Firman Soebagyo Dorong Kabupaten Rembang Jadi Sentra Penghasil Anggur di Indonesia

Oplus_0

Berita Golkar – Indonesia masih mengimpor buah anggur hingga 116 ribu ton atau setara dengan Rp 6,5 Triliun pada tahun 2023 kemarin.

Sri Haryati, Ketua Kelompok Tanaman Buah Sepanjang Tahun Dan Semusim Direktorat Buah Dan Florikultura Kementerian Pertanian menyampaikan data tersebut, saat pelatihan budidaya anggur di Hotel Pollos Rembang, hari Kamis (01 Agustus 2024).

Sri menyatakan peluang pasar anggur sangat terbuka. Apalagi Indonesia didukung iklim tropis, sehingga memungkinkan panen dua kali setahun.

“Anggur varian impor bisa tumbuh dan berkembang dengan baik di wilayah Indonesia. Hampir seluruh provinsi sudah ada penggiat-penggiat anggur. Total sudah terbentuk petani anggur 41 DPD di Indonesia, Kabupaten Rembang belum,” ungkap Sri.

Anggota DPRD Rembang, Anjar Krisniawan berpendapat pangsa pasar yang masih terbuka ini, harus ditunjang dengan regulasi dari pemerintah.

“Daripada impor, kalau petani bisa memenuhi pangsa pasar sendiri, kenapa tidak. Kalau dahulu, anggur identik dengan makanan orang kaya, sekarang di mana-mana, kerap dijumpai hidangan buah anggur,” terangnya.

Di Kab. Rembang Masih Minim

Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto mengakui jumlah tanaman anggur produktif di wilayahnya pada tahun 2023 mencapai 289, tapi menurun di tahun 2024 ini menjadi 159 batang.

“Dua tahun terakhir tidak ada perkembangan signifikan, ini menjadi tantangan kita semua. Lahan kita luas, padahal di kota besar, lahan sempit saja bisa berkembang,” kata Agus.

Sementara itu, anggota Komisi IV DPR RI, Firman Subagyo mendorong Kabupaten Rembang bisa menjadi sentra buah anggur di Indonesia. Apalagi penanaman maupun perawatan anggur tidak terlalu sulit dan bisa menjadi hiburan untuk ibu-ibu kelompok wanita tani (KWT).

“Daripada main judi online, mendingan buat beli bibit buah anggur. Saya ingin yuk mulai dari kita mewujudkan kampung anggur. Saya jadi anggota DPR dari rahim ibu seorang petani, saya ingin manfaat kembali ke petani,” tandasnya.

Firman merasa lega, karena belakangan ini di berbagai daerah sudah semakin banyak buah anggur hasil budidaya lokal. “Kalau dulu sering disuguhi anggur impor, tapi sekarang alhamdulillah anggur yang kita konsumsi hasil dari petani kita sendiri,” imbuh Firman.

Dalam pelatihan tersebut, Kementerian Pertanian menghadirkan pembudidaya anggur dari Semarang, Naf’an dan Muhammad Yusuf dari Sengkan Pamotan Rembang. {sumber}