Belajar Dari Insiden Penembakan Trump, Dave Laksono Minta Paspampres Lebih Waspada

Berita Golkar – Insiden penembakan mantan Presiden Amerika Serikat ke-45 Donald Trump, memuat anggota DPR memberi tanggapan dan meminta paspampres lebih waspada. Dikutip Tuturpedia.com, Selasa (16/7/2024), hal ini disampaikan oleh Anggota Komisi I DPR, Dave Laksono.

Ia mengaku bersedih dan prihatin atas insiden yang terjadi pada Trump, padahal Trump merupakan calon terkuat yang maju di Pilpres Amerika mendatang.

“Suatu kejadian yang amat menyedihkan dan juga memprihatinkan di mana seorang mantan Presiden Amerika yang merupakan calon terkuat untuk maju di Pilpres Amerika nanti mendapatkan suatu musibah yaitu tertembak. Nah kan tapi syukur alhamdulillah puji Tuhan dia selamat,” ujar Dave Laksono.

Ia juga meminta paspampres untuk menjadikan insiden ini sebagai pelajaran sehingga dapat meningkatkan keamanan dan lebih waspada dengan adanya kekerasan serupa. Walaupun belum pernah terjadi sebelumnya semenjak zaman Presiden Soekarno (Bung Karno).

“Ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua, khususnya di paspampres untuk terus meningkatkan keamanan dan juga lebih waspada karena potensi kekerasan itu ada. Walaupun sejarahnya selama ini belum pernah ada lagi semenjak zaman Bung Karno,” lanjutnya.

Kendati demikian menurutnya, bukan hal yang tidak mungkin di saat ini di dunia terjadi peristiwa kekerasan tersebut. Sehingga ia meminta paspampres untuk waspada.

“Akan tetapi bukan hal itu bukan tidak mungkin di saat ini, di dunia yang segala macam semua itu bisa berubah. Dan juga masuknya influence dari negara asing atau budaya asing itu ada. Sehingga kemungkinan itu harus terus menjadi alasan untuk tetap waspada akan apapun yang bisa terjadi,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid pun ikut memberikan reaksi atas insiden penembakan yang terjadi pada Trump. Ia mengecam dan mengutuk keras insiden tersebut terlebih terjadi saat Trump menyampaikan pidato kampanye di hadapan banyak orang.

“Saya mengecam dan mengutuk keras kejadian penembakan mantan Presiden AS serta calon Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump,” kata Meutya, Minggu (14/7/2024).

Meutya mengecam aksi tersebut karena kekerasan politik dinilai dapat memberikan ancaman terhadap demokrasi yang tidak dapat ditoleransi dalam bentuk apa pun. Ia meminta semua pihak berani melawan segala bentuk kekerasan yang mengancam demokrasi.

“Kekerasan politik dalam bentuk apa pun tidak memiliki tempat di tengah masyarakat kita. Kita harus berani melawan segala bentuk kekerasan yang mengancam demokrasi,” ucap Ketua Komisi I DPR RI itu. {sumber}