Dapil. Jika ada laki-laki yang duduk di nomor urut 1, perempuan wajib ditempatkan di nomor urut 2,” pungkas Titi Anggraini. {redaksi}