DPP  

Simposium HUT Ke-60, Partai Golkar Bakal Undang Partai Komunis China Hingga Partai Demokrat Amerika

Berita GolkarKetua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto pada tahun ini berencana menggelar simposium politik internasional sebagai rangkaian peringatan HUT Ke-60 Partai Golkar, yang nantinya bakal mengundang partai-partai politik (parpol) dari berbagai negara yakni antara lain China, Rusia, dan Amerika Serikat.

Airlangga saat memberikan sambutan pada puncak peringatan HUT ke-46 Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) di Jakarta Jumat malam mengatakan, dalam daftar partai yang bakal diundang Golkar, beberapa di antaranya Partai Komunis China (CCP), United Russia – partai terbesar di Rusia dan pendukung utama Presiden Rusia Vladimir Putin, kemudian Partai Demokrat Amerika Serikat.

“Kami akan menggelar simposium partai politik secara internasional, (acara, red) dipimpin saudara Dave Laksono,” katanya.

Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) merupakan organisasi sayap Partai Golkar. Dalam kepengurusan organisasi itu, Airlangga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina DPP AMPI. Organisasi itu saat ini dipimpin oleh Jerry Sambuaga, kader Golkar yang juga wakil menteri perdagangan.

“Kami akan mengundang LDP (Partai Demokrat Liberal Jepang), Partai Komunis China, United Russia, Partai Demokrat Amerika Serikat, partai di Singapura, dan banyak partai (dari luar negeri lainnya red.),” kata Airlangga menyebut beberapa partai yang bakal diundang sebagai pembicara simposium.

Airlangga menjelaskan lebih lanjut, wacana mengundang perwakilan partai-partai itu merupakan cara Golkar ambil bagian dalam praktik politik bebas aktif, sekaligus upaya meningkatkan hubungan Indonesia dan negara-negara mitra.

“Partai Golkar akan mewarnai dan Partai Golkar punya hubungan baik dengan partai-partai di luar negeri. Hubungan itu bukan hanya antarnegara, antarpemerintahan, tetapi antarpartai,“ kata Airlangga.

Dia menambahkan, Al Gore, wakil presiden AS periode 1993-2001, rencananya juga akan diundang sebagai pembicara dalam simposium itu. Al Gore, selain dikenal sebagai pebisnis dan politikus, juga seorang aktivis lingkungan dan penerima Penghargaan Nobel Perdamaian bersama Intergovernmental Panel on Climate Change pada 2007. Anugerah Nobel itu diberikan karena advokasi Al Gore terhadap isu-isu lingkungan dan perubahan iklim.

Kemudian, Airlangga menyebut isu lain yang akan turut dibahas dalam simposium itu ialah terkait kecerdasan buatan (AI), juga pengalaman Indonesia bersama negara-negara ASEAN dan Indo-Pasifik menjaga stabilitas di kawasan.

“Satu-satunya kawasan yang bisa menjaga ketertiban, keamanan, dan kesejahteraan, yaitu ASEAN dan Indo-Pasifik. Bukan karena kita punya senjata besar dan banyak, tetapi karena kekuatan soft power dan leadership Indonesia di kancah global,“ kata Airlangga. {sumber}