Berita Golkar – Bupati Luwu Utara, Hj. Indah Putri Indriani, S.IP., M.Si., menjadi salah satu bintang dalam perhelatan Asosiasi Pemerintahan Kabupaten Seluruh Indonesia, atau APKASI Otonomi Expo 2024 (Trade, Tourism & Invesment) yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), pada Rabu (10/7)-Jumat (12/7).
Penampilannya yang menarik dan luwes menyebabkan wanita pertama yang menjadi pemimpin daerah di wilayah Sulawesi Selatan ini, terus diburu wartawan berita maupun juru foto.
Ditemui di lokasi, wanita kelahiran 7 Februari 1977 ini banyak berbicara terkait sektor pariwisata, baik wisata alam maupun wisata budaya.
Politisi yang sebelumnya berprofesi sebagai akademisi itu mengatakan, Luwu Utara memiliki banyak potensi wisata yang dikembangkan. Antara lain, wisata alam, wisata budaya dan wisata religius.
“Di Luwu Utara kita mempunyai wisata alam, budaya dan religius. Wisata alam kita kembangkan di sana karena Luwu merupakan daerah pegungungan. Wisata religi kita kembangkan misalnya makam Datuk Patimang, salah satu penyebar agama Islam di Luwu, Sulawesi Selatan. Kemudian wisata budaya yaitu berupa tari-tarian khas daerah,” ujarnya.
Politisi Partai Golkar ini mengatakan, sektor pariwisata di Luwu Utara memang tidak sebesar sektor pertanian. Sektor pertanian – termasuk perkebunan – katanya, menempati posisi pertama, yaitu mencapai 50 persen dari produk domestik regional bruto (PDRB) yang terdiri dari sektor perkebunan mencapai 23 persen, perikanan (tangkap dan budidaya) sebesar 13 persen dan diikuti oleh tanaman pangan dan hortikultura.
Sosok yang mengaku sudah mendapat surat tugas dari DPP Partai Golkar untuk maju dalam Pilgub 2024 itu mengatakan, saat ini pihaknya sedang mengembangkan perkebunan sawit dan kakao. “Karena share perkebunan cukup besar maka kami sedang mengembangkan perkebunan sawit dan kakao,” katanya.
Tokoh yang pertama kali terjun di kancah politik sebagai Wakil Bupati Luwu Utara berpasangan dengan Arifin Junaidi pada periode 2010-2015 ini mengatakan, saat ini pihaknya sedang mengembangkan 4 pabrik kelapa sawit (refinery) untuk pembuatan margarine dan produk turunannya.
“Untuk pabrik kakao kita juga ada kerja sama dengan pihak ketiga. Karena itu akan kita dorong sehingga yang dijual bukan produk mentah. Kita ada produk stengah jadi misalnya cokelat dari bahan baku kakao,” ujarnya.
“Saat ini ada masalah kakao di Ghana dan Pantai Gading, jadi harganya sedang bagus-bagusnya. Karena itu, kita akan mendorong untuk melakukan ekspor,” tambah bupati hasil pemekaran dari Luwu pada tahun 2000 itu.
Ibu dua anak ini mengatakan, pihaknya terus mendorong dan mengembangkan sektor pariwisata karena sektor ini memiliki multiplier effeck.
“Kita akan terus mengembangkan pariwisata karena sektor ini berdampak terhadap sektor-sektor lain seperti restoran, atau rumah makan, maupun produk UMKM. Karena orang biasanya kalau berwisata juga ingin membeli oleh-oleh khas daerah tersebut,” pungkasnya. {sumber}