Berita Golkar – Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo menyambangi Desa Sekarsari, Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang. Dalam kesempatan tersebut, Firman Soebagyo melakukan inspeksi terhadap keberadaan irigasi teknis di Balai PSDA Seluna.
Dikutip redaksi Golkarpedia melalui keterangan video, Firman Soebagyo menyampaikan bahwa kondisi irigasi teknis di tempat ini mengalami kekeringan akibat musim kemarau. Ia juga menegaskan bahwa dalam kondisi kemarau di mana sumber air permukaan seperti sungai juga mengering, maka bantuan pompa tidak akan memiliki manfaat.
“Ini fakta, irigasi teknis ini nyaris kering, tidak ada airnya. Kalau kondisi seperti ini diberikan program pompa, lalu apa yang diharapkan dari program pompa ini? Karena faktanya airnya tidak ada. Padahal irigasi ini harusnya bisa salurkan air secara baik sampai ke tingkat primer, sekunder, dan tersiernya,” jelas anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo.
Ia pun meminta pemerintah turun tangan menyelesaikan persoalan yang menjadi masalah musiman bagi petani. Dalam pernyataannya, Firman juga mendesak pemerintah terlebih dahulu memetakan masalah para petani sebelum menggelontorkan program bantuan.
“Ini fakta yang terjadi dan saya pikir harus menjadi perhatian pemerintah. Program itu harus dilihat dan dipetakan masalah serta kebermanfaatannya untuk masyarakat,” singgung Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
Firman Soebagyo juga sempat berbincang dengan seorang petani tembakau bernama Gusti. Saat berdialog dengan Gusti, petani tembakau Firman Soebagyo sempat menanyakan apa yang dibutuhkan para petani. Pertanyaan Firman tersebut sekaligus menegaskan bagaimana cara mengatasi kebutuhan air untuk petani di saat musim kemarau.
“Ini kan ada program pemerintah untuk memberikan pompa air. Tapi yang tadi saya lihat, irigasi yang ada di sini itu irigasi teknis. Primer, sekunder, tersiernya sudah bagus, tapi kalau tidak ada banyunya (red-air) gimana? Lalu apa yang mas butuhkan sekarang ini?” tanya Firman Soebagyo.
“Kalau bisa air pak, paling penting itu air pak,” jawab Gusti.
Sebagai solusi, Firman Soebagyo mendorong pemerintah untuk mengalihkan program bantuan dari pengadaan pompa ke pembuatan sumur air dalam. Sehingga apabila musim kemarau mendera, petani masih mendapat pasokan air tanah dari dalam sumur.
“Untuk mengatasi ini, kita butuh sumur air dalam. Untuk mengangkat air dari dalam tanah ke irigasi. Sehingga di musim kemarau pun, irigasi teknis seperti ini akan teraliri air,” pungkas Firman Soebagyo. {redaksi}