Berita Golkar – Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fraksi Golkar Puteri Anetta Komarudin menilai pemerintahan baru yang dipimpin Prabowo Subianto bisa menjaga dan mengelola APBN dengan baik. Menurutnya, presiden terpilih akan tetap melanjutkan prinsip kehati-hatian dalam menggunakan uang negara.
“Saya meyakini Pak Prabowo dan Mas Gibran mampu mengelola APBN, terutama utang dan defisit dengan sangat hati-hati, disiplin, terukur, dan produktif,” ujar Puteri kepada Media Indonesia, Jumat (5/7).
Pemerintahan baru juga diyakini akan mematuhi koridor disiplin fiskal yang selama ini diterapkan. Defisit anggaran bakal tetap dijaga di bawah 3%, sesuai dengan Undang Undang 17/2023 tentang Keuangan Negara dan rasio utang akan diupayakan tetap rendah.
Puteri turut meyakini pemerintahan baru akan membelanjakan uang negara untuk program dan kegiatan produktif. Itu bakal dilakukan seiring dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Saya percaya Presiden terpilih dan Wapres terpilih akan patuh terhadap koridor. Termasuk memastikan penggunaan utang secara produktif dan menyasar langsung kepada kebutuhan masyarakat, melalui pembangunan infrastruktur pelayanan dasar dan ekonomi, hingga jaring pengaman sosial,” tuturnya.
Dari catatan Puteri, tren rasio utang juga terus menurun menjadi 36,5 persen PDB per April 2024. Dengan defisit APBN yang terkendali sebesar 1,62 persen PDB selama 2023. Dimana, hal ini tentu menjadi landasan penting bagi pemerintahan berikutnya. Karenanya, dia meyakini kesehatan dan keberlanjutan fiskal diyakini akan dirawat dan diteruskan oleh pemerintahan baru.
Pernyataan Puteri tersebut berkaitan dengan hasil penelusuran Institute for Development of Economics and Finance (Indef) yang mendapati masyarakat pesimistis pemerintahan Prabowo-Gibran dapat mengatasi persoalan utang yang telah menumpuk. Itu berdasarkan telaahan perbincangan warganet (netizen) dalam 15 hari terakhir yang ditangkap dari platform X.
Indef menyisir perbincangan warganet dalam 15 hari terakhir mengenai utang Indonesia. Setidaknya terdapat 22 ribu perbincangan dari 18.977 akun dengan mengecualikan media dan pendengung (buzzer).
“Para netizen yang 18 ribu akun tadi, angkanya 72,5% pesimis bahwa utang ini akan mampu diselesaikan atau ditangani oleh pemerintahan Prabowo-Gibran,” ujar Direktur Pengembangan Big Data Indef Eko Listiyanto dalam diskusi bertema Warisan Utang untuk Pemerintahan Mendatang, Jakarta, Kamis (4/7).
“Ini menggambarkan betapa pegiat sosial media atau netizen merasa bahwa kondisi keuangan negara sudah terlalu buruk sehingga optimisme menipis,” tambahnya. {sumber}