DPD 1  

Sugawa Korry Tegaskan DPD I Partai Golkar Bali Dukung Bahlil Lahadalia Ketum Partai Golkar

Berita Golkar – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Golkar Provinsi Bali mendukung Bahlil Lahadalia menjadi ketua umum Partai Golkar periode 2024-2029. DPD Golkar Bali sudah menyampaikan dukungannya tersebut ke DPP Partai Golkar.

“(DPD Golkar) Bali sudah memberikan dukungan (pada) satu nama aja, sudah kami berikan (ke DPP Partai Golkar),” kata Ketua DPD Partai Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry, di Denpasar, Rabu, 14 Agustus 2024.

“Iya, Pak Bahlil lah sudah,” kata Sugara Korry saat dikonfirmasi ihwal nama yang diusung oleh DPD Golkar Bali sebagai ketua umum Partai Golkar.

Ia mengatakan kader Golkar di Bali memilih Bahlil Lahadalia sebagai ketua umum karena Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal itu memiliki kapasitas dan kepemimpinan yang baik. Alasan lainnya, kata Sugara Korry,  akan disampaikan saat sesi penyampaian pandangan dalam musyawarah nasional Partai Golkar.

Partai Golkar akan menggelar musyawarah nasional (munas) pada 20 Agustus mendatang. Munas ini digelar lebih awal karena Airlangga Hartarto mundur dari jabatan ketua umum Partai Golkar, Sabtu pekan lalu.

Sejumlah pengurus Golkar menceritakan alasan pengunduran diri Airlangga, di antaranya karena mendapat ancaman mengenai kasus korupsi minyak sawit mentah atau CPO yang tengah diusut oleh Kejaksaan Agung.

Ancaman itu seperti, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu akan kembali diperiksa di kasus tersebut hingga rumah dinasnya di kawasan Widya Chandra, Jakarta Selatan akan digeledah. Airlangga pernah menjadi saksi dalam perkara tersebut, tahun lalu.

Kemarin, DPP Partai Golkar menggelar rapat pleno. Hasil rapat pleno itu memutuskan Agus Gumiwang Kartasasmita sebagai Pelaksana tugas ketua umum Partai Golkar. Meski menjabat pelaksana tugas ketua umum, Agus memastikan tak akan ikut bertarung di pemilihan ketua umum Golkar dalam munas, pekan depan.

Sugara Korry memaklumi keputusan Airlangga mundur dari jabatan ketua umum Golkar. “Kami memaklumi keputusan Pak Airlangga itu diambil karena beliau memikirkan kepentingan Golkar yang lebih besar. Kami tetap menaruh hormat kepada beliau sebagai orang yang berjuang di Golkar selama lima tahun, tapi kami tidak mempermasalahkan kenapa beliau mundur,” katanya. {sumber}