Berita Golkar – Politisi senior Partai Golkar, H Ambas Syam berharap, tradisi Partai Golkar di pemilihan gubernur Sulawesi Selatan bisa terus dijaga. Menurutnya, Sulsel sebagai salah satu lumbung Golkar, harus mendorong kadernya untuk bertarung.
Mantan anggota DPRD Sulsel empat periode itu menegaskan, dengan 14 kursi yang dimiliki Golkar saat ini, kader partai sangat layak untuk maju sebagai calon gubernur. Apalagi menurut dia, Golkar memang tidak kekurangan kader potensial yang sudah teruji kemampuan kepemimpinannya.
Ambas menyebut nama-nama seperti Ketua DPD Golkar Sulsel sekaligus wali kota dua periode Parepare, Taufan Pawe, mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin (IAS), Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, serta Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani.
Keempat kader Golkar ini menurut Wakil Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel periode 2005-2010 ini tidak diragukan lagi kemampuannya. Dan mereka selama ini sangat aktif bekerja untuk menaikkan elektoralnya dan di setiap survei selalu menempati posisi yang bagus.
Dalam tradisi Golkar, mereka memang selalu mengusung kadernya sendiri di Pilgub Sulsel. Bahkan, mereka secara rutin menempatkan kadernya sebagai calon gubernur alias 01. Menurut Ambas, jika Golkar masih ingin terus mempertahankan label Sulsel sebagai lumbung suara dan mengembalikan kejayaan, maka tidak ada pilihan lain selain mengusung kader sendiri untuk menjadi calon gubernur atau calon wakil Gubernur Sulsel.
Pria kelahiran Bone, 25 Agustus 1952 ini juga memastikan, ini momentum terbaik. Alasannya, sangat jarang ada banyak kader Golkar yang secara bersamaan dianggap punya peluang bertarung dan memiliki survei yang bagus.
“Jadi, benar kata pengamat, akan mengherankan jika Golkar hanya menjadi penonton di Pilgub kali ini. Dan kita tentu berharap itu tidak benar-benar terjadi karena kita ingin tradisi mengusung kader itu bisa dipertahankan terus,” tegasnya Ketua DPD II Golkar Gowa itu.
Ambas Syam yang memulai karier politiknya sebagai pengurus Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), salah satu organisasi kepemudaan Partai Golkar, juga mengingatkan tentang pentingnya menghargai kader dan menempatkan mereka sebagai pilihan pertama.
“Kader adalah tulang punggung organisasi. Merekalah yang selama ini memperjuangkan partai di setiap pemilu. Karena itu, sepanjang mereka memiliki kapabilitas, mereka harus tetap dinomorsatukan. Itulah budaya partai yang bagus,” kata Wakil Sekretaris DPD I Partai Golkar Sulsel periode 2000-2005 itu. {sumber}