Berita Golkar – Proyek pembangunan smelter oleh PT Kapuas Prima Coal (KPC) Tbk mendapat sorotan dari Komisi VII DPR RI. KPC dinilai merupakan industri pionir yang layak mendapat dukungan pemerintah dan dijadikan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
Anggota Komisi VII DPR RI Lamhot Sinaga mendorong agar PT Kapuas Prima Coal (KPC) Tbk mendapatkan atensi dari negara, khususnya agar kawasan industri smelter tersebut meraih status sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
Oleh karena, menurutnya, emiten dengan kode perdagangan ZINC ini merupakan satu-satunya industri pionir yang menjalankan dua smelter sekaligus, yaitu Smelter Timbal (Pb) dan Seng (Zinc).
“Ternyata KPC ini adalah salah satu industri yang sudah menjalankan program pemerintah dalam konteks hilirisasi, bahkan satu-satunya di Indonesia dan di ASEAN. Karena itu, saya kira KPC ini harus menjadi perhatian negara dan Komisi VII punya komitmen untuk mendorong KPC ini agar kemudian didorong menjadi kawasan industri PSN,” kata Lamhot seperti dikutip Parlementaria di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Kamis (4/7/2024).
Dalam konteks industrialisasi, menurut Lamhot, pemerintah terus mendorong industri lain seperti PT KPC ini. Di mana bahan mentah berupa bijih (ore) itu mengalami proses pemurniannya yang sudah masuk dalam hilirisasi.
Oleh sebab itu, dia mendorong industri lain di tambang tidak hanya melakukan eksploitasi lalu diekspor, tapi KPC ini sudah melakukan pemurnian dan pengolahan sampai dari ore nya itu menjadi Pb dan Zinc.
“Saya kira KPC ini harus menjadi perhatian negara dan Komisi VII punya komitmen untuk mendorong KPC ini agar kemudian didorong menjadi kawasan industri PSN,” kata Politisi Fraksi Partai Golkar ini.
Kunjungan Kerja Tim Komisi VII DPR RI telah melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke PT KPC, di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, dalam rangka meninjau langsung persoalan pembangunan smelter, khususnya smelter zinc (seng), di perusahaan anak bangsa tersebut.
Ketua Tim Komisi VII, Mukhtarudin, menilai PT KPC merupakan industri pionir yang merupakan pabrik smelter seng pertama di Indonesia, yang kini proses pembangunan pabriknya sudah mencapai kurang lebih 93 persen. “Alhamdulillah, Smelter Timbal (Pb) sudah produksi 100 persen, smelter zinc udah beroperasi 93 persen, sedang berproses. Ini merupakan industri pionir yang tentu kita dukung pengembangannya,” ujar Mukhtarudin.
Dalam paparan PT KPC Tbk kepada Komisi VII dan mitra terkait, ditemukan kendala bahwa belum optimalnya pembangunan smelter zinc tersebut dikarenakan masih terkendalanya lahan yang digunakan. Adapun lahan yang bisa diperluas untuk digunakan pembangunan smelter tersebut masih berstatus sebagai lahan perkebunan.
“Cuma solusinya industri ini harus dijadikan PSN. Sehingga, walaupun berada di kawasan hutan itu tidak akan menghambat produktivitas dan juga kawasan industrinya. Karena itu kami mendorong agar KPC ini menjadi PSN agar hilirisasi nya tetap berjalan dan bahkan produksinya bis akita dorong untuk ditingkatkan,” kata Lamhot. {sumber}