Berita Golkar – Fraksi Partai Golkar DPRD Sragen menyambangi sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Sragen, Senin (24/6/2024). Para legislator yang dipimpin Pujono Elli Bayu Efendi menyerap aspirasi para pedagang di Pasar Bunder Sragen dan Pasar Sukowati Sragen.
Para legislatif tersebut terdiri atas Wakil Ketua DPRD Sragen Pujono Elli Bayu Efendi bersama anggota FPG DPRD Sragen Sri Pambudi, Muh. Thohar, Muh. Haris Effendi, Tri Handoko, dan Taufik Purwoko. Mereka berdialog dengan para pedagang di Pasar Bunder dan Pasar Sukowati. Keluhan para pedagang ditangkap dan ditampung untuk dibawa ke DPRD Sragen. Hasil sambang pasar ini akan dibahas di internal DPRD Sragen. Mayoritas pedagang mengeluhkan pasar sepi pengunjung.
Banyak pedagang yang mengenal sosok Bayu, sapaan Wakil Ketua DPRD Sragen, yang juga Ketua DPD II Partai Golkar Sragen. Sejumlah ibu pedagang berfoto bersama Bayu saat di Pasar Bunder. Mereka juga mendapati sejumlah los di pasar yang tutup. Los-los banyak yang tutup juga saat berkunjung ke Pasar Sukowati, Nglangon, Sragen. Bahkan mereka menemukan dinding yang retak-retak padahal Pasar Sukowati terhitung baru setahun dibangun.
“Kami bersama teman-teman Fraksi Partai Golkar DPRD Sragen menyambangi pasar-pasar tradisional. Sebelumnya kami sudah mendengar banyak masukan sehingga sambang pasar ini dilakukan untuk melihat langsung situasi di pasar seperti apa dan apa yang dikeluhkan pedagang,” ujarnya.
Dia mengatakan keluhan yang disampaikan pedagang berkaitan dengan penataan pasar, retribusi los atau kios yang naik, serta banyaknya los yang tutup.
Dia mengatakan keluhan para pedagang itulah yang ditangkap para legislator Partai Golkar Sragen. Dia menyampaikan semua aspirasi itu kemudian dibawa ke Rumah Aspirasi Sragen untuk dibahas dan dicarikan solusi yang tepat.
“Kami inginnya pasar tradisional kembali ramai, banyak dikunjungi orang, sehingga masyarakat suka ke pasar tradisional dan bermanfaat bagi masyarakat. Hari ini, kami berkunjung ke dua pasar dulu, Pasar Bunder dan Pasar Sukowati. Keluhan retribusi akan kami lihat bersama. Masyarakat melihat naiknya retribusi pasar itu tentunya harus diimbangi dengan perbaikan situasi pasar,” jelas Bayu yang diamini para legislator lainnya.
Dia mengatakan situasi sekarang banyak los-los tutup. Los-los yang tutup itu pun, ujarnya, ternyata juga tetap ditarik retribusi. Dia menerangkan masalah itulah yang nantinya didiskusikan dengan dinas terkait.
Saat di Pasar Sukowati, Bayu juga mendapat keluhan pasar sepi dan banyak los dan kios yang tutup. Selain itu, Bayu juga mendapat keluhan pasar berbau menyengat karena drainase tidak lancar. Dia melihat langsung pengolaan limbah dari penyembelihan ayam serta melihat drainase yang menyebabkan air meluap saat musim penghujan.
“Kondisi pasar yang demikian itu membuat pengunjung berkurang. Apalagi dengan adanya parkir elektronik di pintu masuk pasar. Para pedagang merasa lebih ramai saat ada di Pasar Nglangon daripada pasar yang baru ini,” ujarnya. {sumber}