Berita Golkar – Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad, berencana menurunkan tarif tiket kapal feri Singapura-Kepri yang harganya naik dua kali lipat sejak 2022. Demi menarik lebih banyak wisatawan mancanegara dan meningkatkan daya saing pariwisata.
Ansar menyatakan telah intensif berkomunikasi dengan Kementerian Perhubungan mengenai tarif tiket kapal feri yang tinggi. “Kami akan kejar urusan tiket kapal. Kami sudah komunikasi terus dengan Kementerian Perhubungan, kalau mereka tidak bisa putuskan, maka nanti kami yang putuskan,” kata Ansar, usai mengikuti Kepri Tourism Forum, pada Kamis, 22 Agustus 2024, kemarin.
Menurutnya, jika kementerian tidak segera memutuskan, pihaknya akan mengambil langkah untuk menurunkan tarif tiket kapal feri, mirip dengan kebijakan yang diterapkan selama pandemi COVID-19.
“Saya akan memaksa penurunan tarif seperti yang kami lakukan selama COVID-19, namun kami akan melakukan perhitungan terlebih dahulu,” tambah Ansar.
Ansar juga menyoroti perlunya penyesuaian tarif tiket pesawat serta regulasi kebijakan visa on arrival dengan skema visa kunjungan singkat di Kepri, yang masih dalam proses pengesahan menjadi peraturan pemerintah.
“Kami akan terus mengejar ke Mensesneg, meskipun skemanya sudah dijelaskan, kami belum berani mengumumkan karena masih dalam proses,” jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno, menetapkan target kunjungan wisman ke Kepri sebanyak 3 juta pada tahun 2024. Namun, hingga Juni 2024, jumlah kunjungan baru mencapai 763.406.
Ansar mengakui bahwa pencapaian target tersebut sulit terwujud tanpa adanya relaksasi visa dan tarif tiket kapal yang tidak terjangkau.
“Kami telah meminta Menteri Sandiaga untuk merevisi target kunjungan wisman. Dari perhitungan kami, kemungkinan besar kunjungan wisman tahun ini hanya akan mencapai 1,8 hingga 1,9 juta,” ungkap Ansar.
Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Guntur Sakti, menambahkan tingginya harga tiket kapal feri Batam-Singapura berdampak signifikan pada sektor pariwisata.
Guntur menekankan masalah utama dalam sektor ini adalah aksesibilitas, termasuk harga tiket dan masalah keimigrasian. Kenaikan harga tiket feri yang tinggi membuat biaya perjalanan menjadi tidak terjangkau bagi wisatawan.
“Masalah aksesibilitas ini menjadikan ekosistem pariwisata kita kurang kompetitif dibandingkan dengan negara tetangga yang semakin agresif dalam merebut pangsa pasar turis,” kata Guntur.
Mengapa Harga Tiket Feri Melambung
Perusahaan pelayaran kapal rute Batam-Singapura mengklaim harga tiket naik karena beban operasional bertambah. Dipicu harga minyak dunia dan biaya pelabuhan.
Agen Majestic Fast Ferry, Victor, memaparkan rincian komponen biaya yang menyebabkan kenaikan tarif tiket kapal rute Batam-Singapura dalam Forum Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) di Marketing Center BP Batam, Selasa (11/6/2024).
Victor menjelaskan pascapandemi Covid-19, tarif tiket feri naik menjadi Rp760 ribu untuk pergi-pulang. Kenaikan ini tidak hanya disebabkan oleh peningkatan pajak pelabuhan di Singapura dan Batam, tetapi juga oleh faktor biaya operasional lainnya.
Pajak pelabuhan di Singapura naik dari SGD7 menjadi SGD10, sementara di Batam naik dari Rp65 ribu menjadi Rp100 ribu. Biaya agen pelayaran di Pelabuhan Batam berkisar antara Rp50 ribu hingga Rp60 ribu. “Jika ditotal, tarif tiket sekali jalan menjadi sekitar Rp240 ribu,” kata Victor.
Selain itu, kenaikan harga bahan bakar berdasarkan harga minyak dunia dan onderdil juga mempengaruhi kenaikan tarif. Meski harga minyak dunia sudah menurun, biaya onderdil, termasuk plat aluminium dan besi, tetap tinggi.
Dari harga tiket Rp760.000 untuk pergi-pulang, ia mengklaim perusahaan hanya mengantongi pendapatan bersih sekitar Rp470.000. “Belum termasuk biaya operasional, seperti onderil dan yang lain. Dengan investasi sebesar ini, kami bisa bilang ini sebenarnya bukan bisnis yang sangat menguntungkan,” ujar Victor.
Victor menambahkan jumlah penumpang feri Batam-Singapura saat ini masih jauh dari kondisi sebelum pandemi. Pada 2019, rata-rata feri Majestic di rute Batam Center-Harbour Front dapat mengangkut 120 penumpang per trip, namun sekarang hanya sekitar 75 penumpang per trip.
Sementara itu, feri dari Sekupang yang sebelumnya mengangkut 70 penumpang per trip, kini hanya 29 penumpang per trip.
Di sisi lain, Victor menyebutkan tarif feri ke Malaysia tidak mengalami kenaikan signifikan karena perbedaan beban operasional dan nilai investasi kapal.
“Kalau dibandingkan dengan ke Malaysia tentu beban operasional dan nilai investasi kapal jauh berbeda. Makanya pelayaran ke Malaysia hanya naik sedikit,” tambah Victor.
Harga tiket kapal Batam-Singapura naik sejak April 2022. Kini, tiket pergi-pulang untuk pemegang paspor negara lain Rp915.000, naik tajam dari sebelumnya sekitar Rp600.000. Untuk pemegang paspor Indonesia harganya Rp760.000, sebelumnya lebih kurang Rp400.000.
Harga tiket yang melambung ini menuai polemik. Turis Singapura menyatakan harga tiket Rp915.000 untuk ke Batam amat mahal dan tak masuk akal. KPPU sudah menyelidiki kenaikan harga tiket kapal rute Batam-Singapura. Mereka menduga ada praktik kartel yang mengatur harga. {sumber}